Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan, BRI Fokus Terapkan Prinsip ESG

Sustainable finance jadi perhatian utama investor

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menerapkan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) untuk meneruskan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Menurutnya, keberlanjutan bisnis berdasarkan ESG atau sustainable finance menjadi salah satu perhatian utama investor untuk berinvestasi di korporasi besar, termasuk di BRI pada saat ini.

1. Sebanyak 64,6 persen aset BRI merupakan aset dengan penerapan prinsip ESG

Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan, BRI Fokus Terapkan Prinsip ESGDirektur Utama BRI Sunarso. (Dok. BRI)

Lebih lanjut Sunarso menjelaskan, ESG menjadi komitmen perseroan dalam strategi transformasi BRI yang saat ini terus berlanjut. Berlandaskan blueprint BRIVolution 2.0, Sunarso menyebutkan komitmen BRI dalam meningkatkan prinsip ESG terus dilakukan.

“Kami juga harus menyesuaikan organisasi supaya menunjukkan komitmen dan concern terhadap ESG. Untuk itu, BRI akan segera membentuk unit kerja khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan ESG itu. Ini adalah bagian-bagian transformasi,” kata Sunarso (28/12/2021).

Ia memaparkan, komitmen dalam penerapan ESG dalam operasional bisnis tecermin dari komposisi aset yang dimiliki BRI. Hingga kuartal III-2021, sebanyak 64,6 persen atau setara Rp588,6 triliun aset BRI merupakan aset dengan penerapan prinsip ESG.

Baca Juga: Lakukan Transformasi, Dirut BRI Ungkapkan Visi Pengembangan BRI Group 

2. Transformasi juga diupayakan hingga ke anak perusahaan BRI

Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan, BRI Fokus Terapkan Prinsip ESGKomitmen dalam pemberdayaan UMKM, BRI kembali menggelar agenda bulanan Bazar Klaster Mantriku di Kantor Pusat BRI Jakarta pada Jumat (12/11). (Dok. BRI)

Di samping itu, transformasi ini juga terus diupayakan hingga ke perusahaan anak BRI. Transformasi tersebut, kata Sunarso, bertujuan untuk meningkatkan fungsi dalam rangka value creation terhadap BRI Group.

Transformasi di sembilan anak perusahaan ini juga mendorong pemetaan risiko atau spreading risk yang lebih optimal. Dengan begitu, BRI bisa meneruskan pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk mencapai visi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion pada 2025.

Sunarso menilai bahwa transformasi yang dijalankan sejak 2016 ini menimbulkan berbagai implikasi positif bagi BRI dan seluruh stakeholder. Dari segi profitabilitas, BRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 45 persen year on year (yoy) menjadi Rp20,4 triliun per kuartal III 2021.

3. Digitalisasi penyaluran kredit yang fokus di segmen mikro

Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan, BRI Fokus Terapkan Prinsip ESGPelaku UMKM. (Dok. BRI)

Selain itu, upaya transformasi ini juga sukses memitigasi adanya krisis COVID-19 melalui digitalisasi penyaluran kredit yang fokus di segmen mikro. Diketahui, BRI mengubah sistem Loan Approval System (LAS) yang didigitalisasi melalui sistem BRISPOT.

Transformasi tersebut terbukti mampu mengurangi kontak langsung antara insan BRILian (Pekerja BRI) dengan nasabah sehingga proses approval dapat berjalan secara efektif, cepat, dan aman.

“Bayangkan kalau selama pandemik ini kami tidak sempat mentransformasi cara kita memproses bisnis terutama di backbone, itu di Mikro. Maka patut kita panjatkan syukur, untung waktu itu kita digitalisasi proses kredit kita di mikro. Kalau tidak, kita tidak akan mengalami pertumbuhan seperti sekarang ini,” ujarnya.

Pihaknya juga mengungkapkan, pandemik membuat seluruh pertumbuhan kredit di industri perbankan melemah. Namun, kredit di segmen UMKM BRI mampu tumbuh 12,5 persen year on year (yoy).

Sunarso menilai hal itu berkat kegigihan para Insan BRILian, digitalisasi proses bisnis, dan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap operasional bisnis BRI. (WEB)

Baca Juga: Dorong Industri Petrokimia, BRI Kerja Sama dengan Chandra Asri

Topik:

  • Ezri T Suro
  • Ridho Fauzan

Berita Terkini Lainnya