Kuartal III 2021, BRI Catat Kinerja Keuangan Positif

Kredit UMKM tumbuh 12,50 persen, laba Rp19,07 triliun

Jakarta, IDN Times - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil membukukan kinerja positif hingga akhir kuartal III Tahun 2021 dengan meraup laba Rp19,07 triliun. Diketahui, keuntungan ini naik 34,74 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Dalam kesempatan jumpa pers yang dilakukan secara daring di Jakarta (27/10/2021), Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan sinyal positif kinerja konsolidasian BRI itu tecermin dari penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen year on year (yoy).

“Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21 persen,” jelas Sunarso.

1. Penyaluran kredit segmen UMKM tumbuh 12,50 persen

Kuartal III 2021, BRI Catat Kinerja Keuangan PositifDirektur Utama BRI Sunarso. (Dok. BRI)

Lebih lanjut Sunarso mengungkapkan, salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI adalah penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50 persen yoy atau mencapai Rp848,60 triliun pada akhir September 2021.

Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI pun meningkat dari semula 80,65 persen pada akhir September 2020 menjadi 82,67 persen pada akhir September 2021.

“Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada kuartal III 2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi Holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM, di samping pemulihan kondisi ekonomi akibat kian melandainya pandemik,” ujar Sunarso.

Baca Juga: Lakukan Transformasi, Dirut BRI Ungkapkan Visi Pengembangan BRI Group 

2. Rincian penyaluran kredit mikro BRI

Kuartal III 2021, BRI Catat Kinerja Keuangan PositifBRI terus menyalurkan kredit mikro yang terdiri atas KUR, Kupedes, dan Briguna Mikro. (Dok. BRI)

Apabila dirinci per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp236,77 triliun dan kredit korporasi Rp177,83 triliun. 

BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tercermin dari rasio NPL BRI yang manageable di kisaran 3,28 persen pada akhir kuartal III 2021 dengan NPL Coverage mencapai 252,94 persen.

3. Aset perseroan terus meningkat

Kuartal III 2021, BRI Catat Kinerja Keuangan PositifJajaran pimpinan BRI. (Dok. BRI)

Dari sisi liabilities, Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh positif menjadi sebesar Rp1.135,31 triliun. Tabungan tercatat mendominasi DPK BRI dengan total mencapai Rp470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen yoy. 

Proporsi dana murah (CASA) BRI pun terus merangkak naik, di mana pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02 persen. 

“Keberhasilan perseroan dalam meningkatkan proporsi dana murah membuat biaya dana atau Cost of Fund (COF) BRI terus menurun, Hingga akhir September 2021 COF BRI tercatat 2,14 persen, lebih rendah dibandingkan COF BRI pada September 2020 sebesar 3,45 persen,” imbuh Sunarso.

Solidnya kinerja BRI dari sisi penyaluran kredit dan pendanaan membuat aset perseroan terus tumbuh. Hingga akhir kuartal III BRI mencatatkan aset sebesar Rp1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy. 

“Ini merupakan buah dari hasil strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya akibat pandemik,” ujarnya.

4. Pelaku UMKM kembali optimistis

Kuartal III 2021, BRI Catat Kinerja Keuangan PositifIlustrasi pelaku UMKM (Dok. Bank BRI)

Dalam kesempatan yang sama, Sunarso juga menyampaikan hasil riset Indeks Bisnis UMKM pada Kuartal III 2021. Indeks Bisnis UMKM, yang sebelumnya bernama BRI Micro & SME Index (BMSI), merupakan indeks pertama yang merekam kondisi UMKM secara rutin di Indonesia. Melalui indeks ini, bisa diketahui kinerja pelaku UMKM pada kuartal tertentu, dan ekspektasi mereka dalam kurun waktu tiga bulan ke depan.

Hasil Survei Aktivitas Bisnis UMKM pada Q3 2021 tercatat menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kasus COVID-19 akibat second wave pada periode Juni dan Juli lalu. 

Pemberlakuan PPKM Mikro Darurat juga sempat menyebabkan aktivitas dan omset usaha menurun. Hal ini pun berdampak pada indikator kegiatan usaha lainnya seperti pemesanan dan persediaan barang input serta penggunaan tenaga kerja yang ikut menurun.

“Namun, pelaku UMKM kembali sangat optimis menyongsong Kuartal IV 2021 karena pandemik semakin terkendali, disertai dengan relaksasi PPKM Mikro dan pembukaan kembali kegiatan usaha. Hal tersebut tergambar dalam ekspektasi Indeks Bisnis UMKM yang naik signifikan 49,8 persen ke level 132,0,” ujar Sunarso.

5. Pelaku UMKM dinilai cukup kuat bertahan

Kuartal III 2021, BRI Catat Kinerja Keuangan PositifDengan tema campaign “Brilian Sahabat UMKM”, BRI menghadirkan beberapa klaster usaha binaan di area taman Kantor Pusat BRI, Jumat (10/9/2021). (Dok. BRI) 

Hasil riset ini juga menunjukkan fakta bahwa meskipun sangat terdampak pandemik, namun pelaku UMKM dinilai cukup kuat bertahan dan resilien terhadap krisis yang terjadi.

Tercatat hanya 20 persen pelaku UMKM yang pernah berhenti beroperasi selama periode pandemik pada Maret 2020 hingga September 2021. 

Sementara sisanya yakni sebesar 80 persen UMKM terus bertahan dan menjalankan bisnisnya di tengah kondisi yang menantang. (WEB)

Baca Juga: Cari Sumber Pertumbuhan Baru, BRI Siapkan Roadmap Pemberdayaan UMKM

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya