Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional, BRI Turunkan Suku Bunga Acuan

BRI terus me-review suku bunga secara berkala

Jakarta, IDN Times -  Guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan yang diikuti oleh perbankan nasional lainnya termasuk Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI diketahui terus melakukan transmisi penurunan suku bunga kredit. 

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan bahwa sepanjang  2020 BRI menurunkan 75 bps – 150 bps. Bahkan khusus untuk restrukturisasi keringanan suku bunga, BRI menurunkan antara 300 bps – 500 bps.

1. BRI terus meninjau suku bunga secara berkala

Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional, BRI Turunkan Suku Bunga AcuanIlustrasi suku bunga (IDN Times/Umi Kalsum)

Lebih lanjut Aestika menjelaskan, penurunan suku bunga ini salah satunya disebabkan penurunan biaya dana (cost of fund) di mana hingga akhir Desember 2020 COF BRI tercatat 3,22 persen atau turun 36 basis point dibandingkan dengan COF BRI pada akhir Desember 2019. 

Menurutnya, BRI terus melakukan review suku bunga secara berkala dan membuka ruang penurunan suku bunga. 

“Tahun ini kami proyeksikan akan dilakukan penurunan suku bunga sebesar 25 bps mengikuti penurunan BI 7 Days Repo Rate,” ujar Aestika dalam keterangan resmi.

Baca Juga: Restrukturisasi Kredit BRI Turun, Tanda Perekonomian Berangsur Pulih

2. Fokus meningkatkan daya beli masyarakat

Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional, BRI Turunkan Suku Bunga AcuanIlustrasi pasar tradisional. (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Ia juga menjelaskan bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan kredit, penurunan suku bunga pinjaman bukan menjadi satu-satunya variabel. Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. 

Oleh karena itu, BRI berkomitmen terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam kaitannya penyaluran berbagai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal ini bertujuan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat yang pada ujungnya diharapkan mampu mengerek demand kredit nasional.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso juga sempat melontarkan hal yang senada. Ia mengungkapkan bahwa permintaan kredit dapat terkerek apabila konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat meningkat. 

“Pertumbuhan kredit dipengaruhi secara signifikan oleh variabel konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. Oleh karenanya sudah sangat tepat dalam kondisi pandemik ini pemerintah mengeluarkan berbagai stimulus langsung kepada masyarakat,” ujarnya.

3. Optimalisasi usaha mikro di berbagai daerah

Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional, BRI Turunkan Suku Bunga AcuanMantri BRI bertemu para pelaku UMKM di pasar (Dok. Bank BRI)

BRI terus fokus melakukan pendampingan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tengah berjuang untuk bangkit di tengah pandemik. Hal ini juga merupakan upaya BRI sebagai partner strategis pemerintah agar bisa meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat.  

BRI menerjunkan para mantri ke berbagai daerah di Indonesia, untuk memberikan pendampingan bagi para pelaku wirausaha kecil. Mantri BRI juga memiliki peranan penting dalam kaitannya akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hingga akhir Desember 2020, tercatat BRI merestrukturisasi pinjaman senilai Rp186,6 triliun kepada lebih dari 2,83 juta debitur. 

Selain itu, BRI juga tercatat menyalurkan Rp18,6 triliun dana Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) kepada 7,7 juta debitur di seluruh Indonesia. Dana BPUM yang disalurkan BRI setara 65,2 persen dari total pagu BPUM yang disediakan yakni Rp28,3 triliun untuk 11,8 juta debitur. (CSC)

Baca Juga: Suka Duka Jadi Mantri BRI di Daerah Pelosok Indonesia 

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya