Begini Cara BRI Kembangkan Sektor Keuangan Mikro dan UKM Indonesia

Gelar BRI Microfinance Outlook 2021

Jakarta, IDN Times – Lembaga Keuangan Mikro (LKM) menjadi salah satu solusi untuk memulihkan dan mendorong kembali pertumbuhan ekonomi saat ini. Peran LKM menjadi penting, terutama di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat pandemik COVID-19.

Sebagai lembaga keuangan yang menjadi pelopor Program Microfinance di Indonesia, BRI terus berupaya selalu merawat dan mengembangkan kondisi industri keuangan mikro. Karena itu, BRI Research Institute didukung penuh oleh BRI menggelar “BRI Microfinance Outlook 2021” di Jakarta, Rabu (28/4/2021). 

Kegiatan yang mengambil tema Adapting Through Innovation & Synergy ini dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, dan Direktur Utama BRI Sunarso. 

BRI Microfinance Outlook 2021 merupakan salah satu wadah dan bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah ketidakpastian ekonomi. Dukungan BRI terhadap UMKM tidak akan berkurang, terlebih berdasarkan data terkini semakin terlihat bahwa peran UMKM begitu besar terhadap perekonomian nasional.

1. Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia setara dengan Rp8.000 triliun

Begini Cara BRI Kembangkan Sektor Keuangan Mikro dan UKM IndonesiaDirektur Utama BRI Sunarso. (Dok. BRI)

Data Kemenkop UKM per 2018 menunjukkan, jumlah pelaku usaha mikro di Indonesia ada sekitar 62 juta. Kemudian, ada 757 ribu pelaku usaha kecil, 58,6 ribu usaha menengah, dan 5,5 ribu korporasi. Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai lebih dari 62 persen, setara dengan Rp8.000 triliun. 

Dalam pidatonya pada acara tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan harapan agar penyelenggaraan BRI Microfinance Outlook 2021 mampu memberi kontribusi nyata bagi perkembangan dunia microfinance sepanjang tahun ini.

“Hubungan erat dan kerja sama dengan para stakeholders baik regional, nasional, dan global, sangat diharapkan BRI untuk memajukan perkembangan microfinance dan pemberdayaan UMKM di Indonesia dalam sebuah ekosistem yang bersinergi. Dukungan dan kolaborasi yang luar biasa ini sangat kita butuhkan, untuk bisa memperkaya wawasan kita untuk terus menumbuhkembangkan UMKM agar tidak terjebak kalau mikro tetap mikro (atau bisa naik kelas) dan bisa mengembangkan serta mendapatkan sumber pertumbuhan baru dari level-level di bawahnya,” ujar Sunarso.

Baca Juga: Kesetaraan Gender Akan Meningkatkan Kinerja BRI dan UMKM Indonesia

2. Kondisi ekonomi Indonesia terus berlanjut pada kuartal II 2021

Begini Cara BRI Kembangkan Sektor Keuangan Mikro dan UKM IndonesiaIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury mengungkapkan bahwa perbaikan kondisi ekonomi Indonesia terus berlanjut pada kuartal II 2021. Hal ini terlihat dari terjadinya peningkatan permintaan pasokan listrik rumah tangga di Indonesia. Kondisi ini harus dipertahankan dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

Pahala menyebut, pada tahun ini Kementerian BUMN fokus memberi dukungan pada hal pemenuhan kebutuhan infrastruktur, pendanaan, serta akses pasar untuk pengembangan dan pemulihan UMKM. Dukungan ini diberikan baik melalui kebijakan dan aksi-aksi korporasi yang dilakukan maupun integrasi antar BUMN-BUMN eksisting agar semakin berdaya guna untuk kemajuan UMKM.

“Kami berusaha untuk membangun digital platform dan digital services bagi UMKM. Dari segi pendanaan atau pembiayaan, salah satu inisiatif utama yang kita lakukan terkait dengan usaha Ultra Mikro (UMi) adalah bagaimana kita bisa melakukan konsolidasi BUMN untuk mendukung ekosistem ultra mikro, karena memang jumlah ultra mikro yang saat ini masih membutuhkan dana dan belum mendapatkan dana kurang lebih masih 80 persen,” ujarnya.

“Kami berharap dengan konsolidasi BUMN tersebut bisa mendukung ekosistem UMi dan kita bisa melakukan pemberdayaan serta peningkatan kapabilitas, pendalaman produk finansial bukan hanya mengenai pembiayaan saja tetapi juga tentunya saving, asuransi, dan lain sebagainya. Selain itu, nantinya jika usaha ultra mikro ini mau naik kelas ke level mikro misalnya, ini bisa kita lakukan,” tambah Pahala.

3. Perlu pembinaan agar UMKM bisa berproduksi lebih baik dan kualitasnya lebih bagus

Begini Cara BRI Kembangkan Sektor Keuangan Mikro dan UKM IndonesiaProduk BRI UMKM EXPO[RT] BRILIANPRENEUR 2020. Dok: BRI

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan bahwa terkait UMKM ada hal-hal yang mesti dilakukan seluruh pemangku kepentingan karena pembiayaan saja tidak cukup. 

“Perlu pembinaan agar UMKM bisa berproduksi lebih baik dan kualitasnya lebih bagus. Selain itu, juga diperlukan channeling penjualan dan ekosistem yang lengkap,” ungkap Wimboh.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang hadir memberikan keynote speech dalam acara tersebut pun mengungkapkan saat ini pemerintah terus berupaya mengembangkan UMKM termasuk melahirkan wirausahawan. 

“Terima kasih, acara ini bagus sekali, BRI memang jagoannya UMKM. Karena itu, wajar banyak pujian dari dunia internasional untuk BRI sebagai bank besar,” ungkapnya.

Lebih lanjut Teten mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah tengah berupaya melahirkan wirausaha-wirausaha baru, baik existing maupun yang masih merintis. 

“Target kita tahun 2024 bisa 4 persen. Kalau didukung dengan ekosistem pembiayaan, ekosistem kewirausahaan, dan kita fokus menargetkan UMKM yang mendampingi, masukkan ke inkubasi, saya kira target itu bisa tercapai,” jelas Teten.

4. BRI Microfinance Outlook 2021 menyajikan dua sesi webinar

Begini Cara BRI Kembangkan Sektor Keuangan Mikro dan UKM IndonesiaBRI menggelar BRI Microfinance Outlook 2021 di Jakarta, Rabu (28/4/2021). (Dok. BRI)

Acara yang terselenggara dalam format hybrid webinar ini total menyajikan dua sesi dengan sub-tema Empowering Sustainable Microfinance & It’s Ecosystem, dan Boosting Innovation for Synergy in Microfinance. Pada sesi satu, narasumber yang hadir adalah Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, Adjunct Lecturer Harvard Kennedy School Cambridge USA Dr Jay Rosengard, Sosiolog Universitas Indonesia Dr. Imam Prasojo, Representatif McKinsey and Company Prateek Bhargava, dan Senior Executive Analyst OJK Dr. Roberto Akyuwen.

Pada sesi kedua webinar, pembicara yang hadir adalah Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, Representatif Cornell University, Prof. Iwan Jaya Azis, Bupati Kulon Progo H. Sutedjo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Fintech Lending Indonesia dan CEO Dompet Sunu Widyatmoko, serta Chief Economist BRI dan Direktur BRI Research Institute Dr. Anton Hendranata.

5. BRI Microfinance Outlook 2021 jadi ajang peluncuran platform pemberdayaan digital

Begini Cara BRI Kembangkan Sektor Keuangan Mikro dan UKM IndonesiaBRI menggelar BRI Microfinance Outlook 2021 di Jakarta, Rabu (28/4/2021). (Dok. BRI)

Selain berisi dua sesi webinar, BRI Microfinance Outlook 2021 juga menjadi ajang pemaparan BRI Micro & SME Index (BMSI) Q1-2021, peluncuran sebuah platform pemberdayaan digital yang dikembangkan Bank BRI untuk pelaku UMKM Indonesia, yakni LinkUMKM, serta Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Microfinance Indonesia. 

Kemunculan produk dan lembaga baru ini diharapkan bisa meningkatkan kapasitas seluruh pemangku kebijakan untuk lebih optimal memberdayakan UMKM, dan menciptakan lebih banyak lagi pelaku usaha yang naik kelas. (WEB)

Baca Juga: BRI Luncurkan BRI Micro & SME Index sebagai Acuan Pengembangan UMKM

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya