BRI Bantu Pelaku UMKM Bangkit Melalui Pinjaman ‘Kupedes Bangkit’ 

Memberikan tambahan modal usaha di masa new normal

Jakarta, IDN Times – Salah satu pelaku UMKM asal Kedaloman Tanggamus, Lampung, Novi Marsella Yacob (44), berikhtiar untuk kembali bangkit pasca usahanya tertekan dampak pandemik. 

1. Strategi Novi menjajakan barang dagangannya di masa pandemik

BRI Bantu Pelaku UMKM Bangkit Melalui Pinjaman ‘Kupedes Bangkit’ IDN Times/BRI

Novi berdagang alat-alat rumah tangga mulai dari furnitur jati hingga peralatan elektronik, seperti meja-kursi, kompor, blender, hingga kulkas. Ia menjual dagangannya di pasar dan melayani pesanan secara online melalui gawai. Novi menyiasati lesunya penjualan dengan berdagang keliling menggunakan mobil alias door to door

“Kalau masalah pandemik ini ya, menurunnya itu sekitar 30 persen. Ya biasanya kulkas laku 5 dalam beberapa hari, saat itu dalam 2 minggu belum laku. Kita kerja sama juga dengan reseller, ya saling bahu-membahu, karena daya beli turun. Kalau tidak kita samperin, terus nggak pintar berdialog, artinya kalau saya tidak door to door itu penjualan menjadi vakum saja,” ujar Novi.

Meski tidak setiap hari keliling berjualan, Novi menyadari langkah aktif jemput bola memasarkan produk secara door to door mampu menahan sepinya transaksi daripada hanya menunggu permintaan dari konsumen via gawai.

2. Novi ‘memutar otak’ agar bisa bertahan dengan mengambil peluang berdagang beras

BRI Bantu Pelaku UMKM Bangkit Melalui Pinjaman ‘Kupedes Bangkit’ Pixabay/allybally4b

Pada awal Ramadan lalu, ketika aktivitas fisik dibatasi akibat pandemik corona, Novi mendapat tawaran dari tetangganya untuk berbisnis jualan beras. Inisiatif ini ditempuh Novi karena penghasilan turun, di satu sisi ia memiliki beban finansial.

Ia pun mengambil peluang itu dan menawarkan dagangan beras ke konsumennya. Dalam satu minggu ia berhasil menjual sekitar 2 ton beras dengan keuntungan bersih Rp500 ribu. Sembari merintis usaha dagang beras, Novi mengaku masih menekuni berdagang elektronik meski tidak setiap hari keliling berjualan. 

Karena membutuhkan suntikan dana untuk mengembangkan bisnis baru dan modal untuk belanja stok peralatan elektronik, Novi memanfaatkan tawaran pinjaman Kupedes Bangkit. Dibantu oleh Mantri BRI bernama Prima, ia mengajukan pinjaman Kupedes Bangkit. Novi mengungkapkan proses pencairan pinjaman itu sangat cepat, hanya sehari. Sudah hampir selama 1 tahun terakhir, tepatnya 10 bulan, Novi menjadi nasabah UMKM BRI.

“Masa angsuran Kupedes Bangkit 2 tahun, tapi mendapat remisi 6 bulan hanya membayar bunganya saja. Pinjaman ini saya pergunakan untuk beli alat penggilingan, lalu sisanya untuk belanja stok dagangan elektronik pesanan pembeli,” papar Novi.

3.Suntikan dana pinjaman Kupedes Bangkit meringankan beban pelaku UMKM berbisnis

BRI Bantu Pelaku UMKM Bangkit Melalui Pinjaman ‘Kupedes Bangkit’ Shutterstock/Herwin Bahar

Kupedes Bangkit merupakan produk pinjaman khusus dari BRI bagi para pelaku UMKM yakni tambahan modal usaha. Fitur khusus yang disediakan dalam produk ini yaitu pemberian grace period pembayaran pokok selama enam bulan pertama sehingga debitur dapat melakukan akselerasi recovery usaha. 

Melalui Kupedes Bangkit, BRI berharap produk ini dapat membantu debitur mikro eksisting yang mengalami penurunan cashflow usaha akibat dampak pandemik Covid-19 dan membutuhkan tambahan modal usaha dalam masa transisi menuju new normal. Ini merupakan komitmen BRI menjalankan peran #BUMNUntukKemajuanBangsa di tengah pandemik.

Novi mengaku sangat terbantu dengan adanya pinjaman Kupedes Bangkit. Berkat suntikan modal yang diperolehnya, ia berupaya mewujudkan asa untuk bisa kembali berdagang dan mengembangkan bisnis barunya, berjualan beras.

Topik:

  • Ester Ajeng

Berita Terkini Lainnya