PT Danareksa Sekuritas Optimis IPO di RI Berprospek Positif Tahun ini 

Prospek positif masih dapat ditemukan saat pandemik

Jakarta, IDN Times – Pandemik Covid-19 berdampak terhadap seluruh proses bisnis secara cepat dan masif, tanpa terkecuali di sektor pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri mengalami penurunan signifikan dari tertinggi pada awal tahun di level 6.348 hingga sempat tembus di bawah level 4.000. Saat ini perlahan hal itu mulai mengalami perbaikan menjadi 5.076. 

Penurunan IHSG memang sempat memberikan pengaruh terhadap animo perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham di Bursa Efek Indonesia. Jumlah emiten yang mencatatkan saham perdana (IPO) pada tahun ini ada 32 emiten, di mana pada periode Maret hingga Juni, IHSG sempat mengalami penurunan dengan hanya mencatatkan 9 emiten baru dan pada Juli ini tercatat 4 emiten baru yang mencatatkan saham perdana. Dengan begitu, prospek positif masih bisa ditemukan, terutama bagi para emiten yang hendak menggalang dana melalui IPO.

Kondisi tersebut diperkirakan akan terus meningkat dan lebih stabil dibandingkan awal tahun kemarin. Bahkan, jumlah emiten dan nilai emisi yang tercatat sepanjang 2020 sejauh ini lebih besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Direktur Invesment Banking Capital Market Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing melihat hal itu dapat meningkatkan kepercayaan diri bagi para emiten untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan IPO. 

“Kami optimis IHSG akan mengalami penguatan lebih lanjut sampai dengan akhir 2020 nanti,” kata Boumediene.

1. Saat ini jumlah IPO terus bertambah

PT Danareksa Sekuritas Optimis IPO di RI Berprospek Positif Tahun ini Pexels/rawpixel.com

Berdasarkan data Ernst & Young (EY), setidaknya terdapat 18 IPO di Indonesia per kuartal pertama 2020. Angka ini membentuk sekitar 58 persen dari keseluruhan jumlah IPO di Asia Tenggara, yakni 32 IPO. Saat ini, jumlah IPO terus bertambah hingga mencapai 32 emiten dan dengan total penggalangan dana hingga Rp3,65 triliun. Sebagai perbandingan, selama periode yang sama pada 2019, hanya terdapat 12 IPO yang tercatat pada BEI dan dengan penggalangan dana yang hanya mencapai Rp1,9 triliun.

Tak hanya itu, berdasarkan data BEI hingga 1 Juli, ada sekitar 22 perusahaan yang memiliki rencana untuk melakukan IPO ke depannya. Perusahaan-perusahaan itu berasal dari berbagai sektor industri. Sebanyak 8 di antaranya berasal dari industri trade, service, dan investment; 5 di antaranya dari industri properti, real estate, dan konstruksi gedung; 3 emiten dari industri agrikultur; serta 6 emiten dari sektor industri dasar dan kimia. Tentu hal itu membuktikan bahwa prospek IPO di Indonesia terbilang cukup baik.

2. Berbagai kebijakan baik pemerintah berdampak positif pada peningkatan di pasar saham

PT Danareksa Sekuritas Optimis IPO di RI Berprospek Positif Tahun ini Presiden Jokowi bersama dengan Wapres Ma'ruf Amin di Istana Negara pada Senin, (14/7/2020) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Senada dengan data tersebut, Chief Executive Office PT Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi mengatakan bahwa minat IPO memang tinggi sebelum pandemik terjadi. Pihaknya menekankan bahwa IPO memiliki “tujuan strategis jangka panjang”. Meski tidak ada yang tahu kapan waktu terbaik untuk masuk ke pasar, Friderica percaya bahwa emiten “punya perhitungan yang matang untuk masuk di market saat ini”.

Akan tetapi, bukan hanya itu, menanggapi peningkatan di pasar saham, Friderica juga menggarisbawahi dampak positif dari kebijakan-kebijakan baik yang telah diterapkan pemerintah. 

“Stimulus dari pemerintah pada sejumlah sektor bisa memberikan kepercayaan diri para emiten di sektor tersebut masuk ke pasar modal,” imbuhnya. Alhasil, sekarang dipercaya merupakan waktu yang baik untuk membeli saham dan melakukan IPO. 

3. PT Danareksa Sekuritas berkomitmen menghadapi dampak pandemik secara strategis dan penuh waspada

PT Danareksa Sekuritas Optimis IPO di RI Berprospek Positif Tahun ini IDN Times/Bank BRI

Untuk diketahui, salah satu kebijakan yang OJK keluarkan adalah calon emiten yang akan menggunakan laporan audit Desember 2019 diberikan relaksasi, yang seharusnya dilakukan paling lambat 30 Juni, diubah menjadi akhir Agustus 2020. Relaksasi itu juga memberikan dampak positif kepada calon emiten untuk dapat menyampaikan informasi yang akurat kepada investor dengan tetap memperhatikan kondisi darurat yang diberlakukan.

Meskipun begitu, sebagai perantara perdagangan saham dan obligasi, nantinya PT Danareksa Sekuritas tetap akan memastikan IPO merupakan langkah tepat bagi perusahaan yang menjadi nasabahnya. Boumediene Sihombing bahkan menyampaikan bahwa pada semester I-2020 perseroan memiliki mandat tiga IPO. Dua di antaranya dalam proses kajian, dan satu perusahaan kini dalam proses di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Walau dengan demand terhadap instrumen pasar modal masih baik, risk assessment perlu diberlakukan, terutama untuk sektor-sektor perekonomian yang terkena dampak Covid-19. Namun, apabila risk assessment dilakukan secara tepat, IPO mampu mendorong pertumbuhan bisnis.

PT Danareksa Sekuritas optimistis terhadap prospek IPO pada masa pandemik Covid-19. Meskipun pandemik membawa dampak yang masif terutama dalam perekonomian global, PT Danareksa Sekuritas berkomitmen menghadapinya secara strategis dan penuh waspada guna dapat terus menjamin emisi serta memperantarai perdagangan saham dan obligasi secara tepat.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya