Rusia Cabut Larangan Blokade Migas Kazakhstan

Alihkan menjadi hukuman denda

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Krasnodar, Rusia pada Senin (11/7/2022), resmi mencabut aturan pemblokiran akses migas Kazakhstan melalui pipa CPC. Hal ini setelah pengadilan tersebut memutuskan untuk mengalihkan hukuman kepada konsorsium tersebut. 

Pada pekan lalu, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev mengusulkan program diversifikasi pengiriman migas ke Eropa melalui pipa di Laut Kaspia. Pernyataan itu diungkapkan menyusul pemblokiran akses migas lewat pipa di teritori Rusia.

Pemblokiran tersebut diketahui terus menambah ketegangan hubungan Rusia-Kazakhstan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini terutama setelah Kazakhstan menolak mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk. 

Baca Juga: Kondisi Perang Terkini: Ukraina Hantam Pasukan Rusia di Kherson

1. Rusia berikan denda kepada Caspian Pipeline Consortium (CPC)

Pembukaan kembali akses pipa CPC ini diumumkan oleh Pengadilan Krasnodar dan mengalihkannya ke hukuman denda. Pasalnya, konsorsium itu dianggap telah melanggar peraturan terkait kebocoran pipa yang berdampak buruk bagi lingkungan. 

Atas hal itu, pengadilan memilih menjatuhkan denda kepada CPC sebesar 200 ribu ruble atau Rp50 juta. Padahal, pengadilan sebelumnya menjatuhkan sanksi penutupan pipa migas CPC selama 30 hari terkait adanya proses inspeksi pelanggaran dari otoritas Rusia, dilaporkan Eurasianet.

Pipa yang mengalirkan migas dari bagian barat Kazakhstan ke Novorossiysk, Rusia itu diperkirakan sudah mengangkut sekitar 53-54 juta ton minyak. Sedangkan, penutupan pipa CPC diketahui membuat kerugian besar kepada Kazakhstan, sebab 80 persen migas dikirimkan melalui pipa tersebut. 

Baca Juga: Lithuania Perluas Blokade Barang Rusia ke Kaliningrad

2. Pipa CPC sudah terimbas masalah untuk ketiga kalinya

Pemblokiran ini tercatat sebagai masalah ketiga yang dialami CPC dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini berkaitan dengan operasionalnya di teritori Rusia yang dianggap merusak dan mencemari lingkungan sekitar. 

Pada April lalu, Kazakhstan terpaksa mengalihkan rute pengiriman gas lain setelah terminal Novorossiysk diduga terkendala kerusakan akibat terjangan badai. Di bulan Juni, pengiriman lewat pipa itu terganggu akibat penemuan kapal masa Perang Dunia II di dekat area pipa tersebut. 

Menyadari bahwa pengiriman migasnya terlalu bergantung pada pipa CPC yang melalui teritori Rusia. Presiden Tokayev meminta bantuan dari dua perusahaan AS yang ikut berinvestasi dalam ladang minyak Tengiz untuk membuka rute pipa gas melalui Laut Kaspia, melewati Azerbaijan dan Georgia.

Baca Juga: Buntut Invasi Rusia, Krisis Energi Mengancam Eropa 

3. Menjadi tanda memasnya hubungan Rusia-Kazakhstan

Sementara, penutupan akses migas melalui pipa CPC pada pekan lalu mengisyaratkan hubungan buruk antara Rusia-Kazakhstan. Bahkan, pemblokiran itu diduga sebagai bagian dari sanksi yang diberikan Rusia kepada Kazakhstan terkait kesediaannya mengirimkan migas ke Eropa, dikutip The Moscow Times

Pasalnya, sejak berlangsungnya invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu, hubungan antara Rusia dan Kazakhstan menjadi dingin. Pemerintah Kazakhstan tidak ikut menyelenggarakan Parade Kemenangan melawan Nazi yang biasanya diselenggarakan pada 9 Mei setiap tahunnya. 

Tak berhenti di situ saja, pertemuan Rusia-Kazakhstan dalam acara St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) pada Juni lalu, Tokayev menolak mengakui kemerdekaan dua wilayah pecahan Ukraina, yakni Republik Rakyat Luhansk dan Donetsk. 

Meskipun demikian, Kazakhstan harus berhati-hati lantaran negara Asia Tengah itu memiliki hubungan perdagangan terbesar dengan Rusia, yang nilainya mencapai 101,5 miliar dolar AS (Rp1,5 kuadriliun). 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya