Turkmenistan Gandeng China Makin Erat di Bidang Energi

Makin eratnya hubungan China-Turkmenistan

Jakarta, IDN Times - Presiden Turkmenistan, Serdar Berdymukhamedov bertandang ke China untuk menemui Presiden Xi Jinping pada Jumat (6/1/2023). Kunjungan itu sebagai bentuk pengeratan hubungan diplomatik terutama berkaitan dengan kerja sama bidang energi antara kedua negara. 

Beberapa bulan terakhir, China terus mengeratkan hubungan diplomatiknya dengan negara-negara Asia Tengah. Ini mengindikasikan keinginan China untuk meningkatkan pengaruhnya di Asia Tengah di tengah memudarnya pengaruh kuat Rusia usai pecahnya perang di Ukraina. 

Baca Juga: Krisis Gas Alam, Uzbekistan Tingkatkan Impor dari Turkmenistan

1. China inginkan peningkatan kooperasi energi dengan Turkmenistan

Menurut keterangan Presiden Xi dalam pertemuannya dengan Presiden Berdymukhamedov, ia menginginkan kelanjutan kooperasi dengan Turkmenistan dalam bidang energi. Pasalnya, Turkmenistan merupakan negara penyuplai gas alam terbesar ke China. 

"Kooperasi gas alam adalah tumpuan hubungan China-Turkmenistan," papar Xi dalam konferensi per bersama Presiden Berdymukhamedov dalam kunjungannya selama dua hari di Beijing, dikutip Reuters

Media lokal juga tidak menyebutkan detail spesifik terkait dengan hubungan energi antara kedua negara di masa depan. Namun, keduanya sudah mendiskusikan terkait kooperasi energi pada KTT Shanghai Cooperation Organisations (SCO) di Samarkand, Uzbekistan. 

Baca Juga: Mengenal Turkmenistan, Negara yang Pernah Jadi Ibu Kota Islam

2. China mengimpor 23,03 juta ton gas dari Turkmenistan

Menurut data dari Rystad Energy, China sudah mengimpor 23,03 juta ton gas alam dari Turkmenistan pada 11 bulan pada 2022. Bahkan, jumlah itu mencapai lebih dari 50 persen gas yang diimpor oleh China. 

"Karena besarnya transmisi volume dan banyaknya cadangan gas alam. Turkmenistan menjadi rekanan sangat penting bagi China untuk memenuhi energinya. Berbeda dari Uzbekistan dan Kazakhstan yang terkadang mengruangi pasokannya, aliran gas dari Turkmenistan ke China dalam kondisi yang stabil," ungkap Wei Xiong. 

Gas di Turkmenistan dialirkan melalui pipa gas sepanjang 1.833 km yang melalui teritori Kazakhstan dan Uzbekistan. Namun, China dan Turkmenistan sedang merencanakan pembangunan pipa gas keempat sepanjang 1.000 km yang melintasi wilayah Tajikistan dan Kyrgyzstan. 

Baca Juga: 7 Daerah Penghasil Gas Alam di Indonesia, Nomor Satu Sumsel

3. Memperingati hubungan diplomatik China-Turkmenistan ke-31

Kunjungan Berdymukhamedov ke Beijing ini untuk memperingati ulang tahun ke-31 hubungan diplomatik China-Turkmenistan. Selain di bidang energi, keduanya juga setuju meningkatkan kooperasi dalam berbagai bidang. 

Dilansir CGTN, China telah menjadi rekan dagang terbesar Turkmenistan sejak 2011 hingga saat ini. Atas hal itu, Xi juga mengatakan bahwa China akan tetap mendukung perusahaannya agar berinvestasi dan berbisnis di Turkmenistan. 

Di samping itu, kedua negara setuju mengadakan people to people exchange untuk saling mempelajari budaya keduanya. Turkmenistan akan menawarkan pelajaran Bahasa Mandarin di sekolah dasar dan sekolah menengah. Saat ini, terdapat lebih dari 1.400 mahasiwa Turkmenistan yang menuntut ilmu di China. 

Lewat kebijakan ini, Xi menekankan bahwa kedua pihak harus mengakselerasi pembangunan pusat budaya pada masing-masing negara. Ia juga menganjurkan pendirian gedung Luban Workshop secepat mungkin. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya