Harga Anjlok, Petani Cabai di Tulungagung Pilih Tak Panen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tulungagung, IDN Times - Sejumlah petani cabai di Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, membiarkan begitu saja tanaman cabai merah yang siap panen hingga mati. Hal ini dikarenakan harga cabai di pasaran anjlok. Para petani ini memilih tidak memanen cabai karena tidak sepadan antara biaya operasional memanen dan harga jual.
1. Harga cabai di tingkat petani hanya Rp4 ribu per kilogram
Suyono, salah seorang pemilik lahan cabai merah mengatakan saat ini harganya di tingkat petani hanya mencapai Rp4 ribu per kilogramnya. Anjloknya harga cabai tersebut terjadi sejak awal pelaksanaan PPKM Darurat. Padahal sebelumnya harga cabai jenis keriting masih bisa menembus hingga Rp30 ribu per kilogram.
"Sejak awal PPKM Darurat harganya terus turun, dan tidak ada kenaikan lagi, dengan harga tersebut kami mengalami banyak kerugian," ujarnya, Rabu (25/8/2021).
Baca Juga: Miris, Harga Cabai Rawit Hijau di Petani Jember Rp2.500 per Kg
2. Butuh biaya petik, pilih biarkan tanamannya
Editor’s picks
Selama masa tanam ini, para petani telah mengeluarkan biaya banyak terutama untuk perawatan. Kondisi cuaca yang ekstrim membuat mereka harus menambah obat-obatan agar tanaman tidak terserang hama penyakit. Saat awal masa tanam, harga cabai masih sangat bagus. Namun memasuki musim panen harganya terus menurun dan semakin anjlok. "Sebelumnya tidak pernah harganya seperti ini, paling parah pernah Rp 6 ribu per kilogram, saat ini yang terburuk," terangnya.
3. Diduga terimbas kebijakan PPKM
Suyono menduga, anjloknya harga cabai di pasaran ini merupakan imbas dari pelaksanaan PPKM selama ini. Adanya penyekatan di beberapa kota menghambat kiriman cabai mereka. Selain itu penerapan jam malam juga membuat warung makan dan restoran terpaksa menutup sementara usahanya. "Jadi kalau petani saat ini setiap hari Senin itu selalu menunggu pengumuman dari Presiden, apakah PPKM diperpanjang atau tidak," tuturnya.
4. Tanaman hanya dipanen separuhnya saja
Untuk menghindari kerugian lebih banyak, Suyono memutuskan tidak memanen semua tanaman cabainya. Dari setengah hektar, hanya separuh saja yang dipanen. Selebihnya cabai dibiarkan tetap dipohon hingga membusuk dan mati. Rencananya dalam waktu dekat ini tanaman cabai tersebut akan dicabut dan diganti dengan lainnya. "Mungkin jenis sayuran lain seperti tomat yang harga jualnya masih cukup bagus," pungkasnya.
Baca Juga: Panen Cabai di Karo Berlimpah, Petani Mengeluh Harga Jual Anjlok
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.