Dari Kardus Gabus Bekas Buah Impor, Pemuda Ini Raup Rp3 Juta per Bulan

Wirausahawan muda ini menguasai toko pancing Bantul Selatan

Bantul, IDN Times - Kardus gabus bekas buah impor sering kali dianggap tak punya nilai ekonomis yang tinggi dan terkadang hanya dibuang begitu saja menjadi sampah tak bernilai rupiah.

Namun di tangan Gandung Arintoko (32), pemuda Dusun Jogodayo, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta, kardus yang terbuat dari bahan gabus ini menjadi produk pelampung yang punya nilai rupiah tinggi.

1. Berawal dari hobi mancing sering kehilangan pelampung

Dari Kardus Gabus Bekas Buah Impor, Pemuda Ini Raup Rp3 Juta per BulanIDN Times/Daruwaskita

Gandung bercerita, ketertarikannya mengolah kardus gabus bekas buah impor ini berawal dari hobi memancingnya. Kala itu, dia sering kehilangan pelampung yang harganya antara Rp1.000 sampai Rp2.500 per buah.

Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkannya, yakni memproduksi pelampung atau bahasa jawanya "kambangan" dengan bahan baku dari kardus gabus bekas buah impor. Kini usahanya mampu menguasai pertokoan pancing Bantul kawasan selatan.

Berbekal alat bubut sederhana yang terbuat dinamo pemutar vcd/dvd player, Gandung memanfaatkan gabus bekas buah anggur impor menjadi kambangan berbagai ukuran.

"Bisnis berawal dari hobi mancing sejak kecil. Karena sering kali kehilangan pelampung karena tersangkut, saya mencoba otodidak membuatnya," kata Gandung, Sabtu (16/2).

2. Pelampung diproduksi dengan berbagai ukuran

Dari Kardus Gabus Bekas Buah Impor, Pemuda Ini Raup Rp3 Juta per BulanIDN Times/Daruwaskita

Dimulai dengan memotong gabus dari ukuran 1,5 cm, 2 cm, 2,5 cm, 3,5 cm dan 4,5 cm, Gandung menjadikannya dalam bentuk yang didominasi lonjong dengan bantuan kertas amplas.

Menggunakan jeruji sepeda, potongan ditusuk lantas dibentuk dengan mesin bubut untuk menghasilkan bentuk pelampung yang diinginkan. Sedangkan untuk tempat senar, Gandung menggunakan potongan pipa plastik kecil yang berasal dari alat pembersih telinga (cotton bud).

Gabus kotak buah anggur impor, menurut Gandung, merupakan bahan terbaik dibandingkan jenis gabus yang lain. Memiliki serat yang lebih kecil, gabus tersebut memiliki kepadatan lebih keras dan ringan.

"Saya harus berburu gabus bekas ke pedagang buah dengan harga satu buah Rp3.000. Saat ini gabus ini sulit didapatkan karena bersaing dengan petani yang memanfaatkannya sebagai media tanam pembibitan," ungkapnya.

Baca Juga: Menkop: Rasio Kewirausahaan Indonesia Bakal Setara Singapura

3. Pelampung dijual Rp700 hingga Rp1.000 per buah

Dari Kardus Gabus Bekas Buah Impor, Pemuda Ini Raup Rp3 Juta per BulanIDN Times/Daruwaskita

Dari satu gabus yang berukuran 60x40 cm, Gandung bisa menghasilkan pelampung dengan ukuran terkecil sampai 2.000 pelampung. Sedangkan untuk yang ukuran besar hanya menghasilkan 700 buah.

Dengan tingkat produksi per hari mencapai 200 buah pelampung berbagai ukuran, Gandung membanderol harga jual ke pemilik toko pancing dari harga Rp500-750 per buah dan dijual dalam paket isi 100 buah.

"Saat ini pasar yang saya layani hanya 12 toko peralatan pancing yang tersebar dari Kecamatan Pundong, Kretek, Sanden, dan Bambanglipuro. Rata-rata mereka memesan hingga 1.000 biji," ujarnya.

4. Kewalahan penuhi pesanan

Dari Kardus Gabus Bekas Buah Impor, Pemuda Ini Raup Rp3 Juta per BulanIDN Times/Daruwaskita

Selain melayani toko-toko, Gandung juga menyetor ke salah satu grosir peralatan pancing di Kota Yogyakarta sebanyak 6.000 buah per bulan. Pesanan pelampung ini menurutnya mengalami peningkatan pesanan dua kali lipat di musim penghujan dari November sampai awal April.

Bagi Gandung meningkatnya pesanan di musim penghujan ini membuatnya harus meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi pesanan.

"Saat ini melibatkan satu pemuda untuk menggarap pesanan. Karena terus terang, tenaga saya tidak mencukupi," katanya.

5. Per bulan bisa raup uang Rp3 juta

Dari Kardus Gabus Bekas Buah Impor, Pemuda Ini Raup Rp3 Juta per BulanIDN Times/Daruwaskita

Dari bisnis kecil yang sering kali dipandang remeh ini, Gandung mampu megantongi pendapatan bersih Rp3 juta per bulan dari usaha yang dilakoninya sejak Januari 2017 ini.

"Ya minim dapat Rp3 juta, namun masih kotor belum dipotong biaya produksi dan lain-lain," ujarnya.

Baca Juga: 5 Hal Positif yang Bisa Kamu Dapatkan dari Berwirausaha, Yuk Memulai!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya