Kemarin Ditutup Melemah, Rupiah Dibuka Menguat Pagi Ini

Level terendah sejak Oktober 2015

Sempat tembus di angka lebih dari Rp 14.200 per dolar AS pada Senin (21/5), hari ini rupiah dibuka menguat 25 poin di angka Rp 14.165 per dolar AS. Sepanjang perdagangan Senin kemarin, rupiah bertengger di angka Rp 14.183 – Rp 14.203 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan Senin, rupiah berada di posisi Rp 14.190 per dolar AS. Angka ini menjadi titik terendah sejak Oktober 2015. Pelemahan rupiah belakangan ini diduga akibat dampak depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS. 

1. Rupiah ditutup melemah di level terendah selama 31 bulan terakhir, pada pekan lalu

Kemarin Ditutup Melemah, Rupiah Dibuka Menguat Pagi Inipixabay.com/William Iven

Seperti yang dikabarkan sebelumnya, rupiah ditutup melemah sekitar 98 poin di angka Rp 14.156 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan lalu (18/5). Nilai ini menjadi yang terendah dalam 31 bulan terakhir.

Misalnya seperti dolar Taiwan melemah 0,26 persen, won Korea Selatan 0,72 persen, serta yen Jepang 0,46 persen. Sejumlah pengamat memprediksi pelemahan ini akan berlanjut pada beberapa waktu ke depan. Untuk menghadapi situasi di atas, Bank Indonesia menaikkan suku bunga menjadi 4,5 persen. 

2. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurs rupiah melemah

Kemarin Ditutup Melemah, Rupiah Dibuka Menguat Pagi Inipixabay.com/stevepb

Menurut Research Analyst FXTM Lukman Otunuga, seperti dikutip dari Infobanknews, pertumbuhan Indonesia tiga bulan ini kurang sesuai perkiraan. Apalagi berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada kuartal I/2018 turun sebesar 0,42 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

Selain itu sebagai negara berkembang, kurs mata uang Indonesia masih sering terdepresiasi akibat adanya penguatan mata uang negara maju. Tak hanya Indonesia, banyak negara yang mengalami nasib serupa akibat perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat.

Baca juga: Rupiah Tembus di Atas Rp 14 Ribu, Ini 10 Dampak yang Bisa Kita Rasaka

Seperti yang diketahui, Amerika terus mengalami perbaikan ekonomi yang ditandai dengan kemajuan investasi, konsumsi, dan lapangan kerja yang membuatnya terus membaik. Ada juga pengaruh dari Bank Sentral Amerika (The Federal Reserve) yang menaikkan suku bunganya sebanyak empat kali sepanjang tahun ini. Melemahnya rupiah hingga lebih dari Rp 14 ribu ini merupakan yang terburuk dalam dua tahun terakhir.

3. Bisakah kurs rupiah kembali menguat lagi?

Kemarin Ditutup Melemah, Rupiah Dibuka Menguat Pagi Inirawpixel.com

Seperti yang disinggung di atas, kurs rupiah sangat bergantung dengan perkembangan ekonomi di negara maju. Menurut analisis Monex Investindo, Putu Agus Prasuanmitra, rupiah bisa mendapat sentimen positif jika Presiden Trump bakal mencabut tarif impor Amerika yang dapat memicu perang dagang global.

Hal itu bisa terjadi jika Amerika berhasil mencapai kesepakatan perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA). Selain itu, kita harus bersiap dengan kenaikan BI 7-Days Repo Rate dari 4,25 persen menjadi 4,5 persen.

Menurut Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, kemungkinan tersebut akan terjadi pada Juni mendatang. Hal ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Apalagi menurutnya, pemerintah berencana untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak.

Jadi, dengan adanya kenaikan kurs rupiah ini, apa yang membuatmu paling khawatir? 

Baca juga: Rupiah Terus Anjlok, Ini 5 Investasi yang Berpotensi Menguntungkan

Topik:

Berita Terkini Lainnya