Begini Profil Perekonomian Indonesia Saat Ini

Posisi tertinggi dalam lima tahun terakhir

Jakarta, IDN Times - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJJK) menilai stabilitas dan likuiditas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga. Kondisi tersebut sejalan dengan penguatan kinerja intermediasi dan perbaikan profil risiko lembaga jasa keuangan pada Januari 2019.

"Beberapa sentimen positif mendorong penguatan pasar keuangan global dan aliran modal ke emerging markets, termasuk Indonesia," ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Anto Prabowo dalam siaran tertulis, Jumat (1/10).

1. Dampak dari kebijakan The Fed yang semkain akomodatif

Begini Profil Perekonomian Indonesia Saat Inipixabay.com/rawpixel

Kondisi tersebut, salah satunya meupakan dampak dari kebijakanThe Federal Reserve System (The Fed) yang semakin akomodatif. Hal tersebut terlihat dari pernyataan-pernyataan pejabat the Fed yang cenderung dovish (lunak). "Hal ini menguatkan ekspektasi pasar bahwa The Fed belum akan meningkatkan suku bunga kebijakannya," jelasnya.

Di samping itu, sentimen positif juga berasal dari turunnya tensi perang dagang seiring berlangsungnya perundingan dagang AS dan Tiongkok. Sejalan dengan hal tersebut, masuknya investasi portofolio ke pasar keuangan domestik mendorong surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal terakhir 2018.

2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi dalam lima tahun terakhir

Begini Profil Perekonomian Indonesia Saat IniIDX Annual Statistics 2018

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17 persen yoy, tertinggi dalam lima tahun terakhir, meningkatkan keyakinan investor bahwa permintaan (demand) akan semakin solid, diikuti dengan penguatan sektor produksi ke depan.

Sejalan dengan sentimen positif di atas, nilai tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di Bulan Januari 2019. Nilai tukar Rupiah menguat sebesar 2,9 persen mtm. Sementara, IHSG meningkat sebesar 5,5 persen mtm dengan investor nonresiden membukukan net buy sebesar Rp13,8 triliun.

"Secara sektoral, kontributor terbesar kenaikan IHSG berasal dari sektor keuangan, infrastruktur, dan barang konsumsi. Sentimen positif tersebut juga mempengaruhi relatif stabilnya yield di pasar SBN dan net buyinvestor nonresiden sebesar Rp16,7 triliun," paparnya.

3. Kredit perbankan tumbuh 11,97 persen

Begini Profil Perekonomian Indonesia Saat Iniunsplash.com/rawpixel

Pada Januari, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan meneruskan tren pertumbuhan. Kredit perbankan dan piutang pembiayaan tumbuh masing-masing sebesar 11,97 persen year on year (yoy) dan 5,36 persen yoy, menguat dibandingkan periode sebelumnya.

Salah satu sektor dengan porsi kredit terbesar terjadi pada industri pengolahan tumbuh menguat sebesar 11,63 persen yoy.  Sedangkan pertumbuhan kredit pertambangan dan konstruksi juga melanjutkan pertumbuhan masing-masing sebesar 23,28 persen yoy dan 24,42 persen yoy.

4. Dana Pihak Ketiga tumbuh 6,39 persen

Begini Profil Perekonomian Indonesia Saat IniKemenkeu

Penghimpunan dana perbankan tumbuh stabil pada level yang moderat, tercermin dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 6,39 persen yoy. Sementara itu, asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi berhasil menghimpun premi masing-masing sebesar Rp15,4 triliun dan Rp8,5 triliun pada Januari 2019.

Di pasar modal, korporasi berhasil menghimpun dana Rp6,5 triliun di sepanjang Januari 2019, dengan jumlah emiten baru sebanyak 2 perusahaan. Sementara itu, total dana kelolaan investasi tercatat sebesar Rp762 triliun, meningkat 7,23 persen dibandingkan posisi yang sama pada 2018.

Baca Juga: Kamu Perlu Tahu 5 Tantangan Perekonomian Indonesia Ini

5. Profil risiko lembaga jasa keuangan juga terjaga pada level yang manageable

Begini Profil Perekonomian Indonesia Saat IniGoogle

Risiko kredit berada pada level yang rendah, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankansebesar 2,56 persen (NPL net: 1,13 [ersen). Sementara itu, rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan stabil pada level 2,71 persen.

Risiko pasar perbankan juga berada pada level yang rendah, dengan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) perbankan sebesar 2,16 persen, di bawah ambang batas ketentuan.

Baca Juga: Melalui IPSOS, Beginilah Perekonomian Indonesia di Ranah Industri 4.0!

6. Pertumbuhan intermediasi didukung likuiditas perbankan yang terjaga

Begini Profil Perekonomian Indonesia Saat IniKinerja ekspor impor Indonesia

Pertumbuhan intermediasi didukung likuiditas perbankan yang terjaga pada level yang memadai, tercermin dari liquidity coverage ratio dan rasio alat likuit/non-core deposit masing-masing sebesar 198,53 persen dan 109,13 persen.

"Jumlah total aset likuid perbankan yang mencapai sebesar Rp1.113 triliun pada akhir Januari 2019, dinilai berada pada level yang cukup tinggi untuk mendukung pertumbuhan kredit ke depan," paparnya.

7. Capital Adequacy Ratio perbankan meningkat 23,58 persen pada Januari

Begini Profil Perekonomian Indonesia Saat Iniscpr.org

Capital Adequacy Ratio perbankan meningkat menjadi sebesar 23,58 persen pada Januari 2019. Sementara itu, Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 315 persen dan 437 persen, jauh diatas ambang batas ketentuan.

"Ke depan, OJK akan terus memantau perkembangan di pasar keuangan global dan domestik, serta dampaknya terhadap terhadap sektor jasa keuangan nasional," terangnya.

OJK juga senantiasa memperkuat koordinasi dengan para stakeholder terkait untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengantisipasi potensi risiko di sektor jasa keuangan ke depan.

Baca Juga: Ini Kata Rhenald Kasali soal Perekonomian Indonesia Era Jokowi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya