Mandiri Sekuritas Raup Pendapatan Rp540 miliar pada 2018
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Mandiri Sekuritas membukukan kinerja positif sepanjang tahun 2018. Perusahaan sekuritas yang bernaung di bawah PT Bank Mandiri tersebut meraup pendapatan sebesar Rp 540 miliar, dengan kontribusi terhadap pendapatan total sebesar 13 persen.
Presiden Direktur PT Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengungkapkan pendapatan tersebut merupakan terbesar dalam sejarah Mandiri Sekuritas.
"Mandiri Sekuritas tumbuh dengan baik dan sehat. Tahun lalu kita mendapatkan revenue tertinggi dalam sejarah perusahaan," ujarnya Silvano, pada acara Exclusive Chief Editors Dinner dengan tema “2019 Market Outlook” di Hotel Ritz Carlton, Rabu malam (13/2)
1. Investor ritel Mandiri Sekuritas tumbuh cukup pesat
Silvano Rumantir memaparkan pengembalian terhadap ekuitas pada 2018 menyentuh angka 10,7 persen. “Ini angka yang sehat,” kata mantan bankir Deutsche Bank Singapura itu.
Transaksi di pasar modal naik 18,5 persen dari Rp 173 triliun pada 2017 menjadi Rp 206 triliun pada 2018.
"Yang penting kita tumbuh dengan baik. Untuk apa (tumbuh) tinggi tapi tahun depan jeblok, yang penting kita continue dengan pertumbuhan" ujarnya
2. Mandiri Sekuritas incar pengguna Go-Jek hingga Tokopedia
Dari sisi jumlah investor, Mandiri Sekuritas juga mencatatkan pertambahan investor ritel dari 629 ribu pada 2017 menjadi 851 ribu pada 2018. Jumlah klien naik dari 75 ribu pada pada 2017 menjadi 95 ribu tahun lalu.
Pada 2018 Mandiri Sekuritas melakukan 115 investasi perbankan termasuk penerbitan obligasi global senilai US$ 2 miliar dolar serta obligasi Rupiah senilai Rp15,9 triliun.
Editor’s picks
Silvano mengatakan pihaknya mencermati perkembangan teknologi serta generasi millenial dan generasi Z yang semakin dewasa. Mereka serba menuntut kepraktisan.
"Kita lihat retail business kita yang go online trading positif sekali dibanding full service masih flat," katanya. Full service adalah transaksi dengan mengontak pihak pelayanan konsumen. Sedangkan online trading melalui aplikasi yang bisa diunduh lewat telepon seluler pintar.
Untuk meningkatkan pelanggan ritel, Mandiri Sekuritas mengincar pengguna usaha rintisan besar seperti Go-Jek dan Tokopedia.
“Kita perlu antisipasi potensi distrupsi dari pasar e-commerce. Jangan dimusuhi, justru kita buka peluang kerjasama,” kata Silvano.
Baca Juga: Kamu Perlu Tahu 5 Tantangan Perekonomian Indonesia Ini
3. Mandiri Sekuritas optimistis akan perkembangan pasar modal
Dalam presentasinya Silvano mengungkapkan data bahwa saat ini rekening efek nasabah sekuritas di industri pasar modal ada sekitar 1 juta rekening. Mandiri Sekuritas memiliki sekitar 100 ribu rekening efek nasabah.
“Saya yakin perkembangan pasar modal kita positif, dan Mandiri Sekuritas dapat mendorong jumlah nasabah dan industri investasi keuangan dalam negeri,” kata Silvano.
Pada 2019, Mandiri Sekuritas membuat proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 7.000. Untuk obligasi pemerintah dengan acuan tenor 10 tahun akan menghasilkan positif dengan tingkat pengembalian 10-11 persen.
Pada acara yang sama, analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, pada 2019 fokusnya adalah berpindah dari penyesuaian harga obligasi secara global, ke pertumbuhan hasil yang melambat.
“Kami perkirakan Indonesia akan tetap menonjol, berdasarkan pertumbuhan ekonominya, valuasi, dan tingkat bunga bebas risiko yang berbeda dengan pasar lainnya,” ujar Adrian.
Baca Juga: Membangun UMKM Indonesia Melalui Investasi Asing