Ini Dia BUMN yang Akhirnya Ekspor Produknya ke Luar Negeri!

Setelah 'mati suri'...

Sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah lama 'mati suri' kembali kembali dalam persaingan pasar ekonomi global. PT Barata Indonesia akhirnya kembali mengekspor produk-produknya ke luar Indonesia. Pada September ini, melalui kesepakatan Letter of intent (LOI) dengan sebuah perusahaan asal Jerman, Barata akhirnya berkesempatan untuk pasarkan produk di kancah internasional.

Seperti dilansir kompas.com, Barata akan bekerjasama dengan perusahaan yang bergerak di bidang elektrifikasi serta digitalisasi pembangkit listrik yakni Siemens Aktiengesellschaft. Direktur Utama Barata Indonesia, Silmy Karim mengaku kalau perusahaannya akan jadi global supply chain atau bagian dari pemasok global Siemens Internasional.

Barata Indonesia akan bekerjasama juga dengan PT Perusahaan Listrik Negara.

Ini Dia BUMN yang Akhirnya Ekspor Produknya ke Luar Negeri!siemens.com

Silmy menjelaskan kalau kerjasama tersebut adalah untuk mendorong produk-produk dalam bidang elektrifikasi dan pembangkit listrik. Maka, dalam rangka tersebut, Barata dan Siemens pun mendorong PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) demi mencapai megaproyek 35.000 Megawatt (MW). Selain itu, Siemens juga berencana akan menggunakan produk Barata dalam proyek lainnya.

Ini Dia BUMN yang Akhirnya Ekspor Produknya ke Luar Negeri!connusa.com

Dengan kerjasama ini pun Barata berharap dapat lebih dikenal perusahaan lain di dunia, bukan hanya Indonesia. Produk komponen Barata dan alat berat lainnya sejauh ini telah dikenal di pasar Indonesia. Meski begitu, Barata sempat vakum usai zaman Kemerdekaan. Ya, Barata adalah BUMN lama di Indonesia.

Baca Juga: Meski Baru Fresh Graduate, Namun 9 Perusahaan Ini Bisa Beri Kamu Gaji Tinggi

Barata adalah perusahaan yang berdiri sejak 1901.

Ini Dia BUMN yang Akhirnya Ekspor Produknya ke Luar Negeri!Iwan Prasetiya/kompas.com

Barata terbilang 'mati suri' dalam perekonomian Indonesia. Barata berdiri sejak 1901 dengan nama BRAAT Machinefabriek, perusahaan Belanda yang kemudian diambil alih oleh pemerintah indonesia. Meski begitu, sejak merdeka, Barata tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Pada masa pemerintahan BJ Habibie, Barata sempat jadi perusahaan utama dalam bidang turban dan pembangkit.

Namun, Barata akhirnya kembali tenggelam. Sampai 2016 ini, Silmy mengaku fokus perusahaannya adalah mendukung dalam bidang transportasi, logistik, ketahanan pangan dan pembangkit listrik, terutama PLTU.

Sebelumnya, Barata telah melakukan ekspor produk ke Amerika Serikat. Produk yang diekspor adalah sasis untuk kereta api. Nilai kotran ekspor tersbeut mencapai 10 juta US Dollar setiap tahunnya atau setara dengan 130,95 miliar.

Baca Juga: Stop! Jangan Utarakan 19 Alasan Ini Kalau Mau Impianmu Tercapai

Topik:

Berita Terkini Lainnya