3 Strategi BI Hadapi Ancaman Stagflasi Global

BI sudah lakukan sejumlah mitigasi hadapi potensi stagflasi

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) melakukan sejumlah upaya mitigasi terhadap ancaman stagflasi global yang diakibatkan oleh sejumlah faktor. Seperti perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan adanya lonjakan harga komoditas hingga kebijakan zero COVID-19 yang ditetapkan oleh pemerintah China.

"Bagaimana kita dapat secara bersama-sama menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi dengan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi. Upaya koordinasi fiskal menjadi sangat penting," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga: Tak Ikuti Langkah The Fed, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,50 Persen

1. Pemerintah masih punya ruang fiskal

3 Strategi BI Hadapi Ancaman Stagflasi GlobalANTARA FOTO

Dikatakan Perry, seperti yang diketahui oleh publik bahwa di tahun 2022 ini pemerintah dengan persetujuan DPR telah memutuskan untuk menaikkan subsidi energi dan meningkatkan bantuan sosial kepada masyarakat.

"Subsidi ini artinya pemerintah masih mempunyai ruang fiskal. Tentunya, subsidi menjadi bagian koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia," ujar Perry.

2. BI beli SBN dari pasar

3 Strategi BI Hadapi Ancaman Stagflasi GlobalIlustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejumlah upaya lain yang dilakukan untuk menerapkan stabilitas keuangan nasional yakni persetujuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Kemenkeu dengan melakukan penandatanganan terkait dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar perdana sebesar Rp224 triliun untuk partisipasi dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Upaya tersebut juga dalam rangka untuk pendanaan APBN di tahun 2022. Khususnya untuk pos di sektor kemanusiaan dan kesehatan. Kami serahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk mengalokasikan penggunaannya," ucap Perry.

Baca Juga: Bank Mandiri: Ekonomi Indonesia hingga Akhir Q2 Masih Bakal Positif

3. Tingkat inflasi IHK naik pada akhir tahun

3 Strategi BI Hadapi Ancaman Stagflasi GlobalIlustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Sementara itu, tingkat inflasi indeks harga konsumen (IHK) diprediksikan oleh BI memang mengalami kenaikan pada akhir tahun 2022 ini. Kenaikan bisa terjadi sampai dengan angka 4,2 persen. Angka tersebut sedikit di atas batas sasaran yaitu 2 sampai dengan 4 persen. 

"Tapi, inflasi 4,2 persen ini masih kita golongkan sebagai hal yang terkendali dibandingkan dengan negara-negara lain yang tingkat inflasinya cukup tinggi," 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya