ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China Jadi 4 Persen di 2022

Kebijakan lockdown turut memengaruhi laju ekonomi China

Jakarta, IDN Times - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China. Langkah tersebut diambil oleh ADB seiring dengan kebijakan zero COVID-19 yang masih berlaku dan berdampak kepada penerapan lockdown yang ketat. Kebijakan lockdown akhirnya berdampak signfikan terhadap laju petumbuhan ekonomi di China.

“Pertumbuhan produk domestik bruto untuk ekonomi terbesar kedua di dunia ini diperkirakan sebesar 4 persen pada tahun 2022. Angka tersebut turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 5 persen,” kata ADB dalam sebuah laporan seperti dikuitip dari CNBC pada Jumat (22/7/2022).

Baca Juga: Inflasi Inggris 9,4 Persen, Cetak Rekor Tertinggi selama 40 Tahun

1. Lockdown China menjadi beban bagi warga dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga

ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China Jadi 4 Persen di 2022Ilustrasi COVID-19 di Tiongkok (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

ADB melaporkan, kebijakan zero atau nol COVID-19 yang diterapkan oleh China mau tidak mau berdampak terhadap sejumlah sektor. Padahal, sejumlah negara di kawasan Asia sudah melonggarkan protokol COVID-19 untuk mendongrak laju pertumbuhan ekonomi.

“Dengan banyak ekonomi di kawasan (Asia) yang semakin memilih untuk hidup dengan virus dan pembukaan kembali wilayah setelah upaya lockdown diberlakukan, akhirnya berdampak terhadap kegiatan ekonomi yang terus berkembang pada paruh pertama tahun 2022. Terkecuali China,” ujar ADB.

Baca Juga: BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen di 2022

2. Lockdown juga berdampak kepada pasar properti di China

ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China Jadi 4 Persen di 2022ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Selain pelemahan konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh lockdown dalam negeri China, beban lebih lanjut pada ekonomi China adalah sektor pasar perumahan yang hingga kini belum stabil.

Permintaan kebutuhan rumah tangga terus ditekan oleh kebijakan lockdown imbas COVID-19. Kemudian, lockdown juga berdampak kepada pasar properti.

“Rata-rata harga rumah baru di 70 kota besar turun 0,8 persen YoY pada Mei 2022, meskipun ada penurunan suku bunga hipotek untuk pembeli rumah pertama dan pemotongan 15 bps pada suku bunga pinjaman 5 tahun pada Mei,” lapor ADB

Baca Juga: ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia jadi 5,2 Persen

3. Pertumbuhan PDB China kuartal kedua 2022 hanya 0,4 persen

ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China Jadi 4 Persen di 2022Presiden China Xi Jinping (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Otoritas China sebelumnya melaporkan pertumbuhan PDB hanya 0,4 persen pada kuartal kedua jika dibandingkan periode yang sama dari tahun lalu.

Angka tersebut meleset dari ekspektasi karena ekonomi China tengah berjuang untuk melepaskan diri dari dampak kebijakan lockdown.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya