Bahlil Klaim Banyak Negara Ingin Investasi di IKN Nusantara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Menteri Investasi atau Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengklaim sejumlah negara menyatakan diri tertarik untuk berivenstasi di Ibu Kota Nusantara. Bahkan, salah satu negara yang berniat untuk berinvestasi di IKN yakni Uni Emirat Arab (UEA) telah menggelontorkan dana sebesar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp293 triliun.
“Kalau UEA itu 20 miliar dolar AS langsung ditaruh di Indonesia ya. Sudah itu. Ada lagi China, Korea, Taiwan, Eropa,” kata Bahlil usai membacakan realisasi investasi triwulan II 2022 di kantor BKPM, Jakarta Selatan, pada Rabu (20/7/2022).
Baca Juga: KSP: Otorita IKN Langsung Operasi Usai Aturan Turunan UU IKN Terbit
1. Total investasi di IKN tembus Rp500 triliun
Dikatakan Bahlil, total investasi yang harus digelontorkan untuk membangun IKN sendiri senilai Rp500 triliun. Sebesar 20 persen dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
“Sisanya itu investasi murni dan itu (pembangunan IKN) kan bukan lima tahun selesai dan menghabiskan Rp500 triliun itu. Total ya saat ini 20 persen dari APBN ditambah dengan 20 miliar dolar AS dari UEA,” ujarnya.
Baca Juga: Kepala Otorita IKN Berharap Masyarakat Ikut Urun Rembuk Biayai IKN
2. IKN diklaim miliki potensi investasi yang besar
Bahlil menambahkan dari deretan negara yang telah disebutkannya, sejumlah negara lainnya memang sudah melirik IKN yang diklaimnya memiliki potensi investasi yang besar.
“Pertama, IKN ini kan merupakan kawasan yang betul-betul didesain ramah lingkungan dan high technology. Kedua, tanahnya ini murah. Ketiga, kawasan-kawasan awalnya ini dibangun oleh pemerintah terkait dengan infrastruktur dasar. Sehingga, kecenderungan ekonominya tinggi itu sudah di depan mata,” ujar Bahlil.
3. Investasi tidak hanya fokus di sektor properti
Lebih lanjut, ketertarikan sejumlah negara asing yang ingin berinvestasi di IKN juga didasarkan kepada sektor lain yang tidak melulu soal properti. Sektor yang juga dilirik yakni sumber daya alam.
“Contohnya kawasan KIPI di Kalimantan ya. Total investasinya itu 130 miliar dolar AS. Itu sama saja dengan APBN negara satu tahun. Nah, perusahaan-perusahaan tersebut sebagian mau bangun di IKN karena jaraknya dekat,” katanya.
Baca Juga: KSP: Otorita IKN Langsung Operasi Usai Aturan Turunan UU IKN Terbit