Bank Dunia Dukung Sektor Pertanian Indonesia yang Lebih Inklusif

Petani di Indonesia masih butuh perhatian pemerintah

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan berbagai model untuk mendukung rantai nilai pertanian yang berkelanjutan dan inklusif di sembilan lokasi terpilih melalui program Pengembangan Rantai Nilai Pertanian (ICARE).

Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan proyek senilai 100 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,4 triliun disetujui oleh Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia pada 9 Juni 2022 dan mulai efektif berjalan pada 5 September 2022.

"Proyek ini dirancang untuk mendukung penguatan rantai nilai di beberapa gugus kawasan pertanian dan memperkuat kapasitas kelembagaan Kementerian Pertanian dalam memberikan dukungan bagi para pemangku kepentingan di sektor pertanian," kata Mentan SYL melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times pada Sabtu (10/9/2022).

Baca Juga: Kementan Imbau Asuransi Pertanian Dimaksimalkan

1. Kementan saat prioritaskan lima bidang utama untuk mendukung pengembangan sistem pangan

Bank Dunia Dukung Sektor Pertanian Indonesia yang Lebih InklusifMenteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo ke Provinsi Papua beberapa hari lalu (Dok. Kementan)

Mentan SYL menyebutkan, Kementerian Pertanian saat ini memprioritaskan lima bidang utama untuk mendukung pengembangan sistem pangan, yaitu peningkatan produktivitas, diversifikasi, logistik, modernisasi pertanian, serta promosi ekspor.

"Kami juga mempercepat transformasi sektor pertanian dengan memperkuat teknologi dan pendekatan digital di bidang pertanian dan sistem pangan," katanya.

2. Proyek ICARE didesain untuk menghadirkan dukungan terpadu

Bank Dunia Dukung Sektor Pertanian Indonesia yang Lebih Inklusifilustrasi petani cabai (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, mengatakan proyek ICARE didesain untuk menghadirkan dukungan terpadu dan bersifat spesifik-lokasi dalam upaya mengembangkan model rantai nilai yang baik di kawasan pertanian terpilih untuk membantu petani beradaptasi secara lebih baik terhadap perubahan iklim, serta mengurangi jejak karbon di beberapa rantai nilai terpilih.

“Bank Dunia mengapresiasi berbagai upaya Kementerian Pertanian untuk mengatasi berbagai tantangan yang berhubungan dengan kepemilikan lahan yang kecil dan terfragmentasi, dan menciptakan pertanian yang lebih menguntungkan bagi para petani berskala kecil," ucapnya.

Baca Juga: Banjir Terjang Banyuwangi, Kementan Imbau Petani Ikut Asuransi Petani

3. Produksi pertanian primer menyumbang 13,7 persen dari PDB

Bank Dunia Dukung Sektor Pertanian Indonesia yang Lebih InklusifIlustrasi petani menanam padi di sawah. (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Sebagai informasi, sekitar 43 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah perdesaan dan hampir 29 persen tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor pertanian. Produksi pertanian primer menyumbang 13,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2020.

Sementara itu, sekitar setengah jumlah petani di Indonesia adalah petani berskala kecil dengan penghasilan rata-rata buruh tani sekitar US$3,2 per hari atau sekitar Rp47 ribu.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya