Bank Mandiri: Ekonomi Indonesia hingga Akhir Q2 Masih Bakal Positif

Ekonomi Indonesia hingga akhir kuartal II masih bagus

Jakarta, IDN Times - Bank Mandiri menilai perekonomian Indonesia hingga akhir kuartal II masih menunjukkan indikator yang positif meskipun di tengah tekanan eksternal yang semakin besar dari perang Rusia dan Ukraina. Terlebih, tekanan angka inflasi global yang meningkat dan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang cukup agresif juga masih menjadi ancaman.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengatakan tingkat volatilitas memang meningkat usai keluarnya angka inflasi Amerika Serikat sebesar 8,6 persen yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar dan merupakan inflasi AS tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

"Kenaikan inflasi tersebut tentu saja semakin memicu ekspektasi pasar akan kebijakan The Fed yang akan lebih ‘hawkish’ dengan kenaikan suku bunga ke depan yang tetap agresif," kata Andry, Rabu (22/6/2022).

Baca Juga: Mandiri Institute: Kenaikan Suku Bunga Pada Semester Kedua 2022

1. Belanja masyarakat sepanjang kuartal II 2022 capai level tertinggi sepanjang pandemi

Bank Mandiri: Ekonomi Indonesia hingga Akhir Q2 Masih Bakal PositifIlustrasi pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww)

Andry menambahkan, pertanyaan besarnya adalah bagaimana dampaknya bagi perekonomian Indonesia dari sejumlah faktor eksternal di atas. Perekonomian Indonesia masih menunjukkan pemulihan ekonomi yang berlanjut dengan berbagai faktor. Di antaranya, dari sisi konsumsi, belanja masyarakat sepanjang kuartal II 2022 sudah mencapai level tertinggi sepanjang pandemik.

"Hal ini ditunjukkan oleh Mandiri Spending Index (MSI) di mana indeks frekuensi belanja berada di level 185,5, sementara indeks nilai belanja naik ke level 159,9, indeks tertinggi sepanjang pandemik," ujarnya.

Baca Juga: Bank Mandiri Buka Lowongan Kerja Nih, Yuk Daftar!

2. Tingkat belanja di semua wilayah kembali meningkat sejak awal Maret 2022

Bank Mandiri: Ekonomi Indonesia hingga Akhir Q2 Masih Bakal PositifIlustrasi Pasar Jakarta (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Andry mengatakan indeks tersebut mengindikasikan pemulihan ekonomi yang signifikan, jika dibandingkan dengan periode dua tahun sebelumnya. Hal itu seiring dengan pelonggaran mobilitas masyarakat.

Faktor lainnya, yakni tingkat belanja di semua wilayah kembali meningkat sejak awal Maret 2022. Perbaikan tingkat belanja tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah yang terimbas kenaikan harga komoditas, namun juga di wilayah yang mengandalkan pariwisata.

"Sebagai contoh, tren meningkatnya mobilitas masyarakat membuahkan perbaikan tingkat belanja di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang merupakan salah satu daerah wisata utama," ucap Andry.

3. Pertumbuhan ekonomi sektoral semakin kuat

Bank Mandiri: Ekonomi Indonesia hingga Akhir Q2 Masih Bakal PositifIDN Times/Arief Rahmat

Berdasarkan data MSI, tingkat belanja di Bali dan Nusa Tenggara berangsur membaik sejak pertengahan tahun lalu. Tingkat belanja tercatat mencapai level 80,6 di periode Ramadan 2022 yang merupakan level tertinggi selama pandemik.

Dari sisi produksi, Bank Mandiri menilai pemulihan ekonomi sektoral menunjukan arah yang semakin solid. Hal itu ditunjukkan semakin banyak sektor dengan level PDB sektoralnya sudah melebihi level sebelum pandemik COVID-19.

Pertumbuhan ekonomi sektoral pun semakin kuat, impor bahan baku dan barang modal meningkat, mengindikasikan pergerakan ekonomi yang terus membaik. Ekspor pun tumbuh memanfaatkan peluang pasar yang membaik di negara-negara tujuan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global.

"Dari beberapa faktor tadi kita dapat melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal I. Penghitungan berdasarkan Nowcasting kami sementara ini pertumbuhan kuartal II akan berkisar 5,2 persen - 5,3 persen seiring dengan dukungan perbaikan belanja masyarakat, pertumbuhan ekspor dan dukungan meningkatnya transaksi di tengah bulan Ramadhan yang lalu," ucapnya. 

4. Risiko rupiah terdepresiasi dapat meningkatkan biaya dari bahan baku impor

Bank Mandiri: Ekonomi Indonesia hingga Akhir Q2 Masih Bakal PositifMata uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Namun demikian, pemulihan ekonomi ke depan dihadapkan pada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai dan diantisipasi. Di antaranya, kenaikan harga-harga energi seperti minyak, gas dan batubara dan juga pangan yang akan meningkatkan biaya produksi dan konsumsi.

Kemudian, produsen akan meningkatkan harga jual di tingkat konsumen (pass-through). Terakhir, risiko rupiah terdepresiasi yang dapat meningkatkan biaya-biaya dari bahan baku impor.

Sektor perbankan terus mengalami perbaikan dengan pulihnya permintaan domestik seiring menurunnya kasus dan membaiknya penanganan pandemik. Pertumbuhan kredit terus terakselerasi dan tumbuh positif. Pada bulan April, pertumbuhan kredit mencapai 9.1 persen.

"Secara year-to-date pertumbuhan kredit perbankan nasional telah mencapai 3,8 persen. Di sisi lain, dana pihak ketiga perbankan terus tumbuh tinggi, sebesar 10,1 persen yoy pada bulan April 2022. Tingginya pertumbuhan DPK mendorong terjaganya likuiditas perbankan," katanya. 

Baca Juga: Kinerja Positif Ekspor RI Tunjang Pertumbuhan Ekonomi Mei 2022

5. Sektor perbankan akan menghadapi tantangan normalisasi kebijakan

Bank Mandiri: Ekonomi Indonesia hingga Akhir Q2 Masih Bakal Positif

Lebih lanjut, rasio loan to deposit (LDR) yang mencerminkan likuiditas perbankan masih rendah pada 80 persen. Meskipun, jika dibandingkan bulan sebelumnya rasio LDR terlihat meningkat sejalan akselerasi pertumbuhan kredit.

Ke depan, sektor perbankan akan menghadapi tantangan normalisasi kebijakan, terutama dengan adanya kenaikan rasio GWM yang berpotensi mengurangi likuiditas secara bertahap.

"Namun, kami tetap optimis bahwa intermediasi perbankan akan terus membaik, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5.17 persen, kami melihat pertumbuhan kredit perbankan akan membaik dan
mencapai 7.5 persen pada akhir tahun," ucap Andry. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya