Bos IMF: Suku Bunga Global Terus Meningkat hingga 2023
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Suku bunga global diperkirakan akan terus meningkat hingga 2023 mendatang. Namun, harga dari beberapa sumber energi maupun bahan pangan pokok juga diperkirakan akan menurun, seiring dengan mulai berdampaknya upaya sejumlah bank sentral dalam menekan laju inflasi.
"Bank-bank sentral sedang melangkah untuk mengendalikan inflasi, itu adalah prioritas. Mereka harus terus bekerja sampai jelas bahwa ekspektasi inflasi tetap terhambat dengan kuat," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva seperti dikutip dari CNBC, pada Sabtu (16/7/2022).
Baca Juga: IMF Wanti-wanti Soal Potensi Resesi Global di Tahun 2023
1. Bank sentral di sejumlah negara terus berupaya kurangi risiko resesi global
Georgieva menyatakan, bank sentral di sejumlah negara terus berupaya untuk mengurangi risiko resesi dan menekan laju inflasi yang kini menjadi momok menakutkan di depan mata.
"Bank-bank sentral sedang melangkah untuk mengendalikan inflasi, itu adalah prioritas. Mereka harus terus berjalan sampai jelas, ekspektasi inflasi tetap tertambat dengan kuat," kata Georgieva kepada pada pertemuan G-20 di Bali, Indonesia, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (16/7/2022).
2. Lonjakan harga dampak dari perang Rusia-Ukraina
Editor’s picks
Georgieva menyatakan, gangguan yang disebabkan oleh pandemi pada rantai pasokan berdampak terhadap kenaikan sejumlah harga komoditas. Hal tersebut diperparah dengan adanya perang Rusia-Ukraina. Hasilnya adalah lonjakan harga barang-barang termasuk kebutuhan pokok seperti makanan, pupuk, dan energi.
"Saat ini kita masih melihat inflasi naik. Kita harus menyiramnya dengan air dingin," ujarnya.
Baca Juga: Pakistan Dapat Tambahan US$1,2 Miliar dari IMF untuk Atasi Krisis
3. Harga pangan dunia naik 15 persen
Harga pangan global mencapai titik tertinggi sepanjang periode Maret hingga April tahun ini, menurut Bank Dunia. Indeks Harga Komoditas Pangan berdasarkan data dari Bank Dunia untuk Maret-April naik 15 persen selama dua bulan sebelumnya dan lebih dari 80 persen lebih tinggi dari dua tahun lalu.
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia mengatakan kepada forum G20, Jumat (15/7/2022), kekurangan gizi global akan meningkat sebesar 7,6 juta tahun ini, dan meningkat lagi sebesar 19 juta pada 2023.
"Harga minyak jatuh dari level tertinggi 120 dolar AS per barel pada awal Juni menjadi di bawah 100 dolar AS pekan ini," katanya.