Chip Semikonduktor Langka, Astra Otoparts Ambil Langkah Multisourcing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Astra Otoparts harus melakukan upaya multisourcing guna mengantisipasi kekurangan chip semikonduktor imbas dari krisis yang tengah terjadi di sejumlah negara seperti Ukraina, China, dan Taiwan.
Direktur Astra Otoparts, Wanny Wijaya, mengatakan ketiga negara yang tengah berkonflik tersebut juga bertindak sebagai supplier dari chip semikonduktor dan berperan sangat penting terhadap mata rantai produksi salah satu anak perusahaan Astra ini.
"Negara-negara ini kan kondisinya sedang bergejolak. Akhirnya, kami harus melakukan skema multisourcing di semua area agar bisa dapatkan chip tersebut," kata Wanny melalui pertemuan secara virtual Workshop Wartawan Pasar Modal 2022 pada Jumat (5/8/2022).
Baca Juga: Jatuh Bangun Astra Otoparts Lalui Pandemik COVID-19 di 2020
1. Upaya multisourcing hasilkan dampak positif
Langkah multisourcing yang dilakukan oleh perusahaan akhirnya berdampak positif terhadap produksi. Termasuk, dalam menyediakan produk Original Equipment Manufacturer (OEM).
"So far so good ya, kami bisa mendukung target produksi dan tetap bisa mengacu produksi terhadap OEM ya. Untuk OEM, kami juga siapkan inventory ya. Pengiriman impor atau logistik bisa kami antisipasi dengan baik," ujarnya.
2. China buka lockdown jadi angin segar bagi Astra Otoparts
Wanny mengatakan kondisi China yang telah mulai membuka lockdown akibat COVID-19 di dalam negeri juga menjadi angin segar bagi Astra Otopart. Diharapkan, suplai dari China akan berlangsung dengan normal kembali.
"Kami berharap, di semester dua kondisinya membaik. Sebab, China kan sudah mulai membuka lockdown. Sehingga, suplai dari mereka akan kembali normal," katanya.
3. Astra Otoparts laporkan laba bersih semester I-2022 senilai Rp432 miliar
Sementara itu, untuk laba bersih selama semester I-2022, PT Astra Otoparts Tbk berhasil mengantongi cuan sebesar Rp432 miliar. Angka tersebut meningkat 61,9 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu, yang hanya mampu menorehkan angka senilai Rp267 miliar.
"Capaian di semester I-2022 ini juga dikarenakan adanya peningkatan performa dari original equipment for manufacture (OEM) dan replacement market (REM)," kata Wanny.