Deretan Negara Ini Ingin Investasi di IKN, Mana saja yang Sudah Deal?

Pembangunan IKN bakal telan dana sekitar Rp500 triliun

Jakarta, IDN Times - Rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mendapatkan perhatian dari asing. Sejumlah negara melirik potensi investasi di IKN. Pembangunan IKN dan aspek pendukungnya ditaksir bakal menelan dana sekitar Rp500 triliun.

Menteri Investasi atau Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, juga sebelumnya menyatakan sejumlah negara menyatakan diri tertarik untuk berivestasi di Ibu Kota Nusantara. Namun dari banyak negara itu, belum semuanya menyatakan komitmen investasi atau bahkan menyebut angka.

Lantas, negara mana saja yang sudah pasti menanamkan modalnya di IKN dan mana baru tebar janji? Berikut deretannya!

Baca Juga: Korsel Ikut Garap 4 Proyek IKN, Termasuk Terowongan Bawah Laut

1. UEA tanam modal di IKN sebesar Rp293 triliun

Deretan Negara Ini Ingin Investasi di IKN, Mana saja yang Sudah Deal?Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke UEA pada Januari 2020 (Dokumentasi Biro Pers Istana)

Salah satu negara yang telah serius menanamkan investasi di IKN yakni Uni Emirat Arab (UEA). Negeri yang berada di kawasan Timur Tengah ini berencana untuk menanamkan investasi dengan jumlah yang cukup fantastis. Uni Emirat Arab (UEA) telah menggelontorkan dana sebesar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp293 triliun.

"Kalau UEA itu 20 miliar dolar AS langsung ditaruh di Indonesia ya. Sudah itu," kata Bahlil saat dikonfirmasi IDN Times beberapa waktu lalu.

2. China belum gamblang soal angka investasi di IKN

Deretan Negara Ini Ingin Investasi di IKN, Mana saja yang Sudah Deal?Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping di Beijing (dok. Sekretariat Presiden)

Negara berikutnya yang sempat disebut oleh Bahlil adalah China. China sendiri memang sudah tidak asing dalam menanamkan modalnya ke Indonesia dan ke sejumlah negara berkembang lainnya.

Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang sebelumnya bahkan menegaskan China bertekad sukseskan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia di Kalimantan Timur. Meskipun, China sendiri belum gamblang soal angka investasi yang akan digelontorkan di IKN.

Lu Kang menegaskan jika pihaknya masih menunggu rencana yang lebih spesifik terkait investasi di IKN.

"China akan selalu aktif dan terbuka terkait kerjasama kedua negara terhadap proyek apapun yang dapat membantu perkembangan dan pembangunan Indonesia," ujar Lu Kang dalam konferensi pers virtual beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Polemik Pembiayaan IKN, Rencana Besar yang Tambal Sulam

3. Korsel ingin bangun smart city di IKN

Deretan Negara Ini Ingin Investasi di IKN, Mana saja yang Sudah Deal?Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah CEO Korea Selatan (dok. Sekretariat Presiden)

Negara selanjutnya yang disebut oleh Bahlil yakni Korea Selatan. Negara yang kini dipimpin oleh Presiden Yoon Seok-yeol menyatakan bersedia untuk menanamkan investasinya di IKN.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyatakan Korea Selatan (Korsel) sepakat untuk mendukung pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan total investasi sebesar 6,37 miliar dolar AS atau setara dengan Rp94,62 triliun. Investasi yang dilakukan oleh Korsel difokuskan terkait dengan aspek pembangunan smart city.

"Kita juga telah memulai kerja sama dalam pengembangan IKN Nusantara, antara lain kerja sama dalam pembangunan penyediaan sistem air minum dan 'capacity building' dalam pembangunan smart city," kata Jokowi dalam konferensi pers bersama Presiden Yoon Suk-yeol dikutip dari Antara, Jumat (29/7/2022) lalu.

Dikatakan Jokowi, dukungan Korea Selatan dalam pembangunan di IKN juga dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman kerja sama investasi antara PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bersama Kementerian Investasi dengan Posco Korea.

4. Taiwan sendiri dikabarkan tertarik untuk berinvestasi di IKN melalui Foxconn

Deretan Negara Ini Ingin Investasi di IKN, Mana saja yang Sudah Deal?Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (tengah) melakukan pertemuan dengan Chairman Foxconn Young Liu dan CEO Gogoro Horace Luke pada kunjungan kerja ke Taipei Jumat siang (22/10/2021) untuk menindaklanjuti minat investasi industri baterai listrik dan kendaraan listrik. ANTARA/HO Kementerian Investasi/BKPM

Negara selanjutnya yang disebut oleh Bahlil yakni Taiwan. Taiwan sendiri dikabarkan tertarik untuk berinvestasi di IKN melalui Foxconn. Meskipun, angka investasi melalui Foxconn di IKN belum jelas. Foxconn sendiri merupakan perusahaan yang berpusat di Taiwan. Basis dari manufaktur yang dijalankan Foxconn adalah produksi baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Sebagai informasi, industri baterai listrik memang sedang digaungkan oleh pemerintah. Tujuan untuk mengembangkan baterai listrik adalah Indonesia ingin agar ke depan dapat menuju ke level ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Baca Juga: Bahlil Klaim Banyak Negara Ingin Investasi di IKN Nusantara

5. Uni Eropa mengaku tertarik berinvestasi dalam pembangunan perkantoran di IKN

Deretan Negara Ini Ingin Investasi di IKN, Mana saja yang Sudah Deal?Presiden Jokowi saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Negara terakhir yakni sejumlah negara di benua Eropa. Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia sebelumnya mengaku tertarik berinvestasi dalam pembangunan perkantoran di calon Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

"Investor Uni Eropa tertarik berinvestasi di pembangunan perkantoran IKN baru mendatang, maka kami berencana mempelajari rencana pembangunan perkantorannya," ujar Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket di Penajam, Rabu, seperti dikutip dari Antara, pada Senin (1/8/2022).

Meski sudah ada minat berinvestasi, namun pihaknya masih menunggu konfirmasi dari pemerintah pusat tentang pengesahan payung hukum mengenai pemindahan IKN berikut pola kerja sama pembangunan perkantoran.

"Apabila Undang-undang pemindahan IKN sudah disahkan, tentu kami membutuhkan waktu untuk mempelajari kemudian kami akan mengikuti protokol yang ditetapkan pemerintah terkait kepindahan IKN baru,' ucapnya.

Vincent yang datang ke Kabupaten PPU dan diterima langsung oleh Bupati PPU Abdul Gafur Mas'ud (AGM) tersebut melanjutkan, tujuan lain kedatangannya ke PPU adalah untuk menjajaki peluang kerja sama perdagangan, yakni untuk ekspor-impor.

"Kunjungan ini untuk meningkatkan pemahaman perjanjian kerja sama Ekonomi Komprehensif Indonesia - Uni Eropa, termasuk untuk membahas peluang perdagangan dan investasi dengan para pemangku kepentingan," katanya.

Pihaknya ke sini juga untuk menyosialisasikan perundingan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa (UE), karena banyak peluang kerja sama antara UE-RI, terlebih Kabupaten PPU akan menjadi titik pembangunan IKN baru.

Dalam kesempatan itu AGM menyambut baik kedatangan Dubes UE untuk Indonesia ke PPU, apalagi ada ketertarikan UE untuk berinvestasi dalam pembangunan IKN, sehingga pertemuan ini menjadi diskusi menarik untuk ditindaklanjuti.

"Banyak hal yang bisa kita kerja samakan, seperti terkait teknologi pembangunan dalam lingkup yang besar. Insyaallah hal ini akan berdampak luar biasa untuk ayahanda, ibunda, dan saudara-saudariku di PPU ini,” katanya.

AGM juga menginformasikan bahwa batik asal PPU, yakni Batik Sekar Buen saat ini sudah beredar di Eropa, sehingga dengan adanya doa dari masyarakat, maka produk daerah akan terus berjalan dan menuai kesuksesan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya