Dolar AS Perkasa Sore Ini, Mata Uang Garuda Melemah ke Rp14.889 

Rupiah ditutup melemah 11 poin ke Rp14.889 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang Garuda melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (2/8/2022).

Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 11 poin ke level Rp14.889 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Sebelumnya, rupiah dibuka di level Rp14.873.

Baca Juga: Dolar AS Bekuk Rupiah Pagi Ini, Melemah ke Level Rp14.873

1. The Fed diprediksikan tidak akan naikkan lagi duku bunga

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan investor mempertimbangkan kemungkinan bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga seagresif yang diperkirakan beberapa orang dan menjelang perjalanan potensial oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan di tengah kehati-hatian atas meningkatnya ketegangan China-AS.

"Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin persentase. Langkah itu terjadi di atas kenaikan 75 basis poin bulan lalu dan pergerakan yang lebih kecil pada Mei dan Maret, dalam upaya bank sentral AS untuk mendinginkan inflasi," kata Ibrahim pada Selasa (2/8/2022). 

Baca Juga: Indonesia Bentuk Satgas Kerja Sama Mata Uang Lokal

2. Pondasi utama kebijakan suku bunga didasarkan pada perkiraan inflasi inti kedepannya

Sementara itu, kebijakan moneter suatu negara, khususnya Indonesia didasarkan kepada inflasi inti dan pertumbuhan ekonomi. Pondasi utama kebijakan suku bunga didasarkan pada perkiraan inflasi inti kedepannya, dan juga keseimbangan dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Bergejolaknya ekonomi luar negeri juga dipertimbangkan, termasuk kenaikan suku bunga di AS..

"Kebijakan suku bunga didasarkan pada proyeksi inflasi inti dan pertumbuhan ekonomi, karena inflasi inti mencerminkan permintaan dan penawaran. Dengan demikian, tidak secara otomatis jika suku bunga negara lain naik, maka suku bunga Indonesia juga ikut naik. Semuanya tergantung pada kondisi ekonomi di dalam negeri," ucap Ibrahim. 

3. Inflasi IHK di Indonesia tembus 4,94 persen

Ibrahim menambahkan, jika dilihat dari inflasi yang ada saat ini, inflasi IHK di Indonesia adalah 4,94 persen. Angka tersebut hampir sama dengan perkiraan Bank Indonesia untuk bulan Juli 4,89 persen. Sedangkan, inflasi harga pangan pada bulan Juli adalah 11,47 persen (yoy). Hal ini dikarenakan adanya gangguan pasokan dari global, yang berdampak terhadap harga pangan serta faktor cuaca dan musiman di dalam negeri.

"Inflasi inti yang mencerminkan kekuatan dari permintaan dan penawaran masih sangat rendah. Pada bulan Juli, inflasi inti berada di angka 2,86 persen, lebih rendah dari yang diperkirakan Bank Indonesia yaitu 2,99 persen," ujarnya. 

Baca Juga: The Fed Lagi-lagi Kerek Naik Suku Bunga Sebesar 75 Basis Poin

4. Proyeksi rupiah esok hari

Sementara itu, BI memperkirakan tingkat inflasi nasional pada tahun 2022 akan mencapai kisaran 4,5 hingga 4,6 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 4,2 persen. Sehingga, berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berpotensi bias ke bawah pada kisaran perkiraan tahun ini sebesar 4,5 hingga 5,3 persen.

Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 16 poin walaupun sebelumnya sempat menguat poin di level Rp14.889 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.873.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf namun ditutup melemah di rentang Rp14.870 sampai Rp15.000," katanya. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya