East Ventures Luncurkan EV-DCI 2022, Ini Hasil Laporannya

Daya saing digital di Indonesia semakin bertumbuh

Jakarta, IDN Times - Perusahaan venture capital (VC) dan pionir investasi startup teknologi di seluruh sektor, East Ventures, meluncurkan versi lanjutan East Ventures - Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022. Laporan lanjutan ini merupakan bagian dari EV- DCI 2022 yang diluncurkan lebih awal pada Maret 2022, dan memberikan informasi mendalam tentang daya saing digital pada 157 kota atau kabupaten di Indonesia.

“Setelah peluncuran laporan EV-DCI 2022 pada awal Maret lalu, kami senang dapat menghadirkan versi lengkap dengan rincian 157 kota atau kabupaten di Indonesia. Laporan ini memberikan informasi yang lebih rinci tentang bagaimana setiap kota maupun kabupaten, telah kontribusi menuju inklusi dan pemerataan daya saing digital di Indonesia. Laporan ini bertujuan untuk menandai keberhasilan dari sektor-sektor dan mengidentifikasi ruang perbaikan untuk mempercepat daya saing digital di Indonesia,” kata Operating Partner East Ventures, David Fernando Audy, Kamis (26/5/2022).

Baca Juga: Startup Kamu Mau Dapat Pendanaan dari East Ventures? Ini Kriterianya

1. Daya saing digital tunjukkan tren positif

East Ventures Luncurkan EV-DCI 2022, Ini Hasil LaporannyaIlustrasi teknologi (Istimewa)

David mengatakan, daya saing digital di kota atau kabupaten di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Hal ini terlihat dari median EV-DCI 2022 untuk 157 kota maupun kabupaten dengan skor 43,5 yang meningkat, dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 42,2 pada 2021, dan 36,7 pada 2020.

Selain itu, nilai spread antara kota atau kabupaten dengan kinerja tertinggi dengan terendah juga semakin menyempit, yang mengindikasikan semakin berkurangnya kesenjangan daya saing digital. Pada 2020 dan 2021, kesenjangan antara peringkat teratas dan peringkat terbawah masing-masing adalah 52,2 dan 48,2. Tahun ini, nilai kesenjangan menurun menjadi 47,3.

"Temuan ini juga menunjukkan bahwa kelompok menengah dan bawah terus tumbuh dan mengejar peringkat kota atau kabupaten teratas. Konsisten dengan dua laporan sebelumnya, peringkat teratas kota atau kabupaten di wilayah Jabodetabek dan Jawa masih mendominasi. Posisi lima teratas adalah DKI Jakarta, Kota Bandung, Kota Yogyakarta, Kota Bekasi, dan Kota Depok secara berurutan," ucapnya.

2. Daya saing digital di luar Jabodetabek meroket

East Ventures Luncurkan EV-DCI 2022, Ini Hasil LaporannyaIlustrasi digitalisasi (pexels.com/Canva Studio)

David menjelaskan, kota maupun kabupaten lain di luar wilayah Jabodetabek juga terus menunjukkan peningkatan daya saing digitalnya. Selain Yogyakarta, dengan kenaikan yang signifikan dari nilai peringkat 9 pada 2021 hingga peringkat 3 pada 2022, Kabupaten Sleman naik lima peringkat ke posisi ketujuh, menandai mereka sebagai kabupaten dengan kinerja terbaik.

Di luar Jawa, salah satu kota maupun kabupaten yang mengalami peningkatan tajam adalah Kota Bengkulu yang naik 28 peringkat dan menjadi peringkat ke-14. Peningkatan tersebut didorong peningkatan skor yang signifikan di bidang sumber daya manusia (SDM).

"Selain pilar SDM, Kota Yogyakarta meningkatkan pilar tenaga kerja, Pemkab Sleman meningkatkan pengeluaran untuk TIK (teknologi informasi dan komunikasi), dan Kota Bengkulu ditopang pilar infrastruktur dan penggunaan TIK," ujarnya.

Baca Juga: MySkill, Startup Edutech Karya Alumni ITB Meraih Pendanaan East Venture

3. Lanskap ekonomi digital berubah selama pandemik

East Ventures Luncurkan EV-DCI 2022, Ini Hasil LaporannyaIlustrasi (pexels.com/Startup Stock Photos)

Pandemik COVID-19, kata David, telah menghadirkan dinamika luar biasa yang mengubah lanskap ekonomi digital dalam satu tahun terakhir. Memasuki tahun ketiga, pertumbuhan ekonomi digital di 34 provinsi dan 157 kota/kabupaten disajikan dalam bentuk pengungkapan indeks; yang terdiri dari kesiapan infrastruktur digital, sumber daya manusia, kegiatan ekonomi digital, dan kebijakan pemerintah provinsi.

EV-DCI 2022 memiliki tiga sub-indeks: input, output, dan penunjang. Sub-indeks Input dengan pilar bangunan yang terdiri dari sumber daya manusia, penggunaan TIK, dan pengeluaran TIK. Sub-indeks Output dibentuk pilar ekonomi, kewirausahaan dan produktivitas, serta tenaga kerja. Sub-indeks Penunjang dibentuk pilar infrastruktur, keuangan, regulasi dan kapasitas pemerintah provinsi.

"Laporan EV-DCI 2022 juga dilengkapi dengan hasil survei terhadap 71 perusahaan digital, analisis delapan sektor, serta perspektif dari 18 tokoh. Perspektif ini mencakup pengambil kebijakan di pemerintahan antara lain Menko Perekonomian, Menko Maritim dan Investasi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Kesehatan, dan lain-lain," katanya. 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya