Garuda Dapat Kucuran Rp7,5 T, Anggota DPR: Bayar Utang Direksi Lama?  

Garuda dapat Rp7,5 T berkat menang PKPU

Jakarta, IDN Times - Anggota DPR pertanyakan kucuran dana senilai Rp7,5 triliun yang bakal didapatkan oleh Garuda Indonesia melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam waktu dekat ini.

Penggunaan dana tersebut dipertanyakan oleh DPR. DPR tidak ingin jika kucuran dana yang bersumber dari APBN 2022 tersebut hanya diperuntukkan membayar utang direksi lama.

Hal tersebut dikatakan oleh Anggota Komisi VI DPR RI, Rudi Hartono Bangun, dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang juga diikuti oleh beberapa direktur BUMN.

“Cuma untuk bayar bengkel uang Rp7,5 triliun itu enggak salah? Atau jangan-jangan uang Rp7,5 triliun itu untuk bayar utang direksi lama,” ujar Rudi, Senin (4/7/2022).

Baca Juga: Deretan Eks Dirut Garuda Indonesia yang Tersandung Kasus Hukum

1. Tiket mahal Garuda disorot DPR

Garuda Dapat Kucuran Rp7,5 T, Anggota DPR: Bayar Utang Direksi Lama?  Anggota Komisi VI DPR Fraksi NasDem, Rudi Hartono Bangun (dok. Pribadi)

Soal kerugian yang masih diderita oleh Garuda, Rudi tak luput menyoroti permasalahan tiket Garuda yang lebih mahal daripada tiket maskapai penerbangan lainnya.

“Kalau dibilang rugi lagi, artinya direksi baru pakai manajemen lama, alias pakai mark up biaya pengeluaran. Kalau itu masih terjadi, Garuda harus dibubarkan. Manajemen harus diganti semua, karena sudah kotor. Enggak mungkin bisa nyapu lantai bersih jika sapunya kotor,” kata Rudi.

2. DPR kritisi penambahan armada Garuda

Garuda Dapat Kucuran Rp7,5 T, Anggota DPR: Bayar Utang Direksi Lama?  Livery masker pesawat Garuda Indonesia (Dok.Garuda Indonesia)

Lebih lanjut, Rudi tak luput menyinggung soal rencana Garuda yang akan menambah rute penerbangan baru. Padahal, pesawat yang kini masih eksis sebagian sudah dikembalikan ke lessor.

“Penambahan pesawat baru mau pakai uang mana? apakah pakai uang (PMN) Rp7,5 triliun itu? dan saya mau nanya, biaya operasional dan pengeluaran Garuda dan penjualan tiket dengan harga mahal dibanding maskapai sejenis misal Lion Air, Batik Air,” tanya Rudi.

3. Garuda dapat kucuran Rp7,5 triliun setelah menang PKPU

Garuda Dapat Kucuran Rp7,5 T, Anggota DPR: Bayar Utang Direksi Lama?  Livery masker pesawat Garuda Indonesia (Dok.Garuda Indonesia)

Meskipun, kucuran Rp7,5 triliun untuk Garuda Indonesia ini belum dicairkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana mengalokasikan dana tersebut untuk perbaikan sejumlah pesawat. Sedangkan, separuh lainnya akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan.

Sebagai informasi, Garuda bakalan dapat kucuran Rp7,5 triliun ini setelah menang PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang).

"PMN sebesar Rp7,5 triliun bukanlah jumlah yang sedikit dan rakyat Indonesia tidak akan terima direksi Garuda cenderung asal-asalan dalam memanfatkan dana PMN yang diberikan pemerintah," tegasnya. 

4. Penambahan armada akan dilakukan dengan dua opsi

Garuda Dapat Kucuran Rp7,5 T, Anggota DPR: Bayar Utang Direksi Lama?  Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (Dok. Garuda Indonesia)

Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Prasetyo, menjelaskan rencana penambahan armada akan dilakukan dengan dua opsi. Pertama dengan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Perusahaan Pengelola Aset, atau dengan badan usaha swasta yang ingin menghidupkan pesawat yang sedang tidak digunakan atau under maintenance dengan cara bagi hasil untuk rute selektif.

“Menunggu PMN agak lama sekitar 6 bulan, tapi opsi lain seperti mengundang sinergi dengan PT PPA. Kalau nanti disepakati kita akan diskusi lagi," kata Prasetyo seperti dikuitip dari laman DPR RI.

Artinya, jelas Prasetyo, jika ada rute pilihan untuk pesawat yang disepakati untuk kerja sama, nanti hasilnya akan digunakan untuk melunasi bunga dan jaminannya. Sedangkan, opsi kedua ditawarkan kerja sama operasi dengan pihak swasta.

"Kita tawarkan ke swasta yang mau membiayai, lumayan returnnya," ujarnya sembari mengatakan, setelah operasi jalan, akan ada klausul untuk terminasi ketika PMN dari Kemenkeu diterima Garuda.

Baca Juga: Gak Jadi Bangkrut, Ini Strategi Garuda Indonesia Raih Profit

5. Pandemi jadi musabab pendapatan Garuda anjlok 70 persen

Garuda Dapat Kucuran Rp7,5 T, Anggota DPR: Bayar Utang Direksi Lama?  Livery masker pesawat Garuda Indonesia (Dok.Garuda Indonesia)

Prasetyo menjelaskan kondisi keuangan Garuda mengalami tekanan yang berat dua tahun terakhir pandemi. Arus penumpang juga mengalami penurunan tajam.

“Pandemi 2 tahun terakhir Garuda mengalami tekanan berat, pendapatan turun hampir 70 persen. Diikuti tambahan utang yang cukup besar dan membaik pada April lalu saat Hari Raya, di mana pada saat ini perbulan mencapai revenue 120 juta dolar AS. Direct cost masih dipertahankan sekitar 50 persen khususnya tertinggi dari biaya avtur," katanya. 

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya