Investor Tunggu Data Inflasi AS, Rupiah Ditutup Menguat

Rupiah menguat 16 poin ke Rp14.852 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah kembali perkasa atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (9/8/2022).

Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah ditutup menguat 16 poin ke level Rp14.852 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp14.876.

Baca Juga: Tekan Inflasi, Reserve Bank of India Kerek Suku Bunga Jadi 5,4 Persen

1. Investor terus menunggu data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan investor terus menunggu data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini.

Fokus sekarang adalah pada data Consumer Price Index (CPI) AS untuk bulan Juli, yang akan dirilis pada Rabu esok hari. Analis mengharapkan pembacaan tahun-ke-tahun sebesar 8,7 persen atau turun dari 9,1 persen yang terlihat pada bulan Juni.

"Penurunan inflasi yang lebih besar dari perkiraan kemungkinan akan menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga yang tajam oleh Federal Reserve, dan akan positif untuk harga emas" kata Ibrahim pada Selasa (9/8/2022).

2. Utang Indonesia naik Rp121 triliun menjadi Rp7.123,62 triliun

Sementara itu, utang Indonesia naik Rp121 triliun menjadi Rp7.123,62 triliun. Secara rasio terhadap produk domestic bruto (PDB), utang tersebut dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal.

Selain itu, jumlah utang pemerintah Indonesia merupakan paling kecil di dunia dibandingkan negara-negara lainnya dan utang tersebut hanya 40 persen dari PDB. Sedangkan, negara-negara maju lainnya hingga 100 persen dari PDB.

"Utang pemerintah sebesar Rp7.123,62 triliun merupakan utang produktif. Di mana utang tersebut digunakan untuk pembangunan jalan tol dan tentu utangnya akan dikembalikan kepada orang yang memberikan pinjaman," kata Ibrahim.

3. Utang pemerintah dihitung dengan betul

Pembangunan yang dilakukan pemerintah, kata Ibrahim, tentu dihitung dengan betul dan benar termasuk bagaimana soal return on investment. Oleh karena itu, jangan sampai proyek tersebut ditipu oleh informasi-informasi yang salah.

Kementerian Keuangan menyebut utang pemerintah memiliki kontribusi 11,54 persen dari utang pinjaman pemerintah hingga akhir Juni 2022 yang sebesar Rp821,74 triliun. Pinjaman ini dirincikan dalam dua kategori yakni pinjaman dalam negeri sebanyak Rp14,74 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp806,31 triliun.

"Kemudian, untuk untuk pinjaman luar negeri rinciannya pinjaman bilateral sebesar Rp271,95 triliun, pinjaman multilateral sebesar Rp491,71 triliun dan pinjaman commercial bank sebesar Rp42,66 triliun," ujarnya. 

Baca Juga: Rupiah Perkasa versus Dolar AS Pagi Ini, Bertahankah Seharian?

4. Proyeksi rupiah esok hari

Lebih lanjut, berdasarkan mata uang, utang pemerintah didominasi oleh mata uang domestik atau rupiah yaitu 70,29 persen. Selain itu, saat ini kepemilikan oleh investor asing terus menurun sejak tahun 2019 yang mencapai 38,57 persen, hingga akhir tahun 2021 yang mencapai 19,05 persen, dan per 5 Juli 2022 mencapai 15,89 persen.

Ibrahim menambahkan, pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 23 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 25 poin dilevel Rp14.853 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.876.

"Sedangkan, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf namun ditutup menguat di rentang Rp14.830-Rp14.890," ucapnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya