Jelang HUT RI ke-77, Rupiah Ditutup Melemah

Kurs rupiah melemah 18 poin ke Rp14.768 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang Garuda kembali melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (16/8/2022).

Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 18 poin ke level Rp14.768 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp14.741.

Baca Juga: Dolar AS Tekuk Rupiah Pagi Ini, Mata Uang Garuda Melemah ke Rp14.741

1. Dolar menguat karena sentimen penurunan suku bunga Bank Sentral China

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada penutupan perdagangan Selasa (16/8/2022), karena penurunan suku bunga yang mengejutkan oleh bank sentral China serta data produksi industri China yang secara signifikan lebih lemah dari perkiraan sehingga menimbulkan kekhawatiran atas lesunya permintaan memicu kekhawatiran resesi.

"Data aktivitas China yang secara mengejutkan lemah dan output industri China tumbuh 3,8 persen pada bulan Juli yang berada di bawah ekspektasi 4,6 persen dan juga lebih rendah dari angka Juni sebesar 3,9 persen. Data tersebut muncul setelah beberapa lockdown COVID-19 di seluruh negeri, yang telah sangat menghambat pertumbuhan ekonomi tahun ini," kata Ibrahim pada Selasa (16/8/2022).

2. Kekhawatiran atas China melemahkan pasar komoditas global

Ibrahim menambahkan, penjualan ritel China juga terbaca lebih lemah dari yang diharapkan. Kekhawatiran atas ekonomi semakin diperburuk oleh penurunan suku bunga yang tidak terduga oleh People's Bank of China, menunjukkan tekanan ekstrem pada bank sentral untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Pasar China telah menderita sebagai akibatnya, dengan analis menurunkan prospek mereka untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini. Kekhawatiran atas China juga telah melemahkan pasar komoditas global dengan prospek permintaan yang lebih lemah.
Internal," katanya. 

3. Indonesia sigap dalam menyikapi ancaman krisis

Ibrahim mengatakan, pemerintah Indonesia telah sigap dalam menyikapi ancaman krisis. Indonesia merupakan negara dengan resiko resesi yang kecil bila dibandingkan dengan negara lain. Jika dibandingkan dengan rata-rata negara Amerika dan Eropa, yang mencapai 40 hingga 55 persen, ataupun negara Asia Pasifik pada rentang antara 20 hingga 25 persen.

"Dengan rendahnya ancaman resesi pemerintah tidak boleh lalai karena masih ada inflasi yang menjadi momok bagi perekonomian nasional saat ini. Berdasarkan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa per Juli 2022, laju inflasi Indonesia berada di level 4,94 persen, dan pada bulan Agustus diprediksi akan meningkat pada kisaran 5 hingga 6 persen," ujar Ibrahim.

Baca Juga: China Pangkas Suku Bunga, Rupiah Ditutup Melemah

4. Proyeksi rupiah lusa

Ibrahim menambahkan, pada penutupan pasar sore ini mata uang rupiah ditutup melemah 26 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin di level Rp14.768 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.741.

"Sedangkan untuk perdagangan Kamis (18/8/2022), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf namun ditutup melemah di rentang Rp14.750 - Rp14.820," katanya. 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya