Kisah Whitney Wolfe, Pendiri Bumble yang Sukses Jadi Konglomerat Muda

Valuasi bumble diramal tembus 10 miliar dolar AS di 2026

Jakarta, IDN Times - Pendiri sekaligus bos Bumble, Whitney Wolfe Herd, justru suka dipandang menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan oleh lawannya atau underdog.

Pada Festival Ideas di Aspen, Colorado, pekan lalu, pengusaha berusia 33 tahun itu menjelaskan mengapa menurutnya kurang dihargai itu justru malah menguntungkan. Wolfe Herd menilai diabaikan atau ditolak dapat menjadi bahan bakar agar seseorang menjadi insentif untuk bekerja lebih keras atau mencari tempat maupun seseorang yang mengenali keahlian kalian secara lebih baik.

"Apakah kalian baru memulai karir, berganti pekerjaan, atau mengajukan ide baru, saya pribadi suka diremehkan. Saya pikir itu justru menjadi semangat. Saya telah melatih diri untuk termotivasi dengan orang-orang yang mengatakan 'tidak' kepada saya dan menciptakan energi positif dari itu," Wolfe Herd, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (7/7/2022).

Baca Juga: 5 Cara Memulai Percakapan di Bumble agar Lebih Berkesan, Cobain! 

1. Bos Bumble belajar mengambil energi positif dari pandangan negatif seseorang

Kisah Whitney Wolfe, Pendiri Bumble yang Sukses Jadi Konglomerat Mudainstagram.com/whitney/

Wolfe Herd mengatakan, dia belajar untuk mengambil energi positif dari pandangan negatif seseorang berawal dari pengalaman pribadi. Pada April 2014, dia mengundurkan diri dari aplikasi kencan kenamaan, yakni Tinder. Herd menjadi salah satu pendiri dan wakil presiden di bidang pemasaran di aplikasi kencan yang sudah tidak asing bagi anak muda, bahkan di Indonesia.

Tak lama berselang, Wolfe Herd kemudian mengajukan tuntutan adanya pelecehan seksual dan diskriminasi yang dilakukan oleh perusahaan, khususnya rekan-rekannya di level manajer. Gugatan itu diselesaikan pada September 2014.

Usai tiga bulan kasus pelecehan seksusal yang dialami olehnya berlalu, Wolfe Herd kemudian justru meluncurkan Bumble, sebuah aplikasi saingan Tinder yang memberikan ruang layanan kencan yang lebih ramah kepada perempuan.

Baca Juga: Shahid Khan, Mantan Pencuci Piring yang Kini Berharta Rp118 Triliun

2. Di Bumble, perempuan justru yang menginisiasi percakapan dengan pasangannya

Kisah Whitney Wolfe, Pendiri Bumble yang Sukses Jadi Konglomerat Mudainstagram.com/whitney

Di Bumble, kata Wolfe Herd, perempuan justru yang menginisiasi percakapan dengan pasangannya. Menurut Wolfe Herd, konsep tersebut pasti akan mengundang keraguan bagi investor. Banyak investor bilang kepadanya bahwa perempuan cenderung tidak ingin mengajak pria berkencan. Tidak sedikit investor yang menyatakan kepadanya bahwa konsep Bumble bertentangan dengan norma sosial.

Wolfe Herd mengatakan penolakan tidak akan merubah konsep aplikasi Bumble apalagi sampai membuatnya berpikiran konsep tersebur menjadi ide yang buruk. Sebaliknya, katanya, dia mulai melihat pandangan tersebut sebagai ide baru di mana banyak orang belum masuk ke dalam konsep tersebut.

“Saya melatih kembali otak sejak hari 1 (saat peluncuran Bumble). Setiap kali saya mendapat email atau tweet yang terkesan menghina atau ada beberapa investor yang mengatakan kepada saya [ide Bumble] itu bodoh, saya justru tambah bersemangat. Orang-orang pada umumnya tidak tahu cara melihat hal-hal yang sebenarnya belum ada, jadi kalian hanya perlu percaya pada diri sendiri,” ujar Wolfe Herd.

3. Bos Bumble justru suka jika ada yang meremehkannya

Kisah Whitney Wolfe, Pendiri Bumble yang Sukses Jadi Konglomerat MudaPexels.com/Jonathan Borba

Diremehkan juga memberikan sejumlah elemen kejutan bagi Wolfe Herd. Ketika sebuah perusahaan lain mengidentifikasi dirinya sebagai pesaing, mereka pasti akan mengawasi setiap gerak-gerik mantan karyawan Tinder ini.

"Jika mereka tidak melihat kalian sebagai ancaman, mereka tidak akan melihat kalian datang di tikungan hanya untuk menyusul mereka layaknya Princess Peach di Mario Kart,” ujar Wolfe Herd.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Tadashi Yanai, Sukses Bangun UNIQLO dari Toko Kecil

4. Bumble diluncurkan dengan dana awal sebesar 10 juta dolar AS

Kisah Whitney Wolfe, Pendiri Bumble yang Sukses Jadi Konglomerat MudaIlustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai informasi, Bumble diluncurkan dengan dana 10 juta dolar AS. Dana tersebut berasal dari salah satu pendiri aplikasi kencan Badoo yakni Andrey Andreev dan salah satu pendiri Tinder Chris Gulczynski. Pada tahun 2021, Wolfe Herd tercatat menjadi founder wanita termuda dalam sejarah yang mendirikan perusahaan.

Menurut laporan riset pasar 2019, pasar layanan kencan global ini diperkirakan valuasinya mencapai 6,7 miliar dolar AS dan diperkirakan akan mencapai hampir 10 miliar dolar AS pada tahun 2026 mendatang.

Pendorong utama bisnis Bumble yakni pertumbuhan meningkatnya penggunaan media online untuk kebutuhan pribadi dan peningkatan teknologi serta kenyamanan dengan layanan dan aplikasi kencan baru.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya