Krisis Akut, Pekerja Perempuan di Sri Lanka Banting Setir Jadi PSK

Rumah bordil dadakan muncul dimana-mana

Jakarta, IDN Times - Sejumlah pekerja perempuan di Sri Lanka yang sebelumnya berprofesi sebagai karyawan di pabrik tekstil, terpaksa harus banting setir menjadi seorang pekerja seks komersial (PSK) demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Krisis berkepanjangan yang terjadi di Sri Lanka membuat munculnya sejumlah rumah bordil dadakan. Tidak heran mengapa muncul sejumlah rumah bordil di sejumlah wilayah. Pasalnya, 22 juta warga Sri Lanka kini terancam jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

"Perempuan yang bekerja di industri tekstil kini beralih ke 'pekerjaan seks' setelah dipecat karena krisis ekonomi," ujar Direktur Eksekutif Stand Up Movement Lanka (SUML), Ashila Dandeniya, dikutip dari Firstpost, Senin (1/8/2022).

Baca Juga: Dilanda Krisis, Ekonomi Sri Lanka Terkontraksi Sebesar 6 Persen

1. Angka prostitusi Sri Lanka naik sebesar 30 persen

Krisis Akut, Pekerja Perempuan di Sri Lanka Banting Setir Jadi PSKIlustrasi Perdagangan Perempuan (IDN Times/Mardya Shakti)

Berdasarkan catatan dari Stand Up Movement Lanka (SUML), sebuah kelompok yang memperjuangkan hak-hak pekerja, ada peningkatan sebanyak 30 persen dalam kasus prostitusi di Sri Lanka dalam beberapa bulan terakhir. Penyebabnya, perempuan di negara itu dipaksa menjadi pekerja seks untuk mencari nafkah.

Dibukanya sejumlah outlet spa dan pusat kesehatan di sejumlah titik, disinyalir sebagai sebuah upaya dari kebanyakan perempuan untuk bertahan hidup dan memberi keluarga mereka makan tiga kali sehari.

“Akibat krisis saat ini, kami perhatikan banyak perempuan yang mengambil pekerjaan sebagai PSK. Kebanyakan dari mereka dari industri tekstil. Setelah COVID, industri tekstil terdampak dan banyak pekerjaan yang dipangkas, dan sekarang situasi saat ini memaksa mereka untuk terjun ke dunia prostitusi sebagai mata pencaharian," katanya.

2. Warga tidak mampu penuhi kebutuhan sehari-hari

Krisis Akut, Pekerja Perempuan di Sri Lanka Banting Setir Jadi PSKANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Rehana, 21, warga Sri Lanka menyatakan bagaimana dirinya banting setir dari seorang karyawan industri tekstil menjadi pekerja seks. Rehana kehilangan pekerjaannya tujuh bulan lalu dan setelah berbulan-bulan putus asa, dia akhirnya terjun ke dunia prostitusi.

“Desember tahun lalu, saya kehilangan pekerjaan di pabrik tekstil. Sekarang susah mendapatkan pekerjaan reguler. Sehingga, saya susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya. 

Baca Juga: Deretan Negara di Asia yang Diprediksi Bernasib Sama dengan Sri Lanka

3. Sebanyak 6,3 juta orang di Sri Lanka rawan pangan

Krisis Akut, Pekerja Perempuan di Sri Lanka Banting Setir Jadi PSKANTARA FOTO/Moch Asim

Direktur Program Pangan Dunia atau World Food Programme PBB (WFP) Sri Lanka, Abdur Rahim Siddiqui mengatakan, sebanyak 6,3 juta orang di Sri Lanka rawan pangan. Abdur mengatakan, ekonomi Sri Lanka saat ini menghadapi krisis pangan terburuk sejak kemerdekaan dan inflasi diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan.

"Sri Lanka telah menghadapi krisis pangan yang parah sejak kemerdekaannya. Tingkat inflasi pangan lebih dari 80 persen hingga Juni, dan tren ini kemungkinan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang," kata Siddiqui.

Sri Lanka kini tengah menghadapi kekurangan bahan bakar yang akut, makanan, dan devisa negara. Sri Lanka juga sedang mengalami krisis ekonomi yang buruk sejak negara ini berdiri. Masyarakat negara kepulauan ini mengharapkan IMF dapat segera memberikan paket bailout.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya