Laba Antam Q1 2022 Tembus Rp1,47 Triliun, Tumbuh 132 Persen

ANTAM catatkan kinerja keuangan positif di awal 2022

Jakarta, IDN Times - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan capaian laba sebesar Rp1,47 triliun pada kuartal I 2022. Capaian tersebut naik 132 persen dari laba periode yang sama tahun lalu sebesar Rp630,38 miliar.

Pertumbuhan profitabilitas ANTAM pada triwulan pertama 2022 (Q1 2022) tercermin pada capaian laba kotor sebesar Rp2,45 triliun, tumbuh 51 persen dari capaian laba kotor pada Q1 2021 sebesar Rp1,63 triliun.  Sementara itu, capaian laba usaha perusahaan pada Q1 2022 tercatat sebesar Rp1,62 triliun, tumbuh 104 persen dibandingkan Q1 2021 sebesar Rp793,89 miliar.

Kinerja operasi dan keuangan ANTAM berdasarkan dari capaian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada Q1 2022 sebesar Rp2,54 triliun. Capaian ini meningkat signifikan dibandingkan capaian EBITDA pada IQ21 sebesar Rp1,24 triliun atau tumbuh 105 persen.

"Pertumbuhan EBITDA yang positif terutama didukung oleh kinerja operasi dan penjualan komoditas utama ANTAM yang solid serta peningkatan efisiensi biaya di tengah apresiasi positif kenaikan harga komoditas global," kata Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang, Syarif Faisal Alkadrie yang diterima IDN Times, Senin (23/5/2022).

Baca Juga: Harga Emas Stagnan 3 Hari Berturut-turut, Ini Rinciannya

1. Kas bersih ANTAM tembus Rp4,16 triliun

Laba Antam Q1 2022 Tembus Rp1,47 Triliun, Tumbuh 132 PersenRUPST PT Aneka Tambang atau Antam (Dok. Istimewa)

Posisi arus kas bersih perusahaan yang diperoleh dari aktivitas operasi pada Q1 2022 sebesar Rp481,46 miliar.  Capaian tersebut, kata Syarif, memperkokoh struktur keuangan ANTAM yang tercermin dari saldo kas dan setara kas pada akhir peiode tersebut sebesar Rp4,16 triliun.

"Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama ANTAM yang berbasis pada komoditas nikel, emas, dan bauksit," ujarnya.

Pada 2022, ANTAM berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas, bijih nikel dan bauksit ANTAM. Ini seiring pertumbuhan tingkat penyerapan pasar dalam negeri.

Pada Q1 2022, total penjualan bersih ANTAM tercatat sebesar Rp9,75 triliun, meningkat 6 persen dibandingkan periode Q1 2021 sebesar Rp9,21 triliun. Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp7,42 triliun, atau 76 persen dari total penjualan bersih ANTAM pada Q1 2022.

Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar Rp5,88 triliun (60 persen), disusul feronikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp1,86 triliun (19 persen), bijih nikel sebesar Rp1,62 triliun (17 persen), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp299,40 miliar (3 persen).

Baca Juga: Orang RI Makin Melek Investasi, Penjualan Emas Antam Tembus Rp17 T

2. Volume produksi dan penjualan ikut tumbuh

Laba Antam Q1 2022 Tembus Rp1,47 Triliun, Tumbuh 132 PersenPengunjung membeli emas di Butik Emas Antam, Jakarta, pada 28 Juli 2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

ANTAM mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 370 kg (11.896 troy oz) per Q1 2022, tumbuh 28 persen dari tingkat produksi emas pada Q1 2021 sebesar 290 kg (9.323 troy oz). Kinerja penjualan emas ANTAM pada Q1 2022 mencapai 6.575 kg (211.391 troy oz).

"Pada 2022, ANTAM kembali berfokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik," ujarnya.

Segmen nikel ANTAM juga mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif. Volume produksi feronikel ANTAM pada Q1 2022 tercatat sebesar 5.681 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 5.660 TNi. Nilai penjualan feronikel pada Q1 2022 sebesar Rp1,86 triliun, naik 51 persen dibandingkan periode Q1 2021 sebesar Rp1,23 triliun.

Untuk komoditas bijih nikel, pada Q1 2022 volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTAM dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 2,92 juta wet metric ton (wmt), meningkat 11 persen dibandingkan IQ21 sebesar 2,64 juta wmt.  Sedangkan volume penjualan bijih nikel ke pasar domestik mencapai 2,33 juta wmt pada Q1 2022, tumbuh 46 persen dari capaian volume penjualan Q1 2021 sebesar 1,60 juta wmt.

Untuk bauksit, kata Syarif, ANTAM mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 469.332 wmt dengan capaian total volume penjualan bauksit mencapai 102.373 wmt.

"Pada 2022, selain penjualan ekspor, perusahaan berfokus pula dalam pengembangan penjualan bauksit di dalam negeri," kata Syarif.

Kemudian, volume produksi produk alumina pada IQ22 mencapai 33.830 ton alumina tumbuh 121 persen dari volume produksi IQ21 sebesar 15.315 ton alumina. Volume penjualan produk alumina pada iQ22 mencapai 34.822 ton alumina relatif stabil dibandingkan volume penjualan IQ21 sebesar 34.314 ton alumina.

Baca Juga: Erick Thohir Rombak Direksi Antam, Komisaris Vale Jadi Dirut

3. Akses pasar ke konsumen diperluas lewat e-commerce

Laba Antam Q1 2022 Tembus Rp1,47 Triliun, Tumbuh 132 Perseninternet

ANTAM yang merupakan anggota MIND ID - BUMN Holding Industri Pertambangan, juga telah memperluas akses pasar kepada konsumen. Pada Februari 2022, ANTAM resmi melakukan penjualan produk Logam Mulia pada platform marketplace Tokopedia melalui akun “Butik Emas ANTAM Official” di samping penjualan online melalui website resmi www.logammulia.com.

Melalui pengembangan layanan penjualan berbasis aplikasi teknologi informasi, diharapkan akan meningkatkan kemudahan bagi para pelanggan untuk bertransaksi produk-produk Logam Mulia ANTAM.

"Selain mekanisme transaksi online, produk Logam Mulia ANTAM tersedia pada jaringan Butik Emas Logam Mulia yang tersebar di 11 kota di Indonesia dan kegiatan pameran di beberapa lokasi. ANTAM menjalankan kegiatan operasi dan penjualan dengan penerapan protokol kesehatan yang tepat dan konsisten," ujar Syarif.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya