Luhut: Stop Impor Barang yang Bisa Diproduksi Dalam Negeri  

Bea masuk tinggi akan diterapkan bagi komoditas luar negeri

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan jika impor tidak boleh dilakukan terhadap komoditas yang bisa diproduksi di dalam negeri.

"Ndak boleh itu (komoditas yang bisa diproduksi di dalam negeri). Semua yang kita produksi ada, kita harus gunakan di dalam negeri," kata Luhut beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pemerintah Gaspol Potensi Ekspor Lada Hitam Lampung

1. Komoditas luar yang masuk ke Indonesia akan dikenakan bea masuk tinggi

Luhut: Stop Impor Barang yang Bisa Diproduksi Dalam Negeri  Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Luhut menegaskan soal komoditas yang ingin masuk ke pasar Indonesia juga nantinya harus dikenakan dengan bea masuk yang tinggi.

"Yang luar negeri datang kita akan berikan bea masuk yang tinggi supaya tidak bisa ngerusak kita. Kita seperti itu agar jadi policy ya," ujar Luhut.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Ultah untuk Jokowi, Luhut: Beliau Pemimpin dan Sahabat

2. Luhut pede Indonesia jadi produsen baterai Lithium nomor 1 dunia di 2029

Luhut: Stop Impor Barang yang Bisa Diproduksi Dalam Negeri  Ilustrasi ekspor (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Luhut menambahkan bahwa Indonesia kini telah melakukan ekspor besi baja. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun ke belakang, Indonesia lebih banyak ekspor bahan mentah.

"Dari eskpor tersebut angka ekspor sempat menyentuh angka 21 miliar dolar AS pada tahun lalu. Ke depan, kita akan ekspor baterai lithium dan mobil listrik. Kita akan menjadi produsen baterai lithium nomor 1 atau 2 di tahun 2029," ucap Luhut.

Baca Juga: Kinerja Positif Ekspor RI Tunjang Pertumbuhan Ekonomi Mei 2022

3. Defisit perdagangan Indonesia-China kurang dari 2,5 miliar dolar AS

Luhut: Stop Impor Barang yang Bisa Diproduksi Dalam Negeri  Xi Jinping dan Jokowi (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/Biro Pers Kepresidenan RI)

Angka ekspor diprediksikan oleh Luhut pada tahun ini mampu mencapai 30 miliar dolar AS. Angka tersebut naik jika dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 21 miliar dolar AS. Prospek ekspor Indonesia jika dibandingkan dengan negara sekaliber China juga jika tipis. Defisit perdagangan hanya kurang dari 2,5 miliar dolar AS.

"Kalau ada orang yang bilang kita dikrontol oleh China itu sangat tidak betul. Kita lebih baik dari dia (China). Bahkan, dia (China) sekarang berikan danti dumping sebesar 20 persen terhadap iron steel  kita. Kita dianggap jauh lebih efisien dari dia (China)," ujarnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya