Nilai Perdagangan RI dan Korsel Tembus 6 Miliar Dolar AS

Indonesia dan Korsel sepakat perkuat kerja sama perdagangan

Jakarta, IDN Times - Indonesia dan Korea Selatan sepakat memperkuat kerja sama perdagangan kedua negara untuk memulihkan ekonomi pascapandemi. Indonesia dan Korsel meyakini kerja sama perdagangan kedua negara dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

“Korea Selatan merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia. Pada periode Januari-Maret 2022, nilai perdagangan kedua negara telah mencapai 6,09 miliar dolar AS. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 47,05 persen pada periode yang sama di tahun sebelumnya,” kata Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Indonesia Centre Pertama Hadir di Busan Korsel 

1. Pertumbuhan perdagangan miliki arti positif bagi kedua negara

Nilai Perdagangan RI dan Korsel Tembus 6 Miliar Dolar ASWarga memakai masker untuk melindungi diri dari penularan virus corona (COVID-19) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-ji

Jerry mengatakan indikator pertumbuhan perdagangan tersebut memiliki arti positif bagi kedua negara, terutama untuk saling mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemik COVID-19.

“Pemulihan ekonomi ini tentu sejalan dengan tema utama Presidensi G20 Indonesia yaitu ‘Recover Together, Recover Stronger’,” ujarnya.

Baca Juga: Jepang, AS, dan Korsel Sepakati Latihan Pertahanan Bersama

2. Indonesia dukung Korsel dalam tiga prioritas perdagangan

Nilai Perdagangan RI dan Korsel Tembus 6 Miliar Dolar ASgizmochina.com

Terkait G20, Jerry menyampaikan Indonesia menyambut baik dukungan Korea Selatan pada tiga prioritas perdagangan dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TWIIG).

Ketiga, prioritas tersebut yakni peran dari sistem perdagangan multilateral (Multilateral Trading System/MTS) untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), keberlanjutan rantai pasok global (Global Value Chains/GVC) dan perdagangan digital, serta industrialisasi 4.0 yang inklusif dan berkelanjutan.

"Saat ini, Indonesia menjadi negara urutan keempat investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) Korea Selatan setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Vietnam. Menurutnya, salah satu investasi dari Korea Selatan yang dibutuhkan oleh Indonesia adalah investasi di bidang kendaraan listrik," katanya. 

3. Pemerintah Indonesia serius kembangkan kendaraan listrik

Nilai Perdagangan RI dan Korsel Tembus 6 Miliar Dolar ASPLN menyiapkan kendaraan listrik dan juga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk para delegasi G20. (Dok. PLN)

Lebih lanjut, Peraturan Presiden (Perpres) nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan menjadi bukti keseriusan Pemerintah Indonesia. Terbukanya ekonomi dan industri manukfaktur khususnya otomotif, dapat menjadi faktor pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi.

“Kami membuka peluang investasi Korea Selatan di Indonesia pada kendaraan listrik dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik yang komprehensif dan terintegrasi. Investasi ini akan membuka lapangan kerja dan pengembangan kendaraan yang ramah lingkungan,” ujar Jerry.

Baca Juga: Mengulik Genesis Electrified G80, Sedan Mewah Listrik di KTT G20

4. Korsel butuh komoditas dari Indonesia

Nilai Perdagangan RI dan Korsel Tembus 6 Miliar Dolar ASWebsite

Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi (MoTIE) Korea Selatan, Youngjin Jang, meminta agar proses ratifikasi implementasi perjanjian perdagangan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di sisi Indonesia bisa segera diselesaikan dan diimplementasikan.

“Implementasi IK-CEPA akan memudahhkan pemenuhan kebutuhan produk dari Indonesia untuk pasar Korea Selatan. Sebagai contoh, urea merupakan salah satu produk dari Indonesia yang dibutuhkan pasar Korea Selatan. Kami berharap, Indonesia dapat menyuplai kebutuhan tersebut,” katanya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya