Pelemahan Berlanjut, Rupiah Gagal Taklukan Dolar AS di Penutupan

Rupiah ditutup melemah 46 poin ke Rp14.836 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang Garuda kembali melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (18/8/2022).

Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 46 poin ke level Rp14.836 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp14.768. 

Baca Juga: Inflasi Inggris 'Meledak' Lagi, Tembus 10,1 Persen Pada Juli 2022

1. Sentimen data produksi China kerek mata uang dolar AS

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada Selasa (18/8/2022) karena penurunan suku bunga yang mengejutkan oleh bank sentral China serta data produksi industri China yang secara signifikan lebih lemah dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran atas lesunya permintaan dan memicu kekhawatiran resesi.

"Data aktivitas China yang secara mengejutkan lemah dengan output industri China tumbuh 3,8 persen pada bulan Juli, yang berada di bawah ekspektasi 4,6 persen, dan juga lebih rendah dari angka Juni sebesar 3,9 persen. Data tersebut muncul setelah lockdown COVID-19 di seluruh negeri yang telah sangat menghambat pertumbuhan ekonomi tahun ini," kata Ibrahim pada Kamis (18/8/2022).

2. Indonesia jangan anggap enteng potensi resesi

Ibrahim menambhakan, pemerintah Indonesia telah sigap dalam menyikapi ancaman krisis. Indonesia merupakan negara dengan resiko resesi yang kecil bila dibandingkan dengan negara lain. Jika, dibandingkan dengan rata-rata negara Amerika dan Eropa, yang mencapai 40 hingga 55 persen, ataupun negara Asia Pasifik pada rentang antara 20 hingga 25 persen.

Terlebih, pada bulan September 2022, Indonesia diprediksi akan menghadapi hiperinflasi dengan angka inflasi pada kisaran 10 sampai 12 persen, yang disebabkan oleh laju kenaikan harga pangan dan energi yang semakin mmembebani masyarakat.

"Karenanya, kondisi fiskal dan moneter pun menjadi perhatian guna menghadapi krisis global. Dalam sektor fiskal sendiri, tantangan yang akan dihadapi adalah normalisasi defisit anggaran untuk menjaga proporsi utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan keberlanjutan pembiayaan infrastruktur," kata Ibrahim. 

Baca Juga: Sentimen The Fed Bikin Rupiah Loyo Pagi Ini

3. Proyeksi rupiah esok hari

Pada penutupan pasar sore ini, kata Ibrahim, mata uang rupiah ditutup melemah 26 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin di level Rp14.768 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.741.

"Sedangkan, untuk perdagangan Jumat (19/8/2022) mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf namun ditutup melemah di rentang Rp14.750 - Rp14.820," ujarnya. 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya