Sulap Sampah Jadi Gas, Warga Balikpapan Masak Tanpa Khawatir LPG Habis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemanfaatan gas metana dari landfill Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar yang diinisiasi oleh Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan sejumlah warga di Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, menjadi hal yang mampu menghasilkan dampak positif di tengah krisis energi yang timbul dari perang antara Rusia dan Ukraina, khususnya gas.
"Program Waste to Energy for Community (Wasteco) ini sangat membantu kami ya. Kami yang berdomisili di TPAS Manggar itu sangat terbantu dengan adanya Wasteco ini. Terlebih, sekarang kan gas LPG itu kan udah mahal sekali ya. PHM sendiri sampai saat ini sudah memberikan bantuan sebanyak 273 sambungan gas metana ke rumah warga di 4 RT dengan jumlah KK sebanyak 277," Sekretaris Kelompok Gas Metana, Nurlita, saat diwawancarai oleh IDN Times usai pembukaan forum kapasitas nasional II 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), pada Rabu (27/6/2022).
Baca Juga: Gelar Forkapnas II, SKK Migas Kejar Target 1 Juta BOPD dan 12 BSCFD
1. Gas metana dorong kemunculan UMKM
Dikatakan Nurlita, keberadaan gas metana tidak hanya membantu memenuhi sumber energi rumah tangga. Akan tetapi, keberadaan gas metana ke rumah-rumah warga juga mampu mendorong munculnya sejumlah UMKM. Baik itu pelaku usaha yang bergerak di bidang pembuatan gula merah, tahu, katering, sampai dengan makanan ringan. Bahkan, kita juga memiliki sauna yang disewakan untuk umum.
"Untuk sejumlah warga yang masuk kategori penerima bebas biaya (lansia dan warga tidak mampu) kita gratiskan layanan gas metana. Namun, yang tidak masuk kategori kita tarik iuran sebesar Rp10 ribu. Kami selaku pengelola juga berkewajiban untuk merawat sambungan ke gas metana ke warga. Gas metana itu kan disalurkan ke warga selama 24 jam ya. Kita memiliki 2 teknisi untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan teknis," ucapnya.
Baca Juga: Jadi Perusahaan Energi Global, Pertamina Prioritaskan Transisi Energi
2. Program Waste to Energy for Community (Wasteco) dimulai pada 2018
Nurlita menambahkan, total UMKM yang telah terbentuk imbas dari keberadaan penyambungan gas metana ke rumah warga ini jumlahnya sebanyak 40 pelaku UMKM.
Editor’s picks
Program Waste to Energy for Community (Wasteco) sendiri dimulai pada 2018 silam dan direalisasikan secara berkesinambungan setelah melihat potensi gas metana di TPAS Manggar. Di mana pada 2019, dibuat sambungan gas memakai pipa untuk rumah warga.
3. TPAS Manggar hasilkan gas metana sebesar 2.261.253 meter kubik per tahun
Sebagai informasi, TPAS Manggar sendiri memiliki luas 45 hektare dengan volume sampah sebanyak 132,182 ton per tahun. Gas metana yang dihasilkan dari timbunan sampah di landfill TPAS Manggar adalah 2.261.253 meter kubik per tahun.
Dari potensi itu dimanfaatkan sekitar 462.680 meter kubik per tahun. Disalurkan melalui pipa paralon dari sumber hingga ke rumah warga dengan panjang sekira 6.640 meter.
Penerapan metode Wasteco yang sudah divalidasi melalui Surat Keputusan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Nomor 188.46/155/DLH, mampu menggerakan 10 UMKM dan 10 warung metana bisnis rumah tangga.
Baca Juga: Kontribusi Hulu Migas ke Industri Lain Capai Rp174,53 Triliun
4. Subholding Upstream PHM melihat potensi timbunan sampah di TPAS Manggar
Sementara itu, Head Communication Relations and CID PHM, Frans Alexander A Hukom mengatakan program Wasteco merupakan inisiasi pihaknya dengan TPAS Manggar.
"Waktu itu kami melihat adanya sumber gas dari timbunan sampah yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat," katanya.
Tahun ini, pihaknya menargetkan sebanyak 300 sambungan sudah bisa direalisasikan ke rumah-rumah masyarakat di sekitar TPAS Manggar.