The Fed Didesak Pejabatnya Naikkan Suku Bunga 75 Bps

Kenaikan suku bunga demi menekan laju inflasi AS

Jakarta, IDN Times - Sejumlah pejabat The Fed mendesak agar Bank Sentral AS kembali menaikkan suku bunga 75 basis poin. Upaya tersebut demi menekan laku inflasi AS yang dinilai masih jauh dari target.

Presiden The Fed St Louis, James Bullard, adalah salah satu pejabat yang ngotot agar The Fed kembali menaikkan suku bunga pada bulan September mendatang.

"Saya tidak mengerti kenapa (The Fed) menunda kenaikan suku bunga sampai tahun depan," kata Bullard seperti dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (19/8/2022).

Baca Juga: Inflasi Inggris 'Meledak' Lagi, Tembus 10,1 Persen Pada Juli 2022

1. Pejabat ingin suku bunga The Fed berada di kisaran 4,00 persen

The Fed Didesak Pejabatnya Naikkan Suku Bunga 75 Bpsgoogle

Bullard bersikukuh ingin agar suku bunga acuan The Fed berada di kisaran target 3,75 persen menjadi 4,00 persen pada akhir tahun ini. Tingkat kebijakan suku bunga The Fed saat ini berada di level 2,25 sampai dengan 2,50 persen.

Senada dengan Bullard, Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, mengatakan kenaikan suku bunga sebesar 50 atau 75 basis poin pada pertemuan kebijakan dewan gubernur pada 20 sampai dengan 21 September mendatang akan menjadi cara yang masuk akal untuk membuat biaya pinjaman jangka pendek menjadi sedikit di atas 3 persen pada akhir tahun ini.

2. Target The Fed inflasi tak lebih dari 2 persen

The Fed Didesak Pejabatnya Naikkan Suku Bunga 75 BpsGedung Federal Reserve System (The Fed) Amerika Serikat (federalreserve.gov)

Suku bunga sendiri, kata Daly, sebenarnya harus diseusaikan dengan data ketenagakerjaan AS yang telah menunjukkan pertumbuhan cepat dalam beberapa bulan terakhir, dan juga tingkat inflasi yang berjalan di atas target The Fed yakni sebesar 2 persen.

"Dengan perlambatan ekonomi global yang bertindak sebagai penghambat pertumbuhan oleh karena itu kita harus mempertimbangkannya (kenaikan suku bunga) sembari kita terus memastikan bahwa kita tidak berlebihan dalam mengeluarkan kebijakan," ujar Daly.

Baca Juga: Sentimen The Fed Jadi Biang Kerok Melemahnya Rupiah Pagi Ini

3. AS tak sendirian menghadapi ganasnya inflasi

The Fed Didesak Pejabatnya Naikkan Suku Bunga 75 BpsPresiden AS Joe Biden (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

AS tidak sendirian dalam menghadapi tingkat inflasi yang masih di atas target. Inflasi Inggris contohnya melonjak ke 10,1 persen pada Juli. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 1982. Laju inflasi naik dari bulan sebelumnya yakni Juni yang menyentuh angka 9,4 persen.

Laju inflasi yang terus melonjak diperkirakan akan menekan warga Inggris yang sudah mulai kesusahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Terlebih, kenaikan inflasi juga menjadi sinyal kuat bagi Bank of England (BoE) untuk kembali menaikkan suku bunga.

"Setiap kejutan inflasi yang terus mengalami peningkatan artinya merupakan sebuah tekanan bagi BoE. Dengan meningkatnya tekanan inflasi dikombinasikan dengan meningkatnya resesi," kata Luke Bartholomew, ekonom senior di manajer aset abrdn, seperti dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (18/8/2022).

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya