Tujuh Sektor Prioritas Ini Diharap Mampu Genjot Revolusi Industri 4.0

7 sektor dipilih karena kontribusi 70 persen dari PDB

Jakarta, IDN Times - Sebanyak tujuh sektor prioritas yakni makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika dan alat kesehatan dipilih untuk mempercepat akselerasi revolusi industri 4.0.

Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.

"Pemerintah telah menetapkan inisiatif Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah peta jalan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi, dengan aspirasi besar membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030," kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Andi Rizaldi di Jakarta, Minggu (3/7/2022).

"Resiliensi perekonomian Indonesia yang cukup baik juga dinilai sebagai salah satu potensi yang dapat dioptimalkan lewat penerapan industri 4.0. Hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2019 dan kontraksi yang lebih kecil pada 2020 dibanding peer countries," sambung dia.

Baca Juga: 7 Fakta Kelam Revolusi Industri, Banyak Terjadi Eksploitasi Pekerja

1. Proporsi tenaga kerja di sektor prioritas meningkat

Tujuh Sektor Prioritas Ini Diharap Mampu Genjot Revolusi Industri 4.0Ilustrasi karyawan (ANTARA FOTO)

Dikatakan Andi, proporsi tenaga kerja di tujuh sektor prioritas dalam program Making Indonesia 4.0 pada lima tahun terakhir menunjukkan tren meningkat. Pada tahun 2015 tercatat sebesar 5,02 persen dan pada tahun 2020 sebesar 5,70 persen, meski sempat dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19.

“Melihat data peningkatan tersebut, tentunya memberikan harapan bahwa adopsi teknologi di tujuh sektor prioritas berpotensi meningkatkan kapabilitas ekonomi nasional,” katanya.

2. Indonesia negara dengan jumlah tenaga kerja tertinggi

Tujuh Sektor Prioritas Ini Diharap Mampu Genjot Revolusi Industri 4.0IDN Times/Galih Persiana

Andi menambahkan, Indonesia merupakan negara jumlah tenaga kerja terbanyak di dunia dengan jumlah 125 juta jiwa, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

“Tentunya apabila didorong dengan peningkatan kualitas tenaga kerja, akan terus berdampak positif pada peningkatan produktivitas sektor manufaktur, dan akan terus memberikan kontribusi yang baik pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Curhat Pusing Hadapi Revolusi Industri 4.0 hingga Pandemik

3. SDM industri terus diasah

Tujuh Sektor Prioritas Ini Diharap Mampu Genjot Revolusi Industri 4.0Kepala Seksi Pemberdayaan Industri Subdirektorat IKM Sandang dan kulit, Direktorat IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, Kemenperin, Siti Nurkomariyah saat memberikan pengarahan ke peserta Bimbingan dan Sertifikasi SKKNI IKM Pakaian Jadi di Surabaya, Senin (4/11). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang mempu beradaptasi dalam era Industri 4.0, pemerintah juga terus mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri melalui program-program utama, meliputi pendidikan vokasi berbasis kompetensi, pembangunan unit pendidikan dan pelatihan di wilayah pusat pertumbuhan industri, serta program link and match antara dunia pendidikan dengan industri.

Upaya lainnya adalah dengan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan di era revolusi industri 4.0, antara lain dengan melibatkan Industri Kecil Menengah (IKM) dalam pengembangannya. Misalnya, dengan melakukan pelatihan e-commerce kepada 13.183 IKM di tahun 2021 dan menggelar webinar e-smart IKM yang mendukung pemasaran IKM secara digital.

“Dalam upaya mengakselerasi pengembangan SDM Industri 4.0, Kemenperin telah menjalankan pelatihan, bimbingan teknis dan sertifikasi terhadap 2.171 orang,” ujar Andi.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya