Utang Luar Negeri RI Triwulan I-2022 Turun Jadi Rp6.053 Triliun

ULN Indonesia turun Rp61,8 triliun pada triwulan I 2022

Jakarta, IDN Times - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2022 menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2022 tercatat sebesar 411,5 miliar dolar AS atau Rp6.053 triliun (kurs 1 dolar= Rp14.709), turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya sebesar 415,7 miliar dolar AS atau Rp6.114,8 triliun.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN triwulan I 2022 mengalami kontraksi sebesar 1,1 persen year on year (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 0,3 persen (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi sekaligus Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono mengatakan tren penurunan ULN pemerintah pada triwulan I 2022 masih berlanjut. Posisi ULN Pemerintah pada triwulan I 2022 sebesar 196,2 miliar dolar AS, menurun dari posisi triwulan sebelumnya sebesar 200,2 miliar dolar AS.

Secara tahunan, pertumbuhan ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 3,4 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,0 persen (yoy).

"Penurunan terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo, baik SBN domestik maupun SBN Valas, serta adanya pelunasan neto atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2022, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral," kata Erwin pada Kamis (18/5/2022).

Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp5.974 Triliun per Februari 2022 

1. Volatilitas keuangan global cenderung tinggi

Utang Luar Negeri RI Triwulan I-2022 Turun Jadi Rp6.053 Triliunpexels.com/ Burst

Menurut Erwin, volatilitas di pasar keuangan global yang cenderung tinggi turut berpengaruh pada perpindahan investasi pada SBN domestik ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi kepemilikan investor nonresiden pada SBN domestik. Penarikan ULN pada triwulan I 2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel," ucapnya.

2. ULN pemerintah relatif aman

Utang Luar Negeri RI Triwulan I-2022 Turun Jadi Rp6.053 Triliunilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)

Erwin melanjutkan dukungan dari ULN Pemerintah digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan Maret 2022. Belanja tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yakni 24,6 persen dari total ULN Pemerintah.

Selain itu, sektor jasa pendidikan sebesar 16,5 persen, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,1 persen, sektor konstruksi 14,2 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 11,7 persen.

Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah.

Baca Juga: BUMN Karya Banyak Utang? Erick Thohir Jawab Begini

3. ULN swasta terbesar dari sektor jasa keuangan

Utang Luar Negeri RI Triwulan I-2022 Turun Jadi Rp6.053 TriliunANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Sedangkan, ULN swasta menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh pembayaran pinjaman luar negeri dan surat utang yang jatuh tempo selama triwulan I 2022.

Posisi ULN swasta pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 206,4 miliar dolar AS, turun dari 206,5 miliar dolar AS pada triwulan IV 2021. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,8 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,6 persen (yoy).

"ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) terkontraksi masing-masing sebesar 5,1 persen (yoy) dan 1,0 persen (yoy)," ujarnya.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,6 persen dari total ULN swasta.

"ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,0 persen terhadap total ULN swasta," lanjut dia.

4. Kehati-hatian jadi prinsip pengelolaan ULN

Utang Luar Negeri RI Triwulan I-2022 Turun Jadi Rp6.053 Triliun(IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: 5 Perbedaan Utang Produktif dan Utang Konsumtif, Pahami! 

Erwin menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada triwulan I 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 33,7 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 35,0 persen.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,9 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," ujarnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya