UU Semikonduktor Sah, AS Disebut China Mulai Genderang Perang Dingin

AS tidak ingin bergantung dengan China di bidang teknologi

Jakarta, IDN Times - Undang-undang semikonduktor yang telah ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden direspons serius oleh China. Melalui kedutaan besarnya di negeri Paman Sam, China menyatakan disahkannya UU semikonduktor menjadi sebuah sinyal perang dingin yang dilakukan oleh AS.

Kedutaan Besar China di Washington dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari BBC pada Rabu (10/8/2022) menyatakan UU semikonduktor yang telah diinisasi oleh AS sebagai sebuah mentalitas perang dingin.

Baca Juga: Ketegangan AS-China Bikin Rupiah Melemah Lagi Pagi Ini

1. AS tidak ingin bergantung dengan China

UU Semikonduktor Sah, AS Disebut China Mulai Genderang Perang DinginXi Jinping dan Joe Biden (Instagram.com/chinaxinhuanews/facebook.com/Joe Biden)

Sejumlah pelaku bisnis di bidang teknologi sebenarnya telah lama bersuara agar AS mampu mendorong terciptanya ekosistem industri teknologi, khususnya di bidang pembuatan chip komputer. Alasan utamanya adalah agar produsen tidak ingin ada ketergantungan pada China.

Kurangnya pasokan microchip secara global juga menyadarkan AS pentingya melakukan investasi di bidang chip. Senat Tinggi Demokrat, Chuck Schumer, mengatakan UU yang telah ditandatangani oleh Joe Biden tersebut menjadi tolak ukur AS dalam menuju kemakmuran di bidang teknologi pada masa mendatang.

"Otoritarian (China) bersorak agar kami kalah dan berharap kami duduk saja. Dengan memberlakukan undang-undang CHIPS dan Science Act, memperjelas upaya yang tengah kami lakukan. Kami percaya Amerika adalah negara yang maju di segala bidang," kata Schumer seperti dikutip dari BBC pada Rabu (10/8/2022).

Baca Juga: Saingi China, Biden Gelontorkan Rp4 Ribu Triliun untuk Industri Chip

2. AS pasok 10 persen kebutuhan semikonduktor global

UU Semikonduktor Sah, AS Disebut China Mulai Genderang Perang Dinginilustrasi ukuran semikonduktor (pexels.com/Sergei Starostin)

AS saat ini memproduksi sekitar 10 persen dari pasokan global semikonduktor. Semikonduktor sendiri merupakan material kunci untuk pembangunan sejumlah barang mulai dari mobil hingga ponsel. Angka tersebut nyatanya turun dari sekitar 40 persen pada tahun 1990. Negara ini tidak sendirian dalam investasinya di industri chip semikonduktor.

Uni Eropa musim semi ini mengatakan akan berkomitmen lebih dari 40 miliar euro untuk meningkatkan produksi chip komputer, sementara China juga telah meningkatkan investasinya dalam sains dan teknologi.

3. AS ingin jadi produsen semikonduktor terbesar di dunia

UU Semikonduktor Sah, AS Disebut China Mulai Genderang Perang DinginPresiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (www.china-embassy.org)

Ditandatanganinya undang-undang AS terbaru oleh Joe Biden juga berdampak kepada digelontorkannya anggaran sebesar 280 miliar dolar AS dari pemerintahan AS untuk mendukung berbagai proyek teknologi termasuk pembuatan chip komputer. AS juga memberikan keringanan pajak bagi perusahaan yang ingin membangun pabrik pembuatan chip komputer di AS.

Selain investasi chip, UU tersebut mengarahkan dana sekitar 200 miliar dolar AS ke lembaga seperti National Science Foundation, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi di bidang-bidang seperti robotika dan komunikasi nirkabel.

Baca Juga: Kelangkaan Chip Jadi Faktor Indonesia Serius Kembangkan Semikonduktor

4. UU semikonduktor torehkan dampak positif

UU Semikonduktor Sah, AS Disebut China Mulai Genderang Perang DinginPresiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah konferensi pers di Gedung Pentagon pada Kamis 11 Februari 2021. (Facebook.com/President Joe Biden)

Biden menyebut UU semikonduktor sebagai investasi sekali dalam satu generasi dan mengatakan jika dampak kehadiran UU tersebut sudah menghasilkan pertumbuhan ekonomi di AS.

UU semikonduktor adalah pencapaian terbaru untuk Gedung Putih, yang juga baru-baru ini mencapai kesepakatan untuk memajukan rencana menyeluruh untuk memerangi perubahan iklim.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya