71 Tahun Garuda Indonesia di Langit Nusantara, Begini Sepak Terjangnya

Garuda Indonesia pertama kali berdiri pada 26 Januari 1949

Jakarta, IDN Times - Hari ini, 26 Januari 2020, menjadi tahun ke-71 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mengudara di langit Indonesia. Dulu saat era pendudukan Belanda, maskapai pelat merah ini bernama Indonesian Airways. Pesawat pertamanya bernama Seulawah atau Gunung Emas. Kalkuta-Rangon adalah rute pertama yang diterbangi pesawat dengan nomor RI-001 itu.

Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), yang merupakan maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia pada 1953. Pada tahun tersebut, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat beserta staf-staf profesional.

Sebagai perusahaan pelat merah dan maskapai kebanggaan Indonesia, banyak hal yang telah dicapai oleh Garuda Indonesia. Di ulang tahunnya yang ke-71, IDN Times merangkum fakta-fakta menarik dari Garuda Indonesia.

1. Garuda Indonesia diberi nama dan ditumpangi pertama kali oleh Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno

71 Tahun Garuda Indonesia di Langit Nusantara, Begini Sepak TerjangnyaDok. IDN Times

Dalam kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB), wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, meminta kepada dia memberi nama bagi perusahaan tersebut. Permintaan itu kemudian dijawab Soekarno dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto.

Yakni yang berisi, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu").

Di tahun yang sama, pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menghadiri upacara pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan nama Garuda Indonesian Airways.

Baca Juga: Pramugari Garuda Indonesia Bongkar Skandal Ari Askhara Selama Memimpin

2. Pada tahun-tahun awal maskapai ini beroperasi, pesawat Garuda diterbangkan oleh pilot-pilot KLM

71 Tahun Garuda Indonesia di Langit Nusantara, Begini Sepak TerjangnyaPesawat Garuda Airbus A330-900neo (IDN Times/Kevin Handoko)

Dikutip dari laman resmi Asosiasi Pilot Garuda (APG), pesawat komersil ini pertama kali diterbangkan oleh pilot-pilot dari maskapai Belanda. Sebab, pada saat itu belum ada tenaga pilot dan teknisi bangsa Indonesia.

Dua tahun berselang, atau pada 1951, Garuda Indonesian Airways merekrut calon penerbang anak bangsa untuk mengikuti pendidikan penerbang. Tepatnya pada tanggal 15 Januari 1951, Kementerian Perhubungan Bagian Penerbangan Sipil dengan pengumuman No. 492.017/3.27.51 mengajak para pemuda untuk dididik menjadi penerbang sipil.

Setelah melewati seleksi, para calon penerbang diberangkatkan ke sekolah penerbang pertama di Tanah Air yang bernama Akademi Penerbangan Indonesia (API) yang berlokasi di Curug, Banten.

3. Ekspansi besar-besaran Garuda dimulai pada 1960

71 Tahun Garuda Indonesia di Langit Nusantara, Begini Sepak TerjangnyaIDN Times/Sunariyah

Pada tahun 1960-an, Garuda Indonesia mendatangkan tiga pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra seiring dengan dibukanya rute penerbangan baru ke Hong Kong. Beberapa tahun kemudian, Garuda kembali mendatangkan tiga pesawat baru jenis Convair 990A yang merupakan pesawat yang memiliki kecepatan tinggi dengan teknologi canggih. Dengan pesawat baru ini, Garuda kembali membuka rute penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam melewati Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha.

Ekspansi bisnis Garuda tak hanya sampai di situ, enam tahun berselang atau tepatnya pada 1966, Garuda kembali mendatangkan pesawat jet dan turboprop anyar, yaitu Douglas DC-8 dan Fokker F27. Pesawat itu bakal diperuntukkan melayani penerbangan domestik.

Garuda kembali memperkuat dukungan terhadap layanan penerbangan domestik dengan membeli beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta pesawat jenis turboprop Fokker F27. Kemudian pada tahun 1973, guna melayani penerbangan internasional, seperti tujuan Eropa, Asia dan Australia, Garuda kembali mengirim pesawat McDonnell Douglas DC-10-30 dan Douglas DC-8. Selanjutnya untuk penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat Garuda mengoperasikan Boeing 747-2U3B baru-nya.

Baca Juga: Garuda Belum Tutup Rute Penerbangan ke Negara Terjangkit Virus Corona 

4. Garuda Indonesia dirikan Citilink pada 2001

71 Tahun Garuda Indonesia di Langit Nusantara, Begini Sepak Terjangnya(Ilustrasi pesawat Citilink) IDN Times/Fariz Fardianto

Pada 2001, Garuda Indonesia membentuk anak perusahaan bernama PT Citilink Indonesia. Perusahaan ini berdiri sebagai Unit Bisnis Strategis (SBU) dan difungsikan sebagai salah satu alternatif penerbangan bertarif rendah di Indonesia. Pada saat itu, Citilink menggunakan pesawat yang sebelumnya pernah dipakai oleh Garuda Indonesia yaitu Fokker 28 yang saat itu hanya berjumlah lima pesawat.

Dikutip dari laman resmi Citilink, Perusahaan ini didirikan berdasarkan Akta Notaris Natakusumah No. 01 tanggal 6 Januari 2009, berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan pengesahan dari Menkhumham No. AHU-14555.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 22 April 2009.

Dengan pengesahan tersebut, kepemilikan saham Citilink Indonesia saat didirikan adalah 67 persen milik PT Garuda Indonesia (Persero),tbk. (“Garuda”) dan 33 persen milik PT Aerowisata (“Aerowisata”).

Sebelumnya penerbangan yang dimiliki oleh Garuda Indonesia ini dikelola oleh SBU Citilink Indonesia yang beroperasi dengan AOC dari Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan Garuda Indonesia sejak Mei 2011.

Selanjutnya sesuai dengan Akta No. 23 tanggal 13 Januari 2012 mengenai perubahan setoran permodalan, dan Akta No. 91 tanggal 10 Agustus 2012 mengenai penyertaan tambahan modal berupa pesawat terbang, maka kepemilikan saham Citilink adalah 94,3 persen milik Garuda Indonesia dan 5,7 persen milik Aerowisata.

Dengan dimilikinya izin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 pada tanggal 27 Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 pada tanggal 22 Juni 2012, Citilink mulai beroperasi secara independen tanggal 30 Juli 2012 dengan IATA flight code "QG", ICAO designation "CTV" dan call sign "Supergreen".

5. Garuda Indonesia menjadi maskapai Indonesia pertama yang dinobatkan sebagai maskapai bintang lima oleh Skytrax

71 Tahun Garuda Indonesia di Langit Nusantara, Begini Sepak TerjangnyaIlustrasi pesawat Garuda Indonesia. (IDN Times/Holy Kartika)

Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London, Inggris, pada Kamis, 11 Desember 2014, waktu setempat, mengumumkan secara resmi Garuda Indonesia sebagai maskapai bintang lima (5-Star Airlines), bersama-sama dengan perusahaan-perusahaan penerbangan dunia lainnya, yaitu Singapore Airlines, Cathay Pacific Airways, Qatar Airways, Asiana Airlines, All Nippon Airways (ANA), dan Hainan Airlines.

BUMN penerbangan ini kembali dinobatkan sebagai maskapai bintang lima pada 2016 dan 2018. Hingga saat ini, Garuda masih menjadi salah satu maskapai dengan pelayanan terbaik di dunia.

Sampai saat ini, laman resmi Skytrax setidaknya mencatat hanya ada 9 maskapai di dunia yang berlabel bintang 5. Maskapai tersebut yaitu All Nippon Airways (ANA), Asiana Airlines, Cathay Pasific, Hainan Airlines, Qatar Airways, Singapore Airlines, Lufthansa, EVA Air dan Garuda Indonesia.

Bahkan, maskapai ini dinobatkan sebagai maskapai penerbangan paling tepat waktu di dunia sepanjang 2019 versi OAG Aviation Worldwide Ltd. Maskapai pelat merah ini berhasil mencatatkan tingkat ketepatan waktu (on time performance/OTP) 95,01 persen. Tingkat ketepatan waktu Garuda lebih baik dibandingkan maskapai yang ada di posisi runner up yaitu maskapai asal Panama, Copa Airline SA dengan OTP 92,01 persen.

Baca Juga: Garuda Indonesia Diskon 71 Persen, Cek Promo Lengkapnya!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya