Airlangga Jamin 11 Kebutuhan Pokok Aman hingga Akhir Tahun

Impor pangan sempat terganggu saat Ramadan

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pasokan 11 kebutuhan pokok di dalam negeri aman hingga akhir tahun. Itu artinya kebutuhan di dalam negeri masih bisa dipenuhi.

"Kita melihat beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai, daging, daging ayam, gula pasir dan minyak goreng relatif perkiraannya sampai Desember masih relatif aman," ujarnya dalam acara Triple Helix Innovation for Sustainable Food System in Indonesia Amid Covid-19, Selasa (16/6).

1. Impor pangan sempat terganggu

Airlangga Jamin 11 Kebutuhan Pokok Aman hingga Akhir TahunIlustrasi impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Airlangga menambahkan, selama bulan Ramadan, impor pangan sempat terganggu akibat pandemik COVID-19. Sebab, beberapa negara yang merupakan mitra impor Indonesia melakukan lockdown.

"Jadi beberapa komoditas yang biasanya kita menaggantungkan diri dengan India, itu tidak bergerak sama sekali," ujar Airlangga.

Baca Juga: Kebijakan Impor Pangan Bisa Stabilkan Harga Pasar, Ini Sebabnya

2. Pasokan beras dan gula masih aman

Airlangga Jamin 11 Kebutuhan Pokok Aman hingga Akhir TahunIlustrasi Beras di Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

Airlangga memaparkan, pada Mei hingga Desember 2020 terdapat pasokan beras sebanyak 26,2 juta ton dengan kebutuhan sebesar 20,09 juta ton sehingga masih ada stok sebesar 6,1 juta ton di akhir tahun.

Sementara itu pasokan gula pasir diperkirakan mencapai 3,14 juta ton. Jumlah ini merupakan posisi stok akhir April 2020 sebesar 213.949 ton ditambah produksi dalam negeri sekitar 2,31 juta ton dan impor gula sebesar 612,011 ton. Adapun, kebutuhan gulanya mencapai 1,85 juta ton.

3. Pentingnya ketahanan pangan

Airlangga Jamin 11 Kebutuhan Pokok Aman hingga Akhir TahunIstimewa

Airlangga mengakui bahwa ketahanan pangan di tengah pandemik COVID-19 menjadi sangat penting. Untuk itu, kemandirian pangan perlu dilakukan guna meningkatkan ketahanan pangan di dalam negeri.

"Kemarin Thailand dan India sudah melarang ekspor, Vietnam juga melarang ekspor selama pandemik. Kalau kita mengandalkan ekspor itu agak sulit," tuturnya.

"Harga di 2020 ditekan dan terjadi demand shock. Ketahanan pangan harus melihat tiga sektor, ketersediaan , keterjangkauan dan kemanfaatan," tambahnya.

Baca Juga: Cegah Ancaman Krisis Pangan, Mentan Dorong Percepatan Tanam Padi  

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya