Apa itu Liabilitas dalam Bisnis? Ini Penjelasan dan Contohnya

Liabilitas sangat umum digunakna dalam operasional bisnis

Jakarta, IDN Times - Utang menjadi bagian tak terhindarkan dalam operasional bisnis. Lewat utang, bisnis mereka bisa berkembang pesat bila dikelola dengan baik. Sebaliknya, utang juga bisa menghancurkan perusahaan bila tidak dikelola dengan baik.

Nah, setiap utang yang dimiliki perusahaan tentu memiliki kewajiban untuk membayarnya. Kewajiban ini lah yang disebut dengan liabilitas.

Dikutip dari Investopedia, IDN Times bakal menjelaskan apa itu liabilitas. Yuk simak!

Baca Juga: Yang Masih Bingung, Ini Pengertian dan Fungsi Koperasi Simpan Pinjam

1. Pengertian liabilitas

Apa itu Liabilitas dalam Bisnis? Ini Penjelasan dan ContohnyaIlustrasi Utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Liabilitas adalah kewajiban perusahaan atau perorangan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, dengan memberikan manfaat ekonomi seperti uang, jasa atau barang.

Australian Accounting Standard Boards menyebutkan bahwa liabilitas merupakan pengorbanan yang dilakukan seseorang atau perusahaan guna mendapatkan manfaat ekonomi, dalam hal ini peningkatan aset, kekuatan modal maupun penghasilan.

Adapun contoh dari liabilitas adalah utang, pinjaman, hipotek, pendapatan yang ditangguhkan, obligasi, jaminan, dan beban lain yang masih harus dibayar.

Baca Juga: Penting! Ini Bedanya Utang Baik dan Utang Buruk

2. Jenis-jenis liabilitas

Apa itu Liabilitas dalam Bisnis? Ini Penjelasan dan ContohnyaIlustrasi Perjanjian (IDN Times/Arief Rahmat)

Liabilitas memiliki tiga jenis, yakni kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan kewajiban kontinjensi. Berikut penjelasannya:

A. Kewajiban lancar

Kewajiban lancar atau biasa disebut kewajiban jangka pendek, yaitu di mana kewajiban jatuh tempo selama siklus operasi normal atau satu tahun.

Beberapa contohnya adalah:

  • Utang dagang: Utang ini berasal dari transaksi pembelian barang atau jasa
  • Utang tagihan: Beban perusahaan yang belum dibayarkan secara tunai
  • Pendapatan di muka: Kondisi di mana perusahaan telah menerima penghasilan namun barang atau jasa belum sampai ke tangan pelanggan
  • Utang wesel: Pinjaman berbunga dengan masa tagihan kurang dari setahun
  • Utang dividen
  • Pajak Penghasilan (PPh)
  • Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
  • Utang gaji

B. Kewajiban tidak lancar atau jangka panjang

Kewajiban jenis ini memiliki tenggat waktu pembayaran yang lebih lama dari kewajiban jangka pendek, biasanya lebih dari setahun.

Jenis liabilitas ini biasanya ditempuh perusahaan karena perusahaan sedang mengembangkan bisnisnya dalam jangka panjang atau sedang membangun bisnisnya.

Uutang obligasi hingga utang wesel merupakan beberapa contoh dari kewajiban jangka panjang ini.

C. Kewajiban kontinjensi

Kewajiban jenis ini biasanya timbul akibat dari kejadian di masa lalu. Secara singkat, kewajiban kontinjensi dapat diartikan sebagai kewajiban berdasarkan kejadian luar biasa.

Kewajiban ini pun tidak dicatat dalam laporan keuangan secara aktual.

 

3. Cara menganalisis liabilitas perusahaan

Apa itu Liabilitas dalam Bisnis? Ini Penjelasan dan Contohnyaunsplash.com/AustinDistel

Rasio liabilitas sebuah perusahaan dapat dianilisis lewat dua cara, yakni rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio) dan rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio).

A. Rasio utang terhadap aset

Rasio ini digunakan untuk menganalisis utang pada semua aset yang dimiliki perusahaan. Perhitungan ini dilakukan dengan cara membandingkan total liabilitas dengan total aset perusahaan.

B. Rasio utang terhadap modal

Rasio ini bertujuan untuk membandingkan jumlah kewajiban dengan ekuitas atau modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Dalam analisis ini, jumlah utang tidak boleh melebihi jumlah modal yang dimiliki perusahaan. Itu artinya, semakin kecil persentase rasio ini, maka liabilitas perusahaan semakin baik.

 

Baca Juga: Tips Memulai Usaha Fotokopi bagi Pemula

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya