Bandara Komodo Ditargetkan Tampung 4 Juta Penumpang di 2030
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), diharapkan mampu menampung hingga 4 juta penumpang dalam 10 tahun ke depan atau 2030. Target itu diberikan usai pemerintah telah mendapat kepastian pemenang proyek pengembangan Bandara Komodo.
"Sesuai target pemerintah yang menginginkan kapasitas bisa meningkat 4 juta penumpang dalam waktu konsesi ini," kata Menteri Perhubungan Budi karya Sumadi dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/12).
Nantinya, peningkatan kapasitas bakal dilakukan dengan melakukan pengembangan terminal hingga landasan pacu.
"Jadi kita perluasan terminal sesuai dengan traffic yang akan berkembang. Ada investasi runway yang menjadi 2750 m2. Pesawat menengah yang A-300 bisa mendarat di Labuan Bajo. Sekarang ini 2.400 m2," tambahnya.
1. Pengembangan landasan pacu ditargetkan 2 tahun
Budi menyampaikan, pengembangan landasan pacu diharapkan bisa selesai dalam 2 tahun. Sementara itu pengembangan terminal akan dilakukan secara bertahap.
"Karena kita ingin mendapatkan penerbangan luar negeri potensial dari Tiongkok hingga Jepang," tuturnya.
Baca Juga: Liburan ke Pulau Komodo Bayar Rp14 Juta, Badan Otorita: Masih Dibahas
2. Kapasitas Bandara Komodo saya ini baru mampu menampung 600 penumpang
Editor’s picks
Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini mengungkapkan, saat ini Bandara Komodo hanya mampu menampung 600 ribu penumpang. Oleh karena itu pengembangan bisa meningkatkan kapasitas dan potensi pariwisata di wilayah tersebut.
"Sekarang ini baru 600 ribu. Diharapkan dalam 10 tahun (sudah meningkat 4 juta)," ungkapnya.
3. Pemenang lelang proyek pengembangan Bandara Komodo
Kementerian Keuangan bersama Kementerian Perhubungan mengumumkan pemenang proyek pengembangan Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Proyek ini dikerjasamakan lewat skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Ada lima konsorsium terpilih yang ikut lelang. Dari jumlah itu, sebanyak tiga di antaranya melanjutkan ke proses pengajuan dokumen penawaran. Ketiga konsorsium tersebut yaitu konsorsium CAS dengan anggota PT. Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd. (CAI) dan Changi Airports MENA Pte Ltd.
Kemudian, konsorsium Komodo yang beranggotakan PT. Angkasa Pura II (Persero), PT. Brantas Abipraya (Persero), PT. Adhi Karya (Persero), Citilink Indonesia dan Muhibbah Engineering). Terakhir, Konsorsium IWEG dengan anggota Egis, Wika Gedung, Interport dan PGN Solution.
Lelang proyek tersebut telah dimenangkan oleh konsorsium PT Cardig Aero Services Tbk, Changi Airport International PTE LTD, dan Changi Airports Mena PTE LTD.
"KPBU Labuan Bajo setelah melalui satu tahapan, setelah proses yang ketat, dengan suatu ketelitian kami terima kasih ke PII dan surveyor dan panel ahli. Maka diumumkan bahwa CAS dan Changi menjadi pemenangnya," ujarnya.
Baca Juga: Turis Tiongkok dan Prancis Paling Banyak Kunjungi Labuan Bajo