Bankir Jefferies Group Meninggal akibat Virus Corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pimpinan Keuangan Jefferies Group LLC, Peregrine "Peg" Broadbent meninggal dunia akibat infeksi virus corona atau COVID-19. Peg meninggal di usia 56 tahun.
Peg menjadi CFO perusahaan tersebut sejak tahun 2007 setelah 16 tahun di Morgan Stanley. Peg meninggalkan seorang istri dan empat anaknya.
“Hilangnya Peg sangat pribadi bagi kami karena dia adalah keluarga besar kami sendiri,” kata Kepala Eksekutif Jefferies Rich Handler dan Presiden Brian Friedman dalam sebuah pernyataan bersama yang dikutip IDN Times dari Business Insider, Senin (30/3).
1. Menjadi kasus pertama tokoh keuangan yang meninggal akibat virus corona
Wafatnya Peg menjadi kasus pertama diantara tokoh-tokoh keuangan dunia. Lebih dari 30.000 kematian telah diidentifikasi di seluruh dunia dalam kasus pandemi virus corona, yang berasal dari Tiongkok pada Desember lalu.
Amerika Serikat menjadi negara yang mengalami peningkatan signifikan dalam sebulan terakhir. Ada 141.854 orang dan korban meninggal sebanyak 2.475 jiwa di Negeri Paman Sam.
2. Virus corona menewaskan 33.956 orang di seluruh dunia
Editor’s picks
Baca Juga: IDI Benarkan Dokter Djoko Meninggal Akibat Tangani Pasien Virus Corona
Badai virus corona atau COVID-19 di seluruh dunia belum mereda hingga saat ini. Korban terus berjatuhan baik yang dipastikan positif terinfeksi maupun yang meninggal dunia karena virus asal Wuhan, Tiongkok, itu. Data terbaru yang dirilis worldometers pada Senin (30/3), korban meninggal dunia di seluruh dunia mencapai 33.956 orang.
Jumlah korban meninggal masih didominasi dari Italia dengan 10.779 kematian dan Spanyol 6.803 kematian. Sementara, korban meninggal di Tiongkok mencapai 3.300 orang.
3. Amerika Serikat menjadi episentrum baru pandemik virus corona di dunia
Sementara, Amerika Serikat menduduki posisi teratas dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di dunia. Bahkan, angkanya mencetak rekor baru dengan jumlah 141.854 orang telah terinfeksi.
Pola ini sesungguhnya sudah terlihat ketika Negeri Paman Sam mengambil alih Tiongkok dan menjadi negara dengan kasus positif COVID-19 paling banyak di dunia. Presiden Donald Trump mengatakan hal itu merupakan dampak dari dilakukan tes massal.
Jumlah kasus positif yang dicatat AS terpaut 60.415 angka, dengan Tiongkok sebagai episentrum pertama virus corona.
Baca Juga: Menteri Jerman Bunuh Diri Diduga Terkait Krisis Ekonomi COVID-19