Berdiri di Sebelah Nadiem, Sri Mulyani: I'm Old Now
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah mengumumkan menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM). Pelantikan berlangsung Rabu pekan lalu.
Ada pengakuan dari seorang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat berdiri di dekat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
"Saya berdiri dengan Nadiem, saya realize i'm old now," ujarnya dalam acara Festival Transformasi 2019 di Aula Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (29/10).
1. Perubahan adalah pasti
Saat menyadari hal itu, Sri Mulyani mengatakan bahwa perubahan itu merupakan sebuah kepastian. Dia mengingatkan kepada seluruh jajarannya agar bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
"Disumpah di sebelah menteri yang sangat muda, membuat saya seperti terusik (harus berubah). Mengingatkan kepada kemenkeu, punya mentri yang sama, dan wamen dari dalam, terus hidupnya tenang aja. You better change atau kamu punah," tuturnya.
Baca Juga: Alasan Jokowi Duetkan Airlangga-Sri Mulyani Jadi Menteri Tim Ekonomi
2. Dorong perubahan lebih efektif
Editor’s picks
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan bahwa dirinya bakal terus menanamkan semangat perubahan untuk menjadi lebih efektif. Dia juga mengingatkan bahwa perubahan itu bakal berhubungan berkaitan dengan teknologi.
"Dengan bantuan teknologi, perubahan bisa dilakukan dengan mudah dan mungkin painless painful," tegas dia.
3. Alasan Jokowi pilih Nadiem jadi Mendikbud
Presiden Jokowi telah menepati janjinya untuk melibatkan Millennial di jajaran kabinetnya. Masih berusia 35 tahun, Nadiem Makarim menjadi salah satu Millennial yang ditunjuk sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju. Pendiri dan mantan CEO Gojek itu dilantik Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Rabu (23/10) lalu.
Sehari setelah pelantikan, Jokowi pun menjelaskan alasannya memilih Nadiem. Dia meyakini, sosok Nadiem Makarim mampu menjawab tantangan di era disrupsi saat ini.
"Kita sekarang berada di era disrupsi, era yang sulit dihitung, era sulit dikalkulasi, era yang penuh risiko-risiko, oleh sebab itu perlu menyongsong masa depan itu, perlu sebuah penguasaan data. yang memiliki pengalaman bagaimana mengelola sebuah data, sehingga bisa memprediksi masa depan seperti apa," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10).
Baca Juga: Diragukan Jadi Mendikbud, Ini Jawaban Lugas Nadiem Makarim