Biaya Reklamasi Mahal, Lubang Tambang di IKN Lebih Baik Dimanfaatkan

Biaya reklamasinya bisa mencapai miliaran

Jakarta, IDN Times - Wilayah ibu kota negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar) disebut memiliki 109 lubang tambang. Direktur SEAMEO Biotrop Irdika Mansur menyebut perbaikan melalui reklamasi untuk lubang-lubang itu mahal.

"Hitung-hitungannya untuk menutup lubang tambang seluas 20 hektar butuh (biaya) Rp100 miliar," ujarnya dalam Dialog Nasional VI Pemindahan Ibu Kota Negara di Kementerian PPN, Jakarta, Selasa (11/2).

1. Lubang tambang lebih baik dimanfaatkan daripada di reklamasi

Biaya Reklamasi Mahal, Lubang Tambang di IKN Lebih Baik DimanfaatkanDok.IDN Times/Istimewa

Baca Juga: Ratusan Lubang Tambang Emas Ditutup tapi Belum Ada Tersangka

Biaya yang mahal itu, kata Irdika, lebih baik digunakan untuk pemanfaatan lubang tambang. Bentuknya bermacam-macam, bisa untuk lokasi wisata maupun untuk bisnis di bidang perikanan.

"Jadi lubang tambang tadi dari Rp100 miliar, Rp20 miliar-Rp25 miliar pakai saja untuk desain pariwisata atau perikanan. Kalau perusahaan tambang itu sudah penuh dengan ikan," tutur dia.

Selain itu, lubang tambang juga bisa dimanfaatkan untuk cadangan air. Soal kekhawatiran tentang kualitas airnya, Irdika menilai hal itu bisa diselesaikan.

"Bisa dinetralkan. Kita punya banyak ahli, kita belum memanggil mereka saja. Dan jangan lupa kalau nanti ada kebakaran itu helikopter turun ke void," tambah Irdika.

2. Reklamasi lubang tambang dinilai untungkan alat-alat berat

Biaya Reklamasi Mahal, Lubang Tambang di IKN Lebih Baik DimanfaatkanSalah satu alat berat beko yang digunakan untuk penambangan ilegal (Dok. Polres Pidie)

Irdika menambahkan, reklamasi lubang tambang juga dinilai hanya menguntungkan alat berat. Sebab, reklamasi itu akan dioptimalkan untuk pembangunan proyek lainnya.

"Apakah perusahaan menutup (lubang tambangnya)? Iya. Menurut ESDM ada 200 hektar lebuh ditutup. Kalau ditutup lalu buat apa? Tanam jagung? Breakevent poinnya baru 2.500 tahun. Kalau ditutup siapa diuntungkan? Ya alat berat," kata dia.

3. WALHI tolak lubang bekas tambang dijadikan tempat wisata

Biaya Reklamasi Mahal, Lubang Tambang di IKN Lebih Baik DimanfaatkanIDN Times/Yuda Almerio

Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi Eksekutif Nasional WALHI, Zenzi Suhadi tidak setuju lubang bekas tambang dijadikan sebagai tempat wisata. Menurut dia, pemerintah lebih baik fokus melihat berapa banyak konsesi tambang yang ada di wilayah IKN.

"Terkait dengan tambang di sini saya pikir konsentrasi negara jangan lihat berapa lubangnya. Tapi dilihat berapa banyak konsesi tambang di sana. Kalau lubang tambang regulasi kita sudah ketat bahwa perusahaan harus menutup itu. Saya gak setuju kalau itu dijadilan tempat wisata," ujarnya.

 

Baca Juga: Periode 2 Jokowi, Menanti Keadilan & Reklamasi 1.735 Lubang Tambang

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya