Bos Bukalapak Bantah Produk Impor di E-Commerce Capai 94 Persen

Padahal porsi produk impor maupun lokal cukup seimbang

Jakarta, IDN Times - Serbuan produk impor dari Tiongkok yang dijual di e-commerce sempat heboh beberapa waktu lalu. Masyarakat bahkan sempat menuding pemerintah kecolongan dan tidak perduli dengan produk dalam negeri.

Bahkan, total produk impor yang dijual di e-commerce mencapai 94 persen. CEO & Founder Bukalapak Achmad Zaky membantahnya. Hal itu disampaikan pada sesi Inclusive DIgital Economy Accelerator Space (IDEAS) di Indonesia Development Forum (IDF) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (23/7).

1. Jumlah produk impor dan lokal seimbang

Bos Bukalapak Bantah Produk Impor di E-Commerce Capai 94 PersenIDN Times/Dhidi Hariadi

Menurut Zaky, baik produk impor maupun produk lokal yang saat ini dijual di e-commerce porsinya seimbang. Artinya, 50 persen produk merupakan berasal dari dalam negeri dan 50 persennya merupakan impor. "Kalau di cek dari luar negeri sekitar 50-50 persen, nggak sampai 94 persen," ujarnya.

Baca Juga: Apkasi Gandeng Bukalapak untuk Online-kan UKM Daerah ke Pasar Global

2. Refleksi dari penjualan offline

Bos Bukalapak Bantah Produk Impor di E-Commerce Capai 94 PersenIDN Times / Auriga Agustina

Menurut pria lulusan Institute Teknologi Bandung (ITB) ini, banyak produk impor di e-commerce merupakan cerminan dari produk-produk yang dijual di offline shop atau toko fisik. Sebab, tidak bisa dipungkiri jika saat ini produk impor juga membanjiri toko-toko fisik di Tanah Air.

"Kalau liat di pasar Tanah Abang, kayak batik ya bisa aja impor, kemudian mainan, dan lain-lain. ini masalah nasional," kata dia.

3. Produk impor dinilai Zaky sebagai dilema

Bos Bukalapak Bantah Produk Impor di E-Commerce Capai 94 PersenIDN Times/Hana Adi Perdana

Zaky tak memungkiri soal keberadaan produk impor tersebut. Namun, dirinya menilai keberadaan produk impor juga menjadi dilema bagi pihaknya maupun para pelapak (sebutan pedagang yang berjualan di Bukalapak). Sebab, banyak pertimbangan khususnya bagi para pelapak untuk menjual produk dari Indonesia 100 persen.

"Ini dilema sebenarnya. Bukalapak sendiri itu sebuah platform yang interestnya disana terjadi perdagangan. Kalau menjurus 100 persen produk Indonesia mereka nggak bisa dagang," ujarnya.

Baca Juga: Bakal Kolaborasi, Apkasi dan Bukalapak Ajak UMKM 416 Daerah Go Digital

4. Lebih efektif dan efisien

Bos Bukalapak Bantah Produk Impor di E-Commerce Capai 94 PersenIDN Times/Aan Pranata

Di sisi lain, para pedagang menilai produk impor khususnya dari Tiongkok menawarkan hal yang efektif dan efisien secara nominal serta waktu. Kendati begitu, Zaky mengaku pihaknya telah memberikan masukan kepada pemerintah untuk solusi atas masalah tersebut. Dia berharap agar ke depannya produk-produk Indonesia bisa bersaing dengan produk-produk asal Tiongkok.

"Ini sudah kami sampaikan ke pemerintah sudah terjadi cross border, produk-produk dari China kalau di market place lain bahkan penjualannya 30-40 persen dari luar negeri. dulu yang sampainya 1 bulan sekarang 1 minggu lho. Bahkan dengan harga yang lebih murah," tegasnya.

Baca Juga: Bos Bukalapak Bicara Serbuan Produk Impor di E-Commerce

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya