Di Depan Anies dan Ridwan Kamil, Luhut: Tidak Boleh Saling Menyalahkan

Luhut juga sampaikan pesan tersebut ke sesama rekan menteri

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau semua pihak saling bahu membahu dalam penanganan COVID-19. Dia meminta jangan ada sikap saling menyalahkan di tengah kondisi yang disebutnya extraordinary ini.

"Kita berharap kita semua kompak, agar kita padu terintegrasi menyelesaikan masalah ini. Tidak boleh ada salah-menyalahkan. Kalau ada kekurangan di satu tempat, satu teman, kita saling memperbaiki. Tidak dalam suasana untuk merasa paling baik dalam konteks ini," kata Luhut saat Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Jabar dengan PT SMI tentang Pinjaman Pemulihan Ekonomi, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (27/7/2020).

Sambutan itu disampaikan peserta yang hadir baik di lokasi maupun melalui secara virtual melalui video conference. Adapun peserta yang hadir dalam acara tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta direksi PT SMI dan empat direktur BPD.

1. Luhut minta Indonesia tiru Jerman

Di Depan Anies dan Ridwan Kamil, Luhut: Tidak Boleh Saling MenyalahkanMenko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) berbincang dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan (kiri) sebelum mengikuti rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Indonesia dapat meniru Jerman, Rusia, dan Taiwan dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional akibat terdampak pandemik COVID-19. Ketiga negara tersebut dinilai bisa menjadi role model dalam melakukan penanganan COVID-19.

"Jadi akibat terpadu demikian maka Jerman, Taiwan, Rusia dikategorikan sebagai negara yang cepat recover dari keadaan ini. Oleh karena itu kita harap semuanya agar kita kompak padu," tegas mantan Kepala Staf Presiden ini.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Sri Mulyani Beri Utang ke Anies dan Ridwan Kamil

2. Luhut juga ajak semua pihak bangkitkan ekonomi

Di Depan Anies dan Ridwan Kamil, Luhut: Tidak Boleh Saling MenyalahkanIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Luhut optimistis bila semua pihak mampu berjalan beriringan, maka upaya pemulihan ekonomi nasional dalam penanganan dampak COVID-19 bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian, ancaman resesi yang melanda Indonesia juga bisa dihindari.

"Sekali lagi saya berharap dengan program ini menjadi bagus dan tidak terperosok pada keadaan sekarang ini. Saya yakin itu bisa dilakukan, karena teamwork kita dari waktu ke waktu makin baik," imbuh Luhut.

3. Pulihkan ekonomi, Anies dan Ridwan Kamil utang ke PT SMI

Di Depan Anies dan Ridwan Kamil, Luhut: Tidak Boleh Saling MenyalahkanIlustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai informasi, Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat merupakan pemda terdepan yang memanfaatkan pinjaman PEN daerah ini. Perjanjian tersebut sebagai bentuk dukungan atas usulan kebutuhan pembiayaan penanganan COVID-19 dan pemulihan kegiatan ekonomi di DKI sebesar Rp12,5 triliun dan Jawa Barat sebesar Rp4 triliun.

Untuk DKI Jakarta, naiknya defisit disebabkan oleh turunnya PAD dan adanya realokasi dan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Melalui pinjaman daerah, Pemprov DKI mengajukan usulan pinjaman yaitu sebesar Rp4,5 triliun (tahun 2020) dan Rp8 triliun (tahun 2021).

Anggaran tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang terkendala dana, utamanya sektor pelayanan air minum, pengendalian banjir, pengolahan sampah, transportasi, pariwisata, dan olah raga.

Sementara itu, Pemprov Jawa Barat mengajukan pinjaman sebesar Rp1,9 triliun (tahun 2020) dan Rp2,01 triliun (tahun 2021). Anggaran tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur di antaranya infrastruktur sosial seperti rumah sakit, puskesmas, fasilitas kesehatan dan infrastruktur logistik seperti jalan atau jembatan provinsi dan kabupaten atau kota.

Selain itu juga pembangunan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah/rutilahu (MBR), penataan kawasan khusus seperti alun-alun, destinasi wisata, creative center, serta infrastruktur lingkungan seperi irigasi dan drainase.

Baca Juga: Anggaran PEN Bengkak Jadi Rp677,2 T untuk Penanganan Virus Corona

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya