Ekonom Sebut Kebijakan Kartu Prakerja Jokowi Kecepetan!

Perlu data yang lebih mutakhir

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo bakal segera merealisasikan program Kartu Prakerja. Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Tauhid menilai Kartu Prakerja Jokowi terlalu cepat untuk direalisasikan.

Pemerintah disarankan untuk terlebih dahulu memperkuat basis data agar lebih tepat sasaran sebelum menjalankan program yang diperkirakan ada dua juta orang tersebut.

“Untuk Kartu Prakerja tahun depan terlalu cepat, bangun database saja perlu waktu satu sampai dua tahun,” ujarnya dalam diskusi di kantor INDEF, Jakarta, Senin (19/8).

1. Perlu harmonisasi berbagai pihak yang terlibat

Ekonom Sebut Kebijakan Kartu Prakerja Jokowi Kecepetan!Ilustrasi bps IDN Times/Hana Adi Perdana

Lebih lanjut, Tauhid mengatakan penguatan basis data perlu didukung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan kementerian terkait. Tanpa adanya harmonisasi, dia menilai sulit mendapatkan data yang mutakhir. “Paling gak melibatkan BPS untuk Kartu Prakerja kemudian melibatkan industri terkait, industri yang memang mengalami PHK dan sebagainya," ujarnya.

Industri, kata dia, harus melapor ke Kementerian Ketenagakerjaan atau dinas-dinas terkait. "Itu harus punya database, disinkronkan karena kalau tidak ada eligilibility, siapa yang berhak akan jadi pertanyaan dan akan jadi masalah di kemudian hari terkait pertanggung jawaban,” sambungnya.

2. Koordinasi perlu ditingkatkan

Ekonom Sebut Kebijakan Kartu Prakerja Jokowi Kecepetan!IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Selain itu, Tauhid menyebut kesuksesan penerapan kebiajakan Kartu Prakerja perlu didukung oleh koordinasi antar kementerian. Tanggung jawab program tersebut tidak serta merta menjadi milik Kementerian Ketenagakerjaan (kemenaker) saja.

“Itu kan ada Dirjen Binalatas (Kemenaker) ada unit menangani itu. Tapi dia harus punya fungsi koordinatif dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Perindustrian. Paling tidak kementerian itu, koordinasi tidak cukup hanya level Kemenaker tapi ditingkatkan lagi. Kementerian Koordinator dan juga harus harus melibatkan Bappenas untuk perencanaan Kartu Prakerja itu sendiri,” tuturnya.

3. Perlu ada prioritas untuk menentukan penerima kartu

Ekonom Sebut Kebijakan Kartu Prakerja Jokowi Kecepetan!IDN Times/Muhamad Iqbal

Tauhid juga membeberkan kriteria yang tepat untuk penerima manfaat Kartu Prakerja. Menurut dia, penerima manfaat harus diutamakan pada pekerja yang mendapatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa diberikan pesangon. Tidak hanya itu, lulusan SMA juga bisa mendapat prioritas untuk menikmati program Kartu Prakerja.

“Jangan sampai yang tadi misal baru lulus SMA atau misal menganggur sudah sekian lama mendapatkan kartu, menurut saya mereka boleh mendapatkan pelatihan dan sebagainya, tapi income benefit-nya harus ada prioritas orang yg kena PHK, tapi catatan data base harus sudah ada."

"Harus bisa diverifikasi. Karena nggak mungkin, siapa yang bisa dikatakn sebagai penganggur dan kena PHK? Paling yang mungkin adalah pekerja formal. Sementara pekerja informal hari ini kerja jadi buruh, ojek, dan sebagainya bisa dapetin tidak? Tidak bisa. Nah itu harus dibatasi, kriteria harus dibangun,” terangnya.

Baca Juga: Lawan 3 Kartu Jokowi, Sandiaga: Kita Hanya Butuh KTP Elektronik

4. Kartu Prakerja berpotensi disalahgunakan

Ekonom Sebut Kebijakan Kartu Prakerja Jokowi Kecepetan!Dok.IDN Times

Dikatakan Tauhid, penerapan kebijakan program Kartu Prakerja juga berpotensi disalahgunakan. Oleh karena itu, penerapan yang terlalu buru-buru justru malah membuat program tersebut menjadi tidak optimal.

“Terlalu dini, menurut saya bertahap, boleh dilakukan dulu tahun 2020 tapi pendataan harus dilakukan terlebih dahulu, verifikasi uji coba, baru bisa meluas. Kalau belum ada uji coba Kartu Prakerja, data belum di konfirmasi, belum divalidasi langsung ke seluruh Indonesia, menurut saya akan berantakan, tujuannya moral hazard ketimbang mendorong manfaat sosial dari Kartu Prakerja tadi,” tutup dia.

Baca Juga: Demi Dapat Kartu Pra Kerja Jokowi, Pria Ini Pilih Gantung Ijazah

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya