Ekonomi RI Cuma 2,97 Persen, BPS: Terparah Sejak 2001
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I 2020 sebesar 2,97 persen. Angka ini turun signifikan dibandingkan kuartal IV 2019 yang sebesar 4,97 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ini merupakan yang terendah sejak 2001. "Tetapi ini tidak bisa dibandingkan seperti itu karena situasi yang dihadapi berbeda, diliputi ketidakpastian," ujarnya dalam video conference, Selasa (5/5).
1. Fakta capaian pertumbuhan ekonomi di 2001
Dikutip IDN Times dari data BPS, pada 2001, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 3,32 persen.
Rinciannya, triwulan I sebesar 4,80 persen, triwulan II sebesar 3,79 persen, triwulan III sebesar 3,15 persen dan triwulan IV sebesar 1,60 persen.
Baca Juga: Skenario Terburuk, Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 0,4 Persen
2. Struktur PDB Indonesia kuartal I 2020 berdasarkan kelompok pengeluaran
Berikut struktur PDB kuartal I-2020 berdasarkan kelompok pengeluaran:
Konsumsi Rumah Tangga: 2,84%
Editor’s picks
PMTB: 1,70 persen
Ekspor: 0,24 persen
Impor: -2,19 persen
Konsumsi Pemerintah: 3,74 persen
Konsumsi LNPRT: -4,91 persen
3. Moody's prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dari krisis 1998
Lembaga pemeringkat Moody's memprediksi, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih buruk dari krisis ekonomi pada 1998-1999 lalu.
"Meskipun tumbuh moderat di kuartal pertama, penutupan sebagian wilayah di Jakarta dan kawasan Jawa lainnya yang menjadi pusat kegiatan ekonomi di Indonesia, itu mengindikasikan perlambatan ekonomi akan cepat meluas," kata VP Senior Analyst Moody's, Anushka Shah, dalam laporannya.
Moody's melaporkan, ekonomi Indonesia diprediksi hanya tumbuh 3 persen pada tahun ini, dan akan kembali membaik menjadi 4,3 persen pada 2021.
"Nilai tukar rupiah terhadap dolar (Amerika Serikat) juga telah terdepresiasi 20 persen sejak Februari lalu dampak COVID-19, dan lonjakan imbal hasil obligasi akan berdampak meluas, terlebih jika berkepanjangan," kata Anushka.
Baca Juga: Diserang Virus Corona, Pertumbuhan Ekonomi RI Mandek di 2,97 Persen