Fakta-fakta Love-Hate Relationship Sriwijaya-Garuda

Putus-nyambung kayak kisah ABG~

Jakarta, IDN Times - Romantisme PT Sriwijaya Air dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami pasang surut. Kedua maskapai kerap "putus nyambung" dalam kerja sama yang terjalin. 

Kabar paling anyar, hubungan keduanya kembali memanas. Sriwijaya Air memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan Garuda. Hal itu berimbas pada operasional Sriwijaya Air yang terganggu, Kamis (7/11) lalu.

Sebelas penerbangan terjadwal Sriwijaya Air terpaksa dibatalkan dan empat lainnya mengalami penundaan. Konsumen pun berang karena dirugikan. Usut punya usut, gangguan penerbangan itu disebabkan pihak Garuda Indonesia memutus hubungan kerja sama.

"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah menimbulkan ketidaknyamanan atas gangguan jadwal penerbangan Sriwijaya Air," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena belum lama ini. 

Seperti apa memanas-mendinginnya hubungan mereka selama ini? Ini fakta-fakta yang dirangkum IDN Times tentang perjalanan hubungan Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia.

1. Kisah Garuda-Sriwijaya dimulai akhir 2018

Fakta-fakta Love-Hate Relationship Sriwijaya-Garuda(DIrut Garuda Indonesia Ari Askhara) IDN Times/Candra Irawan

Garuda Indonesia mengakuisisi Sriwijaya Air lewat kerja sama operasional (KSO) pada awal triwulan IV-2018. Keseluruhan operasional Sriwijaya Group termasuk finansial akan berada di bawah pengelolaan dari KSO tersebut. 

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengungkapkan bahwa Sriwijaya secara teknikal pada saat itu 'bangkrut'. Perusahaan tersebut memiliki utang sebesar US$58 juta kepada Garuda Indonesia dan Rp1,6 triliun kepada BUMN.

Dengan kondisi keuangan Garuda pada saat itu yang tengah morat-marit, perseroan akhirnya melakukan KSO dalam jangka waktu 12 tahun dengan opsi pengambilalihan saham minimum 51 persen dalam waktu 5 tahun. 

Baca Juga: Sriwijaya Air Ogah Balikan dengan Garuda Indonesia

2. Terjadinya wanprestasi hingga perombakan

Fakta-fakta Love-Hate Relationship Sriwijaya-Garudadok. IDN Times / Istimewa

Hubungan keduanya mulai memanas saat terjadi wanprestasi atau ingkar janji kerja sama antara Garuda dan Sriwijaya Air. Hal itu ditandai dengan gugatan yang dilayangkan oleh penerbangan berbiaya hemat PT Citilink Indonesia kepada Sriwijaya Group. Gugatan itu dilayangkan lantaran Sriwijaya Air diduga ingkar janji atas perjanjian kerja sama bisnis pada 29 September 2019. 

Tidak hanya itu, Sriwijaya juga 'bersih-bersih' manajemen. Orang-orang Garuda yang ada di Sriwijaya Air didepak. Sebut saja Josep Adrian Saul yang dicopot dari jabatan Direktur Utama Sriwijaya Air. Lalu, Harkandri M Dahler selaku Direktur Human Capital and Service Sriwijaya Air dan Joseph K Tendean selaku Direktur Komersial Sriwijaya Air juga ikut dicopot.

3. Rujuk kembali awal Oktober 2019

Fakta-fakta Love-Hate Relationship Sriwijaya-GarudaSriwijaya Air

Garuda Indonesia Group sepakat melakukan kerja sama manajemen (KSM) dengan Sriwijaya Air Group, setelah sebelumnya sempat terjadi dispute (perselisihan) di antara keduanya. Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra yang mewakili Garuda Indonesia Group mengatakan kesepakatan KSM itu dalam hal meningkatkan safety kelaikan penerbangan pesawat milik Sriwijaya Group. 

"Jadi dengan kesepakatan KSM ini kami pihak Garuda dan Sriwijaya Air pemegang saham berharap dengan momentum yang baik ini dapat menjadi titik turning poin. Kita kembali lagi senantiasa pertama mengedepankan safety kelaikan sriwijaya air kita prioritas," tuturnya di Tangerang, Selasa (1/10).

Sebelumnya, beredar kabar bahwa seluruh pesawat Sriwijaya Group tidak laik beroperasi. Salah satu penyebabnya yaitu karena suku cadang kurang atau terbatas.

4. Garuda ceraikan Sriwijaya

Fakta-fakta Love-Hate Relationship Sriwijaya-GarudaIDN Times/Sunariyah

Garuda menyatakan kembali memutuskan kerja sama dengan Sriwijaya Air Group. Perusahaan pelat merah tersebut mengungkap ‘bercerai’ kembali karena beberapa hal yang belum diselesaikan.

“Sriwijaya tidak lagi menjadi anggota Grup Garuda Indonesia. Hubungan Garuda dan Sriwijaya akan dilanjutkan menjadi bisnis ke bisnis,” ujar Direktur Pemeliharaan dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto dalam keterangan resmi, Kamis (7/11).

Gapura Angkasa menghentikan layanan kebandarudaraan seperti ground handling dan penunjang penerbangan ke maskapai Sriwijaya Air dan Nam Air terhitung mulai Rabu (6/11). Alasannya, Sriwijaya Air dan Nam Air belum memenuhi kewajibannya kepada Gapura Angkasa. Hal ini yang kemudian menyebabkan sebelas penerbangan dibatalkan dan empat lainnya ditunda.

Menanggapi itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bakal memanggil dua maskapai tersebut. Dirinya bakal berbicara dengan keduanya agar 'rujuk' kembali. "Ya biarin nanti kita ajak kita panggil kita cari (jalan keluar) jangan sampai pecah kongsi," ujarnya di Jakarta, Kamis (7/11).

5. Sriwijaya putuskan tak rujuk dengan Garuda

Fakta-fakta Love-Hate Relationship Sriwijaya-GarudaSriwijaya Air

Kisruh keduanya akhirnya membuat Sriwijaya memilih untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Garuda. Padahal, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan telah mengatakan bahwa kedua maskapai sepakat untuk memperpanjang kerja sama hingga tiga bulan ke depan. 

Namun Sriwijaya Air memtusukan untuk tidak memperpanjang kerja sama. Kuasa hukum sekaligus salah seorang pemegang saham PT Sriwijaya, Air Yusril Ihza Mahendra, membenarkan bahwa pihaknya sedang menyiapkan langkah untuk mengakhiri kerja sama manajemen dengan Garuda Indonesia Group (GA Group).

Langkah tersebut diambil karena ada instruksi mendadak dari GA Group kepada semua anak perusahaannya--GMF, Gapura Angkasa, dan Aerowisata, untuk menagih pembayaran cash di muka atas pelayanan mereka kepada Sriwijaya pada Kamis (7/11). Jika Sriwijaya tidak membayar cash di muka, anak-anak perusahaan diperintahkan agar tidak memberikan pelayanan service dan maintenance apa pun kepada Sriwijaya.

"Sriwijaya menolak perubahan sistem pembayaran yang tidak fair ini dan menganggap GA sengaja ingin melumpuhkan Sriwijaya. Akibat instruksi mendadak itu, terjadi kekacauan pada sebagian besar penerbangan Sriwijaya hari Kamis 7 November kemarin karena terhentinya pelayanan oleh anak-anak perusahaan GA Group," ujar Yusril.

Sriwijaya menganggap kerja sama dengan GA Group selama ini merugikan kepentingan Sriwijaya karena terlalu banyak konflik kepentingan antara anak-anak perusahaan GA dengan Sriwijaya.

"Performance Sriwijaya tidak bertambah baik di bawah manajemen yang diambil alih oleh GA Group melalui Citilink. Perusahaan malah dikelola tidak efisien dan terjadi pemborosan yang tidak perlu," tambahnya.

Baca Juga: Sriwijaya Pilih Cerai dengan Garuda, Kemenhub Tingkatkan Pengawasan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya